Perhatian

6.1K 347 7
                                    

Kehidupan Kusuma berlanjut sampai dirumah, pulang kerja dengan menggunakan sepeda motornya yang "butut" alias motor apa adanya asal masih lengkap dengan kaca spion, rem yang bagus dan paling penting isi bensin yang cukup untuk si butut itu sudah lebih dari cukup untuk menunjang transportasi Kusuma yang berjarak sekitar 20 menit dari rumah ke kantor.

Setiba dirumahnya, Kusuma melepaskan seragam kerja dengan pakaian santai untuk dikamar, ibunya yang berstatus hanya sebagai ibu rumah tangga lagi nyantai didepan televisi menikmati tayangan serial drama dari negeri India.

"Kus, kalau sudah selesai ganti pakaian kesini ya nak!" ibunya berteriak dari ruang menonton yang sebenarnya tidak besar, hanya terpisah satu dinding saja dari kamar Kusuma.

"Iya bu..sebentar lagi nih!" teriak Kusuma juga. Sebenarnya Kusuma tidak suka berteriak karena seperti kata orang yang pernah ia dengar, bicara yang teriak-teriak itu seperti memperlihatkan status kependidikan seseorang apakah orang itu berpendidikan atau tidak, katanya lohhh... Setelah selesai ganti pakaian santai, Kusuma menemui ibunya.

"Ada apa bu?" ujar Kusuma sambil duduk menempel disebelah ibunya.

"Begini toh Kus, coba lihat film di TV ini, pemain lelakinya ganteng-ganteng loh, hidungnya mancung ngak seperti hidung kamu yang sedang-sedang saja begitu." seloroh ibunya

Kusuma terdiam sebentar, sambil mengamati hidung ibunya juga yang terlihat sedang-sedang saja seperti miliknya, yang di katakan sedang sedang saja itu terlihat tidak mancung dan tidak terlalu pesek, wajar kan kalau Kusuma mendapatkan warisan hidung dari ibunya itu. Jadi, Kusuma mau menegaskan pertanyakan ibunya itu.

"Ibu memanggil saya kesini, mau membahas hidung pemain film atau hidung saya toh bu?" Ujar Kusuma dengan sedikit mengerenyitkan alisnya.

Ibunya tertawa sambil berujar, "Bukan begitu nak, ibu hanya mengatakan yang sebenarnya kan? Maksud ibu itu melihat pemain di TV ini, ibu menghayalkan mau juga mendapatkan menantu lelaki ganteng loh."

Kusuma langsung terdiam, inilah yang selalu ditakutkan oleh Kusuma. Ibunya terkadang ingin sesuatu hal yang belum tentu bisa didapatkan, walaupun kita harus berusaha dulu untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Kalaupun ada lelaki ganteng itu pun pasti si lelaki tidak mau sama dirinya yang berperawakan kurus, mata besar berwarna coklat, rambut ikal dengan hidung seperti ibunya bilang sedang-sedang saja.

Kusuma tidak rendah diri, ia mempunyai kepribadian lumayan percaya diri, hanya saja ia tidak terlalu mengubriskan jika ada lelaki yang ingin lebih dekat dengannya melebihi sebatas teman. Kehidupan asmara Kusuma memang agak tidak bagus, bukan karena dia tidak mau membuka hati kepada lelaki, tapi ia memiliki pandangan jika lelaki itu mau serius dengannya maka lelaki itu berani mengambil langkah yang pasti untuk langsung mendekati orang tuanya. Semua teman lelakinya itu memang sebatas teman, seperti teman semasa SMU ataupun teman semasa kuliah.

"Bu, saya mengerti maksud ibu, maybe suatu hari nanti ada lelaki yang menurut ibu itu ganteng meminang anakmu ini dan menjadikan istrinya?" kata Kusuma.

Ibunya pun terlihat berkaca-kaca, entah karena melihat adegan yang sengaja melodramatis di TV atau mendengar perkataan dari Kusuma, karena ibunya tidak menatap secara langsung ke Kusuma, lalu berujar, "Semoga anakku ini kelak mendapatkan suami yang ganteng." dan ibunya pun menoleh ke arah Kusuma masih dengan mata berkaca-kaca.

