part 5
Tsuzuki hanya menatap datar penjelasan gurunya yang membosankan. Dia membaringkan kepalanya ke meja dan memandang keluar jendela sambil mengingat Shira. Senyumnya pada saat itu mengalun di kepalanya seperti sebuah perputaran film dilayar kaca. Sesaat wajah senangnya hilang mengingat apa yang telah terjadi padanya akhir-akhir ini. Saat ini mungkin hanya hal kecil, tapi suatu hari akan membahayakan dirinya. Membayangkan semua itu membuatnya kesal. Apalagi dia tidak bisa bersamanya setiap saat. Apa yang harus dia lakukan disaat-saat begini?
Dia memikirkannya hingga bel tanda istirahat berbunyi, dengan buru-buru dia kembali ke kelas shira untuk mengajaknya makan bersama. Tapi yang dia temukan hanyalah kursi kosong yang kotor dan meja yang penuh coretan hina. Amarahnya memuncak dan mencampakkan meja di depannya ke hadapan semua murid di sana.
"Siapa yang melakukannya?!"
Teriaknya memandang kejam ke semua orang yang mulai ketakutan.
"Siapa yang melakukan hal ini! Kalau berani kemarilah. Jangan hanya jadi pengecut dan bersembunyi! Keluarlah kalian! Jika kutemukan kalian akan kuhancurkan satu persatu. Ingat hal itu!"
Pesannya sebelum meninggalkan mereka.
Shira dimana kau sekarang?
Tsuzuki mencari-cari Shira di mana-mana dan tidak dia temukan. Dia merasa frustasi saat ini karena tidak menemukannya.
Dimana kau berada Shira?
Tsuzuki menatapi dirinya dikaca dan membasahi wajahnya dengan air wastafel yang menyala. Dia sangat frustasi.
"Hahaha kau kejam sekali."
"Biarkan saja. Dia akan mati kedinginan di sana dan tidak ada yang akan menemukan mayatnya yang sudah membusuk."
"Kau benar-benar orang yang tidak punya perasaan."
"Apa kau bilang? Tidak punya penasaran? Bukankah aku mempercepat penderitaannya. Seharusnya aku disebut baik."
"Hahahaha baiklah, baiklah."
Tsuzuki mendengar pembicaraan ketiga pemuda tersebut. Dia menggenggam kepalan tangannya dengan erat. Dan berbalik ke arah mereka. dia sudah tahu maksud dari dia karena mereka adalah teman sekelas Shira yang pernah mengerjai Shira waktu di koridor. Tsuzuki menggengam kerah baju yang berbicara seolah dialah yang terbaik.
"Dimana Shira?!"
Tanyanya dengan suara yang bisa membunuh apa saja saat ini. Pria malang itu mulai ketakutan.
"Dimana Shira?! Jawab atau kupatahkan lehermu!"
Ancamnya lagi dan membuatnya berbicara dengan gagap.
"di..di..diruang..pen..yimpanan..."
Tsuzuki langsung membuangnya ke lantai dan berlari keluar toilet ke arah penyimpanan.
Shira!
Sesampainya di tempat tujuan, tanpa ragu dia mendobrak pintu yang menghalanginya. Pintu terbuka setelah dobrakan ketiga. Tempat yang gelap itu tidak bisa menghalangi pandangannya pada sosok Shira yang masih terbaring di lantai.
"Shira!!!"
Pekiknya keras segera menghampirinya. Dipeluknya tubuh kecil itu dan memanggil namanya.
"Shira! Hey! Shira! Kau baik-baik saja? Buka matamu!"
Panggilnya sambil memukul pipinya dengan pelan. Sejenak Shira membuka matanya yang dapat dilihat Tsuzuki. Shira merasa tenang karena orang yang dia panggil muncul tepat dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are The One I Love
Romance"Onii chan..Onii chan...Jangan sedih.." Ucap bocah kecil itu sambil tersenyum manis. "Onii chan kenapa menangis?" Tanyanya lagi dengan wajah sedih "Onii chan baru saja kehilangan ibu onii chan.." "Jangan menangis onii chan.. ibu onii chan pasti suda...