part 25
Semuanya tidak dapat tenang sambil menunggu ruang operasi terbuka.
Izumi melihat Hana yang terdiam. Airmatanya seperti sudah terkuras habis dalam semalam. Dia tidak bisa lagi menangis dan menatap lantai.
"Katakan padaku apa yang terjadi?!"
"Maaf.."
Ucapnya kosong. Dia frustasi dan shock.
"Maafkanku..Maafkanku.."
Ucapnya berulang-ulang.
"Apa yang terjadi?!"
"Izumi!"
Pekik Shiro menatap tajam Izumi.
"Jangan bertanya lagi."
Ucapnya pada Izumi seperti memintanya untuk diam. Izumi baru melihat Shiro yang membentaknya.
"Sensei.."
Mohon Shira pada Izumi untuk tidak menyalahkan Hana. Hana sudah terlihat sakit dan menderita. Dia bahkan tidak tahu lagi apa yang sedang dia lakukan. Pikirannya benar-benar kacau.
Dia terus-menerus mengucapkan kata maaf hingga dia pun ambruk yang segera ditangkap Tsuzuki sebelum menimpuk lantai.
"Hana!"
Panggil Shira dan Shiro.
"Tsuzuki bawa Hana ke ruang rawat! Aku akan memanggil dokter!"
"Baik!"
Ucap keduanya segera melesat pergi.
Shira menatap Izumi yang tampak frustasi juga.
"Sensei.. kita tidak tahu apa yang terjadi, jangan menyalahkan Hana karena Lucian terluka."
"...."
"Lucian pasti mati-matian melindungi Hana. Sensei tahukan, Lucian itu keras kepala dan tidak mau mendengarkan orang lain."
"Aku akan tenangkan pikiranku. Terima kasih Shira. Aku baru saja akan menyalahkannya atas semua ini. pikiranku benar-benar kacau."
Jelas Izumi. Shira mengangguk mengerti dan menepuk pundak Izumi dengan pelan.
Izumi merasa sedikit tenang.
Setelah beberapa hari Hana di rawat, dia pun diizinkan pulang. Sebelum itu dia menemui Izumi dan yang lain..
"Maaf aku sudah merepotkan kalian."
"Tidak perlu sungkan, apa tubuhmu sudah baik-baik saja?"
"Iya, aku tidak apa-apa Shiro. Terima kasih."
"Tidak apa-apa jangan berterima kasih. Kalau Lucian tahu dia pasti akan marah-marah tidak jelas."
"Bagaimana keadaan Lucian?"
"Dia baik-baik saja, kemarin dia sudah siuman. Sekarang dia lagi istirahat."
"Syukurlah. Aku merasa tenang sekali."
"Orang itu? Siapa?"
Tanya Shiro.
"Dia rentenir yang datang menagih hutang mediang ayahku. Karena hanya aku yang masih dekat dengan mereka, aku menanggung semuanya."
Jelasnya, semua terdiam.
"Kau tahu Lucian tidak pulang ke rumah dan membolos?"
"Aku baru tahu dia bolos dan tidak pulang. Aku tidak bertemu denganya selama ini kecuali waktu itu dia berhadapan dengan rentenir.. Aku tidak tahu apa yang terjadi. Dia tiba-tiba saja muncul. Dan semuanya terjadi sangat cepat, aku tidak tahu apalagi yang bisa kulakukan,"
Jelasnya. Izumi terdiam, dia benar-benar salah kali ini.
"Jadi maafkanku atas semuanya. Aku tidak akan menemui Lucian lagi apapun alasannya. Tapi untuk terakhir kalinya, biarkanku melihatnya bahwa dia baik-baik saja."
Mohonnya membungkuk di depan mereka. semua tidak dapat menolaknya. Shira pun menuntun Hana masuk ke dalam ruang Lucian. Shira berjalan keluar setelah kedua insan bertemu.
Hana meraba-raba wajah Lucian dan tersenyum senang melihatnya baik-baik saja. dia bersyukur orang ini tidak mati. Dia sangat bersyukur. Setelah puas menyentuh wajahnya, dia pun berpaling.
"Selamat tinggal Lucian, dan terima kasih.."
Ucapnya kemudian berjalan pergi dengan hati-hati. samar-samar Lucian mendengar suara Hana tapi dia tidak bisa membuka matanya atau memanggilnya karena pengaruh obat.
Jangan pergi! Jangan pergi Hana! Jangan tinggalkanku! Hana!
Jerit Lucian dalam hati.
"H..a..na.."
Panggilnya pelan yang tentu tidak di dengar. Hana pun menghilang dari balik pintu. Lucian pun terlelap seutuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are The One I Love
Romance"Onii chan..Onii chan...Jangan sedih.." Ucap bocah kecil itu sambil tersenyum manis. "Onii chan kenapa menangis?" Tanyanya lagi dengan wajah sedih "Onii chan baru saja kehilangan ibu onii chan.." "Jangan menangis onii chan.. ibu onii chan pasti suda...