Sebenarnya ibunya selalu berpikir, kenapa ya anaknya sudah lewat dari umur menikah masih saja cuek dengan kehidupan asmaranya, bukan ibunya tidak mau menyinggung masalah itu, tapi ketika disinggung anaknya seolah-olah tidak terlalu memusingkan hal tersebut. Anaknya bilang, "jodoh itu memang harus dikejar bu tapi kalau yang dikejar tidak ada.. mau gimana", Ya gimana mengejar kalau dia cuek-cuek saja. Hmmm.. mungkin memang jodoh anaknya belum ketemu, Ia yakin anaknya pasti menikah nanti. Cuma yang juga terkadang agak gerah, tetangga kalau kondangan menanyakan hal yang sama " Bu Lily, Kusuma kapan nih menikahnya? Emang bu Lily ngak mau gendong cucu lagi?" kicauan para ibu yang kondangan.

"Iya bu, semoga permintaan ibu terkabul ya. Btw, setelah film ini habis kita mau masak lagi kah bu untuk makan malam? Ayah dimana ya? Kenapa belum kelihatan? Dan Dodi kuliah yang bu?" rententan pertanyaan dari Kusuma untuk menutup pembicaran mengenai lelaki ganteng berhidung mancung.

Ibunya menjawab," Sepertinya masakan siang tadi masih ada, kita panaskan saja ya Kus, itu sayur kelapa santannya gurih sekali loh, kakakmu yang buatnya tadi siang. Kebetulan kakakmu tadi datang mengunjungi ibu, karena seragam sekolah anaknya ada yang sobek jadi sekalian menumpang jahit dirumah." Kusuma lalu selintas terkenang dengan masa ia pernah berkerja membantu menjahit pakaian wanita. Memang mesin jahit dirumahnya masih terbilang bagus, untuk menambah ilmu ia membeli mesin jahit yang bekas tapi masih bagus sehingga bisa belajar ketika waktu senggang.

"Ayahmu mungkin lembur nak, mungkin malam pulangnya. Adikmu kuliah masuk agak lebih awal hari ini" lanjut celoteh ibunya ini.

"Baiklah, saya mau istirahat sebentar ya bu." ucap Kusuma seraya beranjak dari tempat duduk di sebelah ibunya.

Sampai makan malam tiba, tidak ada hal yang diperbicangkan secara serius antara Kusuma dengan ibunya, ayah Kusuma masih belum pulang. Ayah Kusuma bekerja sebagai buruh dari Dinas Pekerjaan Umum, mungkin ayahnya lagi lembur mengaspal jalanan yang berlobang, biasa sih pulang agak larut malam. Setelah makan malam yang dinikmati hanya mereka berdua di ruang makan yang tebilang kecil karena besambung dengan tempat memasak, Kusuma langsung membersihkan piring yang kotor untuk dicuci. Ibu Kusuma berujar, "Nak, ibu masuk kamar tidur dulu ya."

"Baik bu, selamat malam..." ucap Kusuma menoleh ke ibunya sambil tersenyum dan tangannya tetap sibuk dikucuran air sabun cuci piring.

"Selamat malam juga, Nak." balas ibunya dengan tersenyum syahdu dan berlalu dari dapur.

Selesai sudah urusan dapur Kusuma, kembali ke kamar tidurnya yang sempit ia melanjutkan membaca novel dengan genre historical romance sampai tertidur dengan novel tertindih dimukanya.

****

Helooo... Begitulah ibunya Kusuma yaaa... mungkin ia akan terus berdo'a kelak dikemudian hari anaknya mendapat pasangan yang terbaik atau membiarkan anaknya sendiri untuk memilih pasangan hidupnya

Semoga tetap penasaran untuk lanjut ke chapter berikutnya.

Love you all,

CNN

*****







MENCARI CINTA YANG SEDERHANA {Geng Rempong : 1}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang