Part 10
Sebuah mobil berhenti tepat didepan pintu gerbang sekolah menengah ke atas tersebut, dan keluarlah Tsuzuki yang kemudian diikuti Shira. Semua murid melihat ke arah mereka. Heran dengan kedatangan Tsuzuki dengan Shira dalam satu mobil. Padahal arah rumah mereka berlawanan.
Shira berjalan menggunakan tongkatnya dan Tsuzuki menyamai langkahnya dengan pelan dan senang. Hanya saja tatapan mereka pada Shira yang membuatnya tidak senang. Tapi Shira tidak mempedulikannya. Tsuzuki melihatnya dan tersenyum.
Dia benar-benar dingin sekarang... aku tidak pernah tahu apa yang dia pikirkan...
Mereka kembali diputuskan oleh sebuah tangga. Shira berpamit pergi kembali ke kelasnya sedangkan Tsuzuki hanya terdiam di anak tangga.
Jika saja anak tangga ini tidak ada, pasti aku akan selalu ada bersamanya..
Dia pun berbalik setelah melihat Shira sudah menghilang di ujung jalan sana .
Sebenarnya apa yang dipikirkan Tsuzuki senpai dengan mengajakku tinggal bersamanya? Dan dia beberapa kali mengatakan dia mengenalku. Tapi aku tidak pernah tahu tentangnya.. aku tidak mengenalnya..
Shira masuk dalam kelasnya sambil menahan napas dan berjalan melewati beberapa orang yang didekat pintu, mereka menatapnya dengan tatapan hina di mata Shira.
Shira mengalihkan pandangannya ke loker barang miliknya dan membukanya dengan pelan. Dia terlihat terkejut dengan barangnya yang berantakan bercampur sampah kering di dalamnya hingga berhamburan keluar dari lokernya karena kepenuhan. Shira hanya menggigit bibir dan membersihkan sampah-sampah tersebut.
Ada beberapa memo yang tergantung di dalamnya. Seperti..
Mati saja sana!
Dasar hina!
Menjauh dari Tsuzuki!
Dia akan sial bersamamu!
Dasar sampah!
Tsuzuki tidak cocok dengan orang sepertimu!
Shira hanya terdiam dan dengan tenang membersihkan sampahnya. Tapi tiba-tiba saat dia memungut sampah di lantai. Segerombolan sampah jatuh dari atas kepalanya. Semua murid tertawa terbahak-bahak melihatnya. Shira hanya diam dan kembali memungut sampah di lantai. Orang yang melemparinya sampah merasa kesal karena diacuhkan. Dia menendang Shira hingga terjerembab di lantai yang penuh dengan sampah. Tawa mereka semakin menjadi-jadi.
"Hey. Kau terlalu kejam."
Ucap salah satu orang yang sambil tertawa.
"Tidak apa-apa."
"Bagaimana kalau dia mengadu pada Tsuzuki? Kau akan dibantai. Kau tahu itu."
"Jika dia mengadu, berarti dia lebih pengecut dari ini."
Balasnya sambil tertawa dan kembali ke tempatnya. Shira bangkit dari lantai dan kembali membersihkan lantai yang penuh dengan sampah.
Shira kembali duduk di kursinya setelah selesai membersihkan sampah. Wali kelas pun masuk ke dalam kelas.
"Anak-anak bapak punya berita bagus, kita kedatangan murid baru dari luar negeri. Baik-baik padanya. Silahkan masuk."
Ucapnya dan masuklah anak murid baru itu. Shira terkejut melihat orang di depannya. Dengan senyuman ceria Lucian masuk dan memperkenalkan diri. Semua murid-murid terkagum-kagum melihat anak luar negeri yang fasih bahasa mereka. Mata Lucian menangkap sosok Shira yang berada di pojokan dan melambai padanya semakin membuat Shira panik dengan semua tatapan kini berdalih padanya. Dia memalingkan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are The One I Love
Romance"Onii chan..Onii chan...Jangan sedih.." Ucap bocah kecil itu sambil tersenyum manis. "Onii chan kenapa menangis?" Tanyanya lagi dengan wajah sedih "Onii chan baru saja kehilangan ibu onii chan.." "Jangan menangis onii chan.. ibu onii chan pasti suda...