KELAMBU

5.2K 183 13
                                    

Kusuma masuk ke kamarnya dan berganti baju tidur dengan cepat selagi suaminya mengambil tas berisi pakaian ganti dimobilnya yang berada teras rumahnya.

'Tok..tok..tok..'

"Iya..masuk saja" jawab Kusuma.

Rendy masuk ke kamar tidur Kusuma, mengamati kamar sederhana bercat hijau toska itu dengan teliti. Ukuran kamar ini mungkin 4 × 5 meter pikirnya. Ada tempat tidur jati model lama dengan kelambu yang sudah terpasang ditempatnya. Kipas angin model yang didinding menyala dengan putaran pelan. Lemari pakaian jati, kursi serta meja untuk baca bertumpukan buku-buku. Tidak ada foto atau pernak-pernik wanita yang terpajang didinding. Wanita sederhanaku batin Rendy.

Ia melihat Kusuma membungkuk mengambil kaleng penyemprot serangga didekat meja bacanya. Rendy mengunci pintu dan langsung menarik pinggang wanita itu dari belakang kepelukan dirinya. Kusuma terkejut dan menggeliat berusaha melepaskan dirinya.

"Hei..hei..mungil.. jangan bergerak-gerak. Apa kamu mau membuatku tercecer disini sekarang." suara dalam Rendy dari belakang telinga Kusuma membuat istrinya itu terdiam mendadak.

"Hmm.. lepas.. lepaskan saya mas.."

"Tidak mau." jawab Rendy pendek dengan tangan kanannya memindahkan rambut istrinya itu kedepan dada Kusuma.

"Tidak mau? Aku akan teriak jika mas tidak menuruti kemauan saya." ancam Rendy.

"Teriak saja, aku tidak peduli. Nanti malah kamu membangunkan semua orang dirumah ini dan membuat mereka berpikir kamu sedang melayani suamimu ini dengan sangat hebat." ujar Rendy dileher belakang istrinya itu.

SIAL! Ia mati kutu nih batin Kusuma kesal. Lelaki dibelakangnya ini mudah sekali membuat dirinya jengkel, mau marah, rindu, mau memeluk bahkan mencium wajah tampannya itu dalam satu waktu.

"Iya.. tapi kan saya mau menghadap ke arah mas." ungkap Kusuma manja membuat Rendy waspada.

"Jangan berusaha menipuku mungil. Aku sangat tahu dirimu itu wanita penyihir yang bermulut manis sekali." kali ini Rendy menciumi leher belakang itu dengan pelan. Kenapa ia cepat sekali tegang didekat wanita ini. Rencananya tadi ia mau membahas tentang diri mereka terlebih dahulu, tetapi ketika melihat wanita ramping itu membungkuk langsung hilang semua topic bahasan itu didalam otaknya digantikan oleh sosok lembut dipelukannya ini.

"Enak saja saya bermulut manis. Saya wanita logis yang tidak pernah bermanis-manis dengan para pria." jawab Kusuma cepat sambil tangannya mencubiti lengan Rendy yang berada diperut atasnya itu dengan gemas.

Rendy menjadi semakin tegang mendengar suara bawel istrinya itu ditambah lagi dengan cubitan dilengannya itu membuat dirinya tersentak kedepan membentur pinggul belakang istrinya itu.

"Apa itu mas?!" Kusuma bertanya terkejut.

"Mas membawa pistol ya?" lanjut istrinya itu dengan polos.

Perkataan spontan serta polos istrinya itu membuat Rendy terbahak-bahak dibelakang punggung Kusuma. Suara tawanya tertahan dibaju tidur istrinya itu. Kusuma menjadi tegang mendengar Rendy tertawa.

"Mas.. gila ya?! Saya tahu mas itu punya perusahaan dibidang pengawalan pribadi. Tetapi ini?! Tidak boleh membawa pistol sembarang mas. ASTAGA!" Kusuma frustasi menyebutkan kata astaga itu membuat Rendy menarik napas dengan berat dan perlahan-lahan.

"Hei.. hei.. mungil." Rendy membalikkan tubuh istrinya itu sehingga menghadap tubuh bagian depannya. "Itu bukan pistol sayaangg." Rendy menjawab cepat membuat Kusuma ingin membuktikannya, "Eiitss.. jangan dilihat!" Rendy menarik wajah Kusuma ke atas sampai membuat Kusuma berjinjit supaya menatap wajahnya saja. "Listen to me.. Kamu wanita dewasa bukan?" Kusuma menganggukkan kepala merespon omongan suaminya itu.

MENCARI CINTA YANG SEDERHANA {Geng Rempong : 1}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang