Retak (2)

2.5K 187 3
                                    

Senja pun turun di ufuk barat kota Bandung dan hari pun berganti malam. Rumah besar itu sekarang sepi kembali. Seperti ada yang hilang dan membawa pergi semua kebahagiaan, keceriaan bahkan kerewelan ataupun keusilan yang pernah terjadi selama lima hari belakangan ini. Ibu Widya sudah sampaj di Bandung sekitr tiga puluh menit yang lalu.

Ibu Widya berada dikamarnya sendiri. Suaminya belum pulang dari kerja begitu pula anak lelakinya. Sebenarnya hidup ibu Widya yang hanya mempunyai seorang anak saja membuatnya merasa kesepian karena anak lelakinya sudah dewasa. Tidak mungkin kan ia harus bermain dengan anak lelakinya itu yang sudah dewasa. Itulah sebabnya ia langsung jatuh hati kepada Kusuma. Ia menganggap bahwa wanita munggil itu sebagai anaknya.

Ia menghela napas dengan perlahan. Ketika akan berajak ke ruang ganti pakaian terdengar ketukan pintu. Ia berkata masuk. Nampaklah anak lelakinya dari balik pintu. Ibu Widya menatap wajah anaknya yang terdapat lebam di sekitar rahanghya. Ia langsung mendekati anaknya itu dan bertanya,

"Ada apa denganmu Ren?" Ia bertanya dengan khawatir kepada anaknya itu sambil mengulurkan tangan untuk menyentuh rahang anaknya yang lebam. Rendy agak meringgis ketika disentuh ibunya itu dan tiba-tiba langsung memeluk ibunya dengan erat.

Ibu Widya agak shock dengan kelakuan anaknya itu. Ada apa ini sebenarnya batinnya. Rendy jika dipeluknya saja agak sedikit canggung dan selalu berkata 'aku sudah besar bu'.

Rendy tidak menjawab pertanyaan ibunya. Ia masih memeluk ibunya dengan erat. Ia juga tidak mengerti kenapa sikapnya seolah melembut seperti wanita yang sentimental.

Ia tadi melampiaskan segala emosi yang berkecamuk dalam dadanya diruangan Boxing Challenge bersama Syarif. Anak buahnya itu bersedia menjadi lawan partnernya untuk bertinju. Ia tidak segan-segan mengeluarkan amarahnya ketika bertinju. Mungkin anak buahnya itu berpikir bosnya sudah menjadi gila. Tinju yang disarangkan oleh Syarif di rahangnya itu berhasil membuatnya merasa hidup.

Ia tidak ingat sudah menghadiahi Syarif berapa kali pukulan dirahang anak buahnya itu. Ia berharap anak buahnya itu tidak apa-apa besok. Tapi ia tahu bahwa PA-nya itu terlatih. Ia sendiri yang melatih training para anak buahnya. Jadi ia tahu kemampuan masing-masing dari anak buahnya. Syatif akan baik-baik saja selain mengalami lebam dan memar sedikit di wajahnya yang tampan begitu kata Syarif  tadi sambil meringgis kesakitan dan permisi untuk pulang.

Ia melepaskan pelukannya. Rendy mengamati ibunya yang berkaca-kaca memandanginya. Ia tidak bisa membaca apa yang sedang dipikirkan ibunya itu. Apa ibunya khawatir terhadap dirinya? Ia rasa itu sudah pasti.

"Hmm.. Maaf bu.. membuat ibu agak kaget dengan spontanitas tadi. Aku merasa agak sedikit lelah hari ini. Nanti jangan ibu sendirian saja ya makan malam. Aku mau istirahat saja. Mungkin kalau malam-malam lapar aku akan makan sendiri". Rendy bertutur dengan lembut kepada ibunya.

Ibunya mengelus rahang Rendy yang berdenyut dengan lembut. Emosi anaknya sepertinya sudah tersalurkan. Ia yakin pasti anaknya ini bersama Syarif tadi. Well, kalau tidak bertinju pasti bergulat. Namun, ia tidak khawatir dengan memar itu. Yang ia khawatirkan memar dihati anaknya itu bahkan mungkin sudah retak. Ia berharap retaknya mengarah ke positif bukan ke negatif.

"Baiklah. Ibu akan turun makan sendirian. Ibu minta temanin mbok Ina saja karena Kusuma tidak ada lagi dirumah ini". Gleg! Ibu Widya kelepasan menyebutkan nama Kusuma.

Rendy terdiam dan matanya mengeras tajam. Tapi kemudian ia menarik napas panjang dan tersenyum saja menanggapi perkataan ibunya. Rendy permisi kepada ibunya untuk pergi ke kamarnya sendiri.

*****

Sepi sekali rumah ini batin Rendy ketika melewati koridor antara kamar ibunya dengan kamarnya. Biasanya ia menikmati rasa sepi ini. Sekarang ia baru merasakan hal tersebut cukup tidak mengenakkan hatinya. Apa karena masih ada efek samping dari pesta yang diadakan dirumah ini ya batinnya.

MENCARI CINTA YANG SEDERHANA {Geng Rempong : 1}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang