Bulan Madu?

5.5K 201 15
                                    

Pasangan pengantin baru itu terlihat kompak apabila diluar kamar. Mereka bisa berakting dengan sangat pintar. Ibu Widya suka sekali memperhatikan anak lelakinya dengan Kusuma. Ia sudah tidak sabar mengendong cucu. Tadi sore ia tidak sengaja memergoki anaknya dengan Kusuma tertidur berpelukan disofa perpustakaan. So, sweeeeettttt pikirnya tadi. Ia sebenarnya tidak tega membangun mereka berdua. Namun, hari sudah petang, Kusuma harus terbiasa menyiapkan makan malam untuk suaminya itu.

Ketika mereka berdua terbangun dengan saling berpelukan seperti tidak mau berpisah lagi, ibu Widya terkekeh-kekeh melihat Kusuma yang wajahnya memerah seperti tomat. Wanita itu langsung buru-buru bangun dengan melangkahi pinggang suaminya dengan kikuk. Sedangkan Rendy terbangun dengan mengeram, ia berkata sambil mengerutu kepada istrinya tersebut dengan berkata 'kenapa ia selalu terbangun dengan moment yang tidak pas'.

Sekarang mereka semua berkumpul untuk makan malam. Ayah Rendy tersenyum senang melihat istrinya sudah kembali sehat walaupun masih ada perawat yang siang hari menjaga istrinya itu. Ia juga senang melihat anak lelakinya yang makan dengan semangat disamping istri mungilnya yang juga makan dengan lahap. Ia sangat heran dengan Kusuma, wanita itu makan dengan lahap tapi bentuk tubuhnya tidak bertambah gemuk. Namun, suaminya itu tidak keberatan akan hal tersebut batin ayah Rendy tenang.

Kusuma makan dengan tenang disamping suaminya. Ia biasanya makan diseberang lelaki ini, tapi sekarang harus makan disampingnya yang membuat dirinya agak rikuh karena makan terlalu dengan dengan lelaki jantan ini. Tidak sekali suaminya itu secara tidak sengaja menyenggol lengan kirinya karena mau mengambil air minum atau menambah nasi. Hal tersebut menimbulkan getar-getar hangat dihatinya.

Keluarga Rika juga sudah berkumpul bersama. Rika duduk diseberang Kusuma.

Ketika Kusuma mau menyuap nasi kedalam mulut, ibu Widya berkata

"Nak, lusa kalian akan berbulan madu ke Maldives. Ibu sudah menghubungi pihak travel agent. Ibu memberikan hadiah holiday untuk kalian berdua."

Kusuma melonggo tidak jadi memasukkan sendok yang berisi nasi ke mulutnya itu. Sedangkan, Rendy mengangkat pandangannya ke arah ibunya itu seolah ibunya kembali sakit 'pikiran'.

"Kenapa kalian berdua seperti terserang penyakit ayan sih?"

Rendy segera tersadar dan berkata, "Kenapa mendadak sih bu? Apa tidak bisa dikatakan lebih awal?"

"Iya namanya juga hadiah nak, ngak mungkin kan mau diberitahukan jauh-jauh hari. Ibu juga baru memutuskan mau memberi kalian hadiah apa." Ibu Widya membela diri.

"Bu.. apa tidak kejauhan ke Maldives. Bukannya saya mau menolak, Maldives sih sangat keren. Tapi sepertinya ini agak mendadak, saya masuk kerja saja sudah hari senin nanti. Mana cukup waktu kalau mau ke sana." Kusuma berkata dengan nada serius sekarang.

"Apa nak, kamu masih mau kerja dihotel itu?" Ibu Widya bertanya heran.

"Iya.. saya kan minta cuti bu kemarin bukan mau berhenti. Kalau pun saya harus berhenti, saya harus pamit baik-baik. Iya kan pak, mas?" Kusuma meminta pertolongan dari dua lelaki berkuasa dirumah ini.

Ayah Rendy menganggukkan kepala seraya berkata, "Benar itu bu, sepertinya Maldives akan membuang waktu mereka dengan percuma, mungkin lain waktu mereka bersama. Malah mungkin kita berempat bisa bersama-sama nanti." dengan cara diplomasi ayah Rendy menjelaskan kepada istri supaya tidak kecewa.

Ibu Widya terlihat menarik napas, muka terlihat agak kecewa namun sebelum ia berbicara, anak lelakinya sudah kembali bersuara, "Bu.. Ayah dan Kusuma benar. Kita undur saja ya ke Maldivesnya. Nanti kita bersama-sama ke sana. Iya kan Kus?" Rendy menoleh ke arah istrinya dengan sorot mata untuk saling mendukung.

MENCARI CINTA YANG SEDERHANA {Geng Rempong : 1}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang