part 13
Shira terdiam dengan jantung yang berdetak kencang seperti akan melompat keluar dari dadanya dengan Tsuzuki yang berada di atasnya menatapnya dalam dan Shira tidak tahu apa yang akan dia lakukan selanjutnya. Dia menelan ludah, dia sebenarnya takut tapi dia tidak bisa mengatakannya. Dia menyentuh wajah Shira dan tersenyum.
"Sebelum kau mengingatku, aku tidak akan melakukan apapun. Sekarang hanya tidur dengan nyenyak. Pasti badanmu masih sakit."
Ucapnya membuat Shira merasa lega. Dia mengangguk senang karena Tsuzuki sangat memperhatikannya. Benar yang dikatakan Tsuzuki sebenarnya dia merasa sangat lelah dan sakit pada tubuhnya. Tapi tetap dia tidak mengatakannya.
"Tapi, biarkanku menciummu."
Tanyanya. Shira mengangguk mengerti dan tersipu malu. Tanpa aba-aba Tsuzuki menciumnya nafsu untuk menghilangkan semua yang ingin dia lakukan hari ini dengan ciuman panas ini. Sedetik, dua detik, tiga detik, empat detik. Tidak ada tanda-tanda Tsuzuki akan melepas ciumannya padahal Shira hampir kehabisan napasnya. Kemudian Tsuzuki melepas ciumannya. Segera Shira menghirup udara di sekitarnya sambil menatap malu Tsuzuki. Tsuzuki langsung memeluknya.
"Jangan memasang wajah seperti itu. Kau membuatku tidak tahan."
Ucapnya membuat wajah Shira semakin merah.
"Tapi aku sudah berjanji tidak akan melakukan apa-apa, biarkan seperti ini sebentar saja."
Ucapnya lagi memeluk Shira, Shira tidak berkomentar dan memegangi tangan Tsuzuki yang memeluknya erat. Dalam beberapa detik kemudian Shira terlelap karena merasa begitu tenang dan hangat dipelukan Tsuzuki. Tsuzuki mengecupnya.
"Selamat malam, Shira."
Dia tetap memeluknya hingga dia sendiri terlelap.
Pagi harinya Tsuzuki terbangun dan mendapati kasurya tidak ada makhluk lain selain dirinya. Dia menggosok matanya dan memanggil.
"Shira.. Shira!"
Tapi tidak ada jawaban dari mulut kecil itu. Dia mencarinya di sekitar sambil memanggilnya tetapi tidak ditemukannya Shira. Dia mulai panik. Dia berlari keluar mencarinya.
"Shira! Shira!"
Panggilnya disetiap langkahnya.
"Tsuzuki. Apa yang kau lakukan ?"
"Lucian! Kau melihat Shira?! Kau melihatnya?!"
"Shira? Sepertinya tadi kulihat dia di taman."
Tanpa basa-basi dia berlari pergi. Lucian tersenyum.
"Untuk sekian lamanya, dia baru memanggil namaku. Dia benar-benar kakak yang kejam. Itupun karena Shira."
Tsuzuki mencari-cari Shira di taman dan mendapatinya sedang menikmati wangi bunga yang baru saja dia petik dan duduk manis di rumput.
"Shira! Haa..haa.."
Panggilnya membuat Shira berpaling.
"Senpai?"
Balasnya yang langsung dipeluk Tsuzuki.
"Ada apa ?"
"Kupikir kau meninggalkanku. Aku takut sekali."
"Kulihat senpai masih terlelap, jadi tidak ingin membangunkanmu."
"...."
"Aku tidak akan kemana-mana."
"Jangan pergi."
"Iya."
"..."
"Senpai bilang kita pernah bertemu? Apa kita benar-benar pernah bertemu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are The One I Love
Romance"Onii chan..Onii chan...Jangan sedih.." Ucap bocah kecil itu sambil tersenyum manis. "Onii chan kenapa menangis?" Tanyanya lagi dengan wajah sedih "Onii chan baru saja kehilangan ibu onii chan.." "Jangan menangis onii chan.. ibu onii chan pasti suda...