Morning sickness

4.9K 172 4
                                    

Makan malam dirumah Rendy itu berlangsung dengan sangat istimewa. Ayah dan ibu Rendy berteriak berbarengan ketika anak dan menantu mereka memberikan kabar bahwa sekitar delapan atau sembilan bulan ke depan rumah ini terdengar teriakan suara bayi.

Kusuma dan Rendy sama-sama nyengir melihat tingkah laku kedua orang tua mereka ini yang terlihat seperti merekalah yang sedang mendapatkan bayi lagi.

"Aden.. mbak Kusuma .. selamat ya.." mbok Ina muncul dari dapur dan mendengar berita itu ikutan bergembira. Ia meletakkan piring berisi udang goreng dimeja dan segera mendekati Kusuma lalu mencium dahi nyonya muda dirumah ini dengan bahagia.

Semua orang berbahagia dengan berita itu. Mereka makan juga dengan suasana haru serta senang bercampur aduk.

"Nak.. jaga kesehatan kamu ya. Ibu mau kamu banyak istirahat saja tidak usah turun dan dan naik tangga terus." nasihat ibu Widya kepada Kusuma.

"Iya ibu.. aku akan pastikan istriku ini terikat ditempat tidur selama delapan bulan ke depan."balas Rendy kepada ibunya itu.

"Ihhh... masss inii.. saya ini hamil mas bukan mempunyai penyakit menular. Nggak mau diikat." rengek Kusuma kepada Rendy membuat semua orang terkekeh geli.

"Iya nak.. Masa diikat sih." bela ibu Widya kepada menantunya itu.

"Hehe.. " respon Rendy sambil menjawil hidung tidak mancung milik istrinya itu.

"Ugghh.." teriak Kusuma sebal.

"Yuk nak.. ibu sudahan makannya. Ibu mau istirahat segera nih. Ayo ayah kita naik." pinta ibu Widya kepada suaminya itu.

"Ayo.." ayah Rendy menarik lengan istrinya itu dengan lembut.

"Bentar, aku mau mencium menantuku yang hebat itu dulu."

Ibu Widya menghampiri meja Kusuma dan segera mencium pipi serta dahi menantunya itu.

Ayah Rendy mengusap-usap kepala menantunya seolah wanita itu anak SD.

Lalu, ibu Rendy juga mencium pipi anak tampannya yang terlihat keki karena ikutan kebagian ciuman membuat ayahnya terkekeh pelan sambil menepuk-nepuk bahu Rendy pelan.

"Baik-baik ya kalian berdua. Jaga istrimu ya nak." pinta ibu Widys kepada Rendy itu.

"Iya ibu."

"Baik.. bye. Selamat malam sayaanggg.."

"Selamat malam ibu, ayah." balas Kusuma dan Rendy serentak.

"Ibu memang orang yang terlalu yakin akan hasil program kita ini ya." renung Rendy sambil memandang kedua orang tuanya yang berjalan ke atas menuju kamar tidur mereka sendiri.

"Hmm.." balas Kusuma pelan.

"Dan seperti ibu bilang waktu itu bahwa kamu sudah mulai berproses..." lanjut Rendy tanpa melihat istrinya itu karena ia masih memandang ke atas.

"Hmm.." tutur Kusuma lagi membuat Rendy segera menoleh dan melihat istrinya makan udang dipiring besar yang mbok Nia letakkan tadi dimeja.

"Kamuuu?!" rutuk Rendy sebal.

"Kenapa..?" balas Kusuma dengan mulut penuh udang.

"Itu jatah aku kan.. kenapa mau kamu makan juga..?"

"Saya mah masih lapar mas.." lanjut Kusuma sambil menarik buntut udang dimulutnya itu.

"ASTAGA! Tadi jatah kamu sudah satu piring mungil."

"Iya.. tapi kan kurang mas."

Rendy menarik napas panjang dan menarik piring udang itu dari hadapan istrinya membuat Kusuma protes.

MENCARI CINTA YANG SEDERHANA {Geng Rempong : 1}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang