You Are The One I Love

3.6K 348 1
                                    

part 24


Paginya Lucian terbangun dan menyadari Hana sudah tidak ada di kasur. Dia pun beranjak dari sofa dan mencarinya.

"Hana? Hana?"

"...."

Hening. Tidak ada balasan apapun. Dia mengepalkan tanganya dengan menyesal.

"Maafkanku.."

Ucapnya lagi dan segera chek out. Dia akan kembali ke rumah seperti yang diingankan Hana, tapi sebelum itu dia ingin menemui Hana dan meminta maaf padanya.

Saat dia sampai di toko Hana, alangkah terkejutnya dia melihat toko Hana yang kembali berantakan. Dan Hana yang berada di genggaman pria kekar yang datang beberapa hari yang lalu.

"Bayar hutangmu brengsek! Aku sudah kehilangan kesabaranku!"

Pekiknya memegangi kedua tangan Hana dengan erat.

"A-aku akan membayarnya. Be-belum ada yang mau membeli tokoku. Aku akan menghubungimu jika sudah ada pembeli. Aku janji."

"Janji?! Dalam dunia ini tidak ada yang namanya janji! Adanya uang! Uang! Uang berkuasa kau tahu!"

Pekiknya.

"Aku tidak mau tahu! Aku akan membawamu dan menjualmu! Mungkin saja akan laku! Kau terlihat menarik sebagai seorang pria."

Ucapnya menjilati wajah Hana membuatnya merinding.

"Lepaskan Hana!!!"

Pekik Lucian melemparkan pot bunga tepat pada kepala pria kekar ini membuatnya meringgis.

"Sialan! Siapa kau hah?! Berani menggangguku?!"

Ucapnya melepaskan tangannya pada Hana dan memegangi kepalanya yang mulai berdarah.

"Lu-Lucian?! Apa yang kau lakukan di sini?! Pergi dari sini! Pergi!"

Pekik Hana memohon pada Lucian untuk pergi. Tapi Lucian tidak mengerti maksud Hana dan dia terlihat sakit melihat Hana mengusirnya padahal dia lagi dalam kesulitan.

Orang itu begitu marah, dia menarik Lucian mendekat dan menonjoknya dengan kuat membuat Lucian terjerembab ke lantai.

"aw!"

Jerit Lucian sakit. Hana yang mendengarnya menjadi panik.

"Lucian! Lucian!? Dimana kau Lucian?!"

"Hana! aku di sini! Jangan mendekat!"

"Jangan memukul Lucian, kumohon. Aku akan membayarmu setelah tokoku terjual."

"Hana menjual tokomu?! Bukankah kau sudah janji tidak akan menjual toko kenanganmu?!"

"Maaf Lucian, aku tidak bisa menepati janjiku. Sekarang pergilah Lucian."

"Hana!"

"Pergi kataku!!"

Pekiknya membuat Lucian terdiam. Pria ini benar-benar kesal, dia menarik Hana dan mendorongnya ke lantai dengan keras.

"Ah!"

Jeritnya saat tubuhnya menyentuh lantai dengan keras.

"Lihat! Aku akan memperkosanya di depanmu! Setelah itu aku akan menjualnya!"

Pekiknya merobek baju Hana di depan Lucian. Hana menjerit.

"Ah! Ahh!"

Jeritnya kesakitan saat bajunya dirobek dengan kasar.

"Hentikan brengsek!"

Pekik Lucian marah dan kembali memukulkan pot bunga lainnya. Pria ini kehilangan pandangannya sejenak hingga dia terduduk di lantai. Lucian segera menarik Hana menjauh darinya.

"Kau tidak apa-apa Hana?"

"Lu-Luci.. pergi! pergi!"

"Aku tidak akan pergi!"

"Sial! Kau memukulku dua kali! Aku akan menghabisi nyawamu!"

Pekiknya murka. Lucian segera melindungi Hana.

Pria ini pun menyerang Lucian membabi buta. Dia memukulkan kepala Lucian ke lantai dengan keras membuat pandangannya gelap.

"Luci! Luci! Lucian! Jawab aku! Lucian!"

Panggil Hana yang tidak dapat direspon Lucian yang mulai sekarat. Pria kekar itu juga mulai pusing karena kehilangan banyak darah. Dia melangkah mundur sejenak sebelum jatuh pingsan. Hana segera mencari Lucian dengan meraba-raba di lantai.

"Lucian!! Lucian!!!"

Panggilnya setelah mendapatkan Lucian. Hana membaringkan kepala Lucian yang berdarah dipangkuannya.

"Lucian! Lucian! Kumohon jangan menutup matamu! Kumohon!"

Tangisnya ketakutan. Tubuhnya bergetar hebat karena mencium bau darah ditubuh Lucian.

"Lucian!"

"Maaf..Hana.."

Ucap Lucian terpotong. Dia mencoba memegang wajah tangis Hana tapi kesadarannya berkata lain dan akhirnya Lucian pun kehilangan kesadarannya.

"Lucian!! Bangun! Jangan tutup matamu! Tolong! Seseorang! Tolong!"

Jerit Hana frustasi.

Izumi, Shiro, Shira, dan Tsuzuki melesatkan mobilnya ke tempat tujuan untuk membawa Lucian pulang. Dia menemukan alamat rumah Hana dari informannya dan segera menemui Hana untuk membicarakan tentang ketidakpulangan Lucian, jika dia tinggal bersama Hana maka Izumi akan murka. Kenapa tidak menyuruhnya kembali atau bersekolah.

Tapi saat dia sampai tujuan semua pikirannya hilang melihat Lucian yang bersimbah darah, Hana yang menangis meminta pertolongan, dan pria kekar yang sama sekaratnya dengan Lucian.

"Lucian!!"

Pekik Izumi menghampiri keponakan bandelnya.

"Lucian!"

"Luci!"

"Lucian!"

Panggil ketiganya yang lain.

"Tolong! Tolong Lucian!"

Jerit Hana langsung. Shiro segera menggendong Lucian ke mobil, Tsuzuki membantu Hana berjalan karena kakinya tidak dapat lagi dia gerakan.

Mereka masuk ke dalam mobil, segera Shiro melesat pergi.

"Cepat Shiro!"

"Aku mengerti!"

Balas Shiro melesat sangat cepat. Izumi masih menekan luka di kepala Lucian. Sedangkan Hana hanya bisa menangis, Shira mencoba menenangkan Hana tapi tidak berhasil.

You Are The One I LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang