Lampion

3.7K 272 2
                                    

Trans Studio Mall Bandung,

Hari sabtu memang biasanya dimall itu ramai, tak terkecuali Trans Studio Mall ini. Kusuma mendapatkan program Travel mart yang di adakan oleh pihak pariwisata Bandung. Travel mart ini mempunyai visi untuk saling mengenal kekhasan dari daerah masing-masing yang bisa di"jual" ke khalayak umum, seperti daerah wisatanya, makanan khasnya, ataupun yang lainnya menyangkut pariwisata.

Karena rute hari ini mereka diajak oleh panitia ke Trans Studio Mall Bandung, semua yang bisa ikut meluncur dengan senang ke Mall, sebenarnya ini acara bebas sih selama 2 jam. Jadi, yang mau melihat-lihat sesuatu di outlet-outlet pakaian atau mau kemanapun yang dikehendaki asal waktu yang terpakai itu 2 jam dan nanti berkumpul disuatu tempat yang telah disepakati.

Berhubung Kusuma ditujuk mewakili dari pihak kantor dan hanya sendirian, ia mendapat teman selama ditravel mart tersebut, namanya Putri. Putri anaknya ceria, suka bercerita mengenai daerahnya yaitu Bogor. Ya... jadi ia berasal dari kota "Hujan" nih. Walaupun sering diguyur hujan tapi tetap ceria dong imbuhnya ketika mereka bercakap-cakap.

"Apa yang mau dibeli disini ya Kus? Barang-barangnya sepertinya merk brand terkenal semua, sepertinya mahal-mahal." Ujar Putri sambil berkelana menyusuri outlet-outlet

"Ya kalau kamu mau barang yang murah meriah di Pasar Baru tuh." Sela Kusuma.

"Iya ya.. bisa tidak ya nanti kita ke sana?"

"Hmmm... kalau kita ada waktu free mungkin bisa ya..."

"Semoga ada kita waktu free, aku mau mencari mantel dingin dan syal leher."

"Oke,, kita lihat saja nanti"

Mereka berdua masih berada dilantai pertama menyusuri area mall, banyak lampu-lampu lampion ukuran sedang dan ornamen lainnya yang bergantungan di atas kepala mereka menarik minat juga bagi pengunjung. Ketika Kusuma mendonggakkan kepala, ada satu lampion yang bergerak-gerak seperti mau jatuh ke bawah, lampion itu berada di sebelah depan kanan Kusuma. Refleks ia melihat ke arah depan itu, ternyata ada seorang wanita berada dibawah lampion yang mau jatuh itu lagi memegang telepon genggam sambil bertelepon.

Kusuma berlari ke depan kanan arah wanita yang berdiri untuk menarik wanita tersebut ketika tiba-tiba lampu lampion itu lepas terjatuh dari gantungannya.

"Awassssss.... Lampunya...!" teriak Kusuma. Upss, hampir saja lampu itu mengenai kepala si wanita, berhubung Kusuma langsung menarik wanita itu ke arahnya , maka si wanita itu terselamatkan dari kejatuhan lampu itu.

Si wanita itu membelalakkan matanya mungkin karena terkejut, jantung kusuma berdebar-debar keras serasa mau copot dan kakinya lemas. Kusuma masih memegangi tubuh wanita itu, dan ia langsung membawa ibu itu menuju bangku yang terdapat di pinggir-pinggir outlet untuk duduk. Semua orang yang kebetulan ada di sana juga sempat ada yang menoleh dan menjadi berisik karena kejadian itu. Putri teman Kusuma juga menghampiri Kusuma dan duduk disebelah kiri Kusuma

Security dan team cleaning service mall langsung bertidak sigap melihat kejadian ini, mereka segera mengevakuasi lampu yang terjatuh tersebut. Ada seorang pria mungkin kepala keamanan mall tersebut datang menghampiri Kusuma dan wanita yang ada disebelahnya itu.

"Maaf ibu atas kejadian yang tidak disengaja ini, apakah ibu dan mbak mengalami cedera? Ujar lelaki itu bertanya ke Kusuma dan wanita disebelahnya sambil mengamati mereka dengan teliti.

"Saya tidak apa-apa kok pak." Jawab Kusuma. Ia menoleh ke arah wanita itu, dan terkejut lagi, karena Kusuma sepertinya pernah melihat ibu itu, tapi dimana ya pikir Kusuma.

"Saya juga tidak apa-apa, cuma masih terkejut dan sedikit gemetar saja." jawab wanita itu

"Baiklah, saya akan melaporkan kejadian ini ke pihak yang terkait. Mungkin ada paku atau sesuatu yang lepas untuk menahan lampu lampion itu. Jika ibu atau mbak nanti masih membutuhkan informasi segera hubungi saya ya." Lelaki itu berujar sambil menyodorkan sebuah kartu nama berisi detail kontaknya. "Dan jika tidak ada lagi yang bisa saya bantu, saya permisi ya..." Lelaki itu pamit dan berlalu dari hadapan mereka

"Maaf ibu, sepertinya kita pernah bertemu ya?" ujar Kusuma sambil mengamati ibu itu.

Wanita itu mengamati Kusuma juga dengan mata berbinar-binar sekarang. Sepertinya ia mengetahui sesuatu yang mungkin lupa diingat Kusuma.

"Ia.. sepertinya memang mbak tidak mengingat saya ya." Si ibu melanjutkan sambil tersenyum.

"Iya nih bu, samar-samar saja saya ingat... Hmmm.. apakah ibu pernah membeli tiket dikantor saya?" Kusuma sambil mengerenyit mencoba mengingat sesuatu.

Ibu itu tertawa lembut, terlepas dari ia hampir kejatuhan lampu lampion yang kalau menimpuk kepala bisa benjol. "Mbak Kusuma tidak ingat saya? Sekitar 3-4 bulan yang lalu saya membuat visa Jepang di kantor mbak." ujar si ibu

"Hmmm... Visa Jepang yaaa?" Sambil berpikir lagi Kusuma menyahuti ibu tersebut.

"Iya,, saya Widyawati. Apakah sudah ingat?"

"Oh...Iya..ya ibu Widya itu ya...." sambil tersenyum lebar ala iklan pasta gigi Kusuma berhasil mengingat wanita stylish di depannya ini. "Ibu tidak apa-apa kan?" sambil mengamati Ibu Widya, Ia bertanya kembali.

"Tidak... hanya shock saja tadi, Btw, Ibu sangat berterima kasih karena kamu menarik saya tadi, coba kalau saya masih dibawah lampu itu... mungkin kepala ibu benjol atau cedera la ya..." Celoteh ibu Widya dengan muka setengah histeris ala-ala orang kaya.

Kusuma dan Putri mendengarkan dengan sedikit takjub, ya mungkin masih bawaan shock jadi gimana gitu.

"Iya.. sama-sama ibu.. Saya refleks saja melihat ke atas tadi." Ujar Kusuma rendah hati.

Ibu Widya mengenggam tangan Kusuma dengan lembut sambil berkata, "Kamu wanita yang manis, baik dan rendah hati. Apakah kamu sudah mempunyai suami nak?"

Kusuma sedikit gelagapan ditanya perihal suami. "Belum ibu." Jawab Kusuma sambil tersipu malu.

Sambil menepuk-nepuk tangan Kusuma dan sedikit menerawang, entah apa yang dipikirkan ibu Widya didalam pikirannya itu.

"Hmmm..hmmm.." Hanya itu jawaban ibu Widya. "Well, apa yang kamu lakukan di Mall ini nak?"

"Saya mewakili dari kantor untuk mengikuti acara Travel Mart dari Dinas Pariwisata, dan ini acara bebas selama 2 jam ke depan" Ujar Kusuma.

"Ohhh,, Sangat bagus itu." Balas Ibu Widya. "Ayo kita lanjutkan ke cafe seberang sana, temanin ibu untuk minum dulu ya..." Sambil berdiri dan menarik Kusuma dan juga mengajak Putri untuk beranjak ke sebuah cafe di Mall itu

Kusuma dan Putri tidak enak untuk menolak ajakan ibu Widya, dan itu juga bagian dari rezeki kan... Tidak baik menolak rezeki, pamali kata orang lama. Mereka bertiga meluncur ke arah cafe dan melanjutkan percakapan. Dan waktu pun berlalu sampai akhirnya mereka berpisah untuk melanjutkan kegiatan masing-masing.

*** Well... Well...Well..****

Kisah nanti terus berlanjut, Kusuma sepertinya belum menyadari bahwa ada satu titik digaris tangannya itu akan mempertemukannya dengan belahan jiwanya melalui Ibu Widyawati. Apakah kalian pembacaku tersayang masih penasaran dengan cerita ini? Nantikan kelanjutannya yaaaa...

Salam Hangat,

CNN















MENCARI CINTA YANG SEDERHANA {Geng Rempong : 1}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang