Klakson

2.4K 177 5
                                    

Pembukaan seminar yang akan dihadiri oleh Rendy dan Syarif mulai pada jam sepuluh pagi. Ia mengatakan kepada Syarif sehari sebelumnya untuk ke rumahnya saja jam tujuh tiga puluh pagi dan nanti akan bersama-sama menuju tempat seminar tersebut. Motornya di tinggal saja dirumah Syarif sampai selesai seminar begitu Rendy berpesan kepada Syarif.

Sekarang pukul tujuh pagi, anak buahnya sudah muncul dirumahnya. Rendy mengajak sarapan Syarif bersama keluarganya. Sarapan kali ini agak ceria sedikit. Syarif selalu membawa topik yang santai untuk dibahas selama sarapan. Banyolan Syarif juga berhasil membuat ibu dan ayahnya tertawa senang termasuk Rendy sendiri ikut tertawa.

Keluarga ini sangat berada alias lebih dari berkecukupan. Ayah dan ibu bosnya itu bersikap rendah hati. Mereka tidak memandang orang lain hanya dengan tingkat status kekayaannya saja. Bosnya juga bersikap seperti orang tuanya. Yaaaa...walaupun bosnya itu terlihat selalu dingin, namun hati bosnya itu sebenarnya luar biasa baik.

Sarapan selesai dengan menyenangkan menurut Rendy. Sejenak rumah ini terasa hidup dengan adanya suara tawa berderai dipagi hari.

"Ayo Rif kita berangkat. Sebaiknya kita tiba ditempat lebih awal saja supaya bisa meminimalisir jika ada yang kurang". Rendy berujar kepada anak buahnya itu.

"Baiklah bos. Let's go. Permisi bapak dan ibu. Terima kasih atas sarapan pagi yang luar biasa ini". Syarif membalas sambil menyalami orang tua Rendy.

Ibu Widya memeluk Rendy karena tiga hari ke depan anaknya itu tidak tidur dirumah karena memang lebih efisien menginap diakomodasi yang telah diberikan pihak seminar itu pikir ibu Widya.

Syarif mengamati pertunjukan kasih sayang antara ibu dan anak lelakinya itu. Bosnya terlihat agak kaku dipeluk oleh sang ibu. Tetapi ibunya tetap memeluk dengan erat seolah bosnya itu bocah berumur enam tahun pikirnya geli,

Ayah Rendy menepuk punggung belakang anaknya dan berujar,

"Hati-hati dijalan dan semoga sukses seminarnya".

"Baiklah ayah, ibu.. kami permisi berangkat sekarang".

Mobil warna hitam milik Rendy melesat keluar dari rumah ini meninggalkan ayah dan ibunya yang masih diruanga keluarga tadi.

*****

Kusuma berjalan ke tempat parkiran mobil di hotel tempat ia bekerja. Tujuannya adalah kantor Engineering yang terletak dekat parkir mobil. Kepala Engineering tersebut memanggilnya untuk membetulkan pakaian seragamnya yang ada sobek dibagian kantung celana kerjanya itu.

Setelah mengambil seragam tersebut, Kusuma akan kembali ke ruangan kerjanya yang berada di lantai underground. Baru berjalan menyusuri tempat parkir tersebut terdengar suara klakson.

"Tin..tin..tin.."

Kusuma minggir ke kiri untuk memberi jalan kepada mobil yang membunyikan klakson itu jika mau lewat. Tetapi mobil itu malah membunyikan klakson lagi dan membuat Kusuma ingin meneriakkan kata 'hei.. kamu pikir ini jalan nenek moyangmu apa?!'. Apa ia berjalan pada jalur yang salah batin Kusuma mangkel.

Ia mengamati jalurnya dan ternyata memang salahnya. Ia berjalan pada jalur mobil masuk. Segera ia berputar haluan dan menyusuri jalur pejalan kaki yang benar serta segera masuk ke lantai underground melalui pintu khusus pegawai.

*****

"Dasar wanita, tidak bisa berjalan pada jalurnya apa. Kalau tersenggol nanti panjang urusannya." Rendy mengedumel sendiri tapi didengar oleh Syarif.

Syarif tidak berkomentar karena ia terlalu fokus dengan objek yang dibicarakan bosnya tadi yaitu wanita.

Kalau dilihat dari baju yang dikenakan si wanita, itu pasti seragam bekerja hotel ini. Namun, bukan itu masalahnya. Ia merasa pernah melihat wajah si wanita itu. Tadi sewaktu wanita itu berputar untuk menyusuri jalur pejalan kaki, ia merasa bahwa yang berjalan itu adalah mbak Kusuma. Si wanita bermata coklat nan indah. Tapi Syarif sangsi, tidak mungkin mbak Kusuma di Bandung dan bekerja di hotel?

MENCARI CINTA YANG SEDERHANA {Geng Rempong : 1}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang