part 23
Lucian yang merasa bosan di hotel pun berjalan keluar dan tempat tujuannya tentu saja toko bunga Hana. Diam-diam dia mendekat ke toko bunga ini untuk melihat Hana. Saat itu juga dia melihat Hana yang meringkuk di lututnya dan menangis dan lagi tokonya yang berantakan.
"Hana.."
Panggil Lucian dibalik kaca dinding toko Hana. Lucian yang tidak sabaranpun pada akhirnya masuk karena mengkhawatirkan Hana.
Ting..
Hana mendengar suara pintunya. Dia pun mengangkat wajahnya dan mengatakan
"Maaf, aku akan menutup tokoku. Silahkan datang lagi nanti."
Ucapnya dengan suara parau karena sehabis menangis. Lucian membatu melihat bibir Hana yang berdarah.
Dia ingin sekali memeluk tubuh yang bergetaran karena takut itu. Dia ingin berada di sisinya, dia ingin bersama Hana melindungi dan menemaninya.
Tapi.. apa yang bisa dia lakukan pada Hana? Hanya bersamanya tidak akan bisa meringankan beban Hana pada lintah darat itu.
Lucian membuka pintu dan menutupnya kembali. Hana pikir orang itu telah pergi tetapi nyatanya Lucian masih berdiri di sana dan melihat nanar Hana.
Hana kembali menangis hingga puas, setelah itu dia segera membersihkan tokonya dengan lesu. Entah berapa bunga yang dihancurkan rentenir itu, Hana merasa kasihan dengan bunga-bunganya yang begitu malang dan hancur ditangan orang tidak bertanggung jawab.
Hana memunguti tanamannya tanpa peduli beling yang melukainya karena dia meraba-raba tanamannya di lantai. Lucian tidak kuat melihatnya, dia ingin memanggilnya tapi dia tidak dapat bersuara. Pada akhirnya dia pun membantu Hana dengan diam. Dia memunguti beling-beling didekat Hana dan mendekatkan bunga-bunganya agar Hana dapat menggapainya.
Disaat-saat begini, hanya bunga yang kau pedulikan.
Lucian menatapnya dan masih fokus meraba di lantai. Setelah merasa tidak ada tanaman lagi dia pun segera mencari tempat untuk menyimpannya. Setelahnya dia pun membersihkan tanahnya, Lucian sedikit menjauh.
Hana pun kembali ke lantai 2 untuk membersihkan diri.
Dia lupa mengunci pintunya. Bagaimana kalau orang lain masuk?
Pikir Lucian mengunci pintu depannya. Dia pun mengikuti Hana dengan diam seperti bayangan.
Hana membuka pintunya dan tidak dia tutup kembali sehingga Lucian bisa masuk dengan mudah. Tempat yang dituju langsung adalah kamar mandi. Lucian pun duduk dilantai sambil memandang kamar mandi. Tidak lama setelahnya pintu kembali terbuka. Dia melihat Hana yang bertelanjang dada dengan handuk dipinggang dan rambut yang basah. Lucian meneguk ludah menahan nasfu birahinya setelah melihat tubuh Hana. Hana segera memakai pakaian dalamnya dan kemeja panjang yang bisa menutupi tubuh kecilnya segera masuk futon.
Hana kau tidak mengobati lukamu? Bagaimana dengan makanmu?!
Teriak Lucian dalam hati melihat Hana sudah kembali ke futon dan terlihat lelah karena lama menangis.
Lucian juga tertidur di lantai, paginya dia terbangun dan melihat Hana sudah bersiap-siap dan akan pergi. dia bergegas keluar dari ruangan dan tokonya sebelum ketahuan Hana.
Dia pun menunggu Hana di depan pintu.
Mau kemana dia?
Tanya Lucian. Taksi datang setelah dia keluar dari toko.
Aku lupa mengunci pintu.
Pikir Hana sebelum masuk ke dalam mobil.
"Tolong ke pantai yang sepi pengunjung."
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are The One I Love
Romance"Onii chan..Onii chan...Jangan sedih.." Ucap bocah kecil itu sambil tersenyum manis. "Onii chan kenapa menangis?" Tanyanya lagi dengan wajah sedih "Onii chan baru saja kehilangan ibu onii chan.." "Jangan menangis onii chan.. ibu onii chan pasti suda...