Bertunangan

3.7K 183 6
                                    

Usaha Kusuma dan Rendy selama tiga hari untuk menghentikan pertunangan yang diminta ibu Widya tidak berhasil. Mereka malah disidang oleh ayah Rendy diruang kerja ayah Rendy itu. Rendy diberi wejangan yang sangat panjang mengenai pentingnya mengontrol diri sebagai lelaki dewasa dan membuat telinga Rendy dan Kusuma memerah mendengarkannya.

Ibu Widya sangat senang dengan pencapaiannya tersebut. Ia waktu itu segera memberitahukan suaminya jika Rendy telah berbuat kelewatan terhadap diri Kusuma. Ia menambahkan dengan dramatis bahwa tindakan anaknya itu membuat harga diri keluarga mereka turun.

Persiapan acara pertunangan mendadak mereka ini membuat Kusuma berdebar-debar. Ayah dan ibu Widya mendatangi keluarganya di Bekasi hari Rabu yang lalu. Ia dan mas Rendy dibawa serta ke Bekasi oleh ibu Widya ke rumahnya.

Ia tidak bisa mengingat secara detail pertemuan keluarganya dengan keluarga Rendy. Yang ia ingat adalah ayah dan ibunya menanyakan apakah ia setuju dengan permintaan mengikat hubungan ini dengan anak dari ibu Widya. Kusuma tidak segera menjawab waktu itu, jadi ia diseret oleh kakak perempuannya ke kamar tidur dan diberi nasihat singkat tentang menjaga hubungan baik dengan orang yang telah banyak berbuat baik kepada dirinya. Kakaknya juga mengatakan tidak ada ruginya bertunangan dengan lelaki tampan seperti Rendy. Ugghhh!! Dasar kakaknya itu. Yang harus hidup dengan muka marmer itu ke depannya adalah dirinya bukan kakaknya.

Setelah sepuluh menit kakaknya menceramahinya tanpa ia dengarkan dengan sadar akhirnya mereka kembali ke ruang tamu. Ayah dan ibu Rendy menatapnya dengan tatapan menilai. Rendy menatapnya dengan tatapan sangat dingin.

Kusuma akhirnya menyetujui pertunangan ini dengan syarat ia harus tetap bisa bekerja tanpa harus merepotkan keluarga ibu Widya itu. Ayah Rendy memandang istrinya dengan tatapan penilaian. Rendy hanya diam mendengar perkataan Kusuma. Ibu Widya menyetujui permintaan Kusuma asal wanita itu bisa menjadi menantunya. Setelah menikah ia akan pikirkan lagi yang terbaik untuk wanita ini.

Alhasil, sekarang sudah hari Jumat.

Ibu Widya mengatakan untuk mengundang teman-teman Kusuma jika mau. Kusuma berpikir ia hanya akan mengundang teman terdekatnya saja beserta keluarga terdekat. Ia tidak terlalu ambil pusing dengan urusan undangan.

Kusuma selama dua hari ke depan akan berada dirumahnya sendiri di Bekasi. Ia diberi izin lagi oleh pihak HRD hotel. Sebenarnya ia sangat tidak enak hati karena cuti terus. Namun, pihak HRD mengatakan ia akan mengganti cuti dengan off kerjanya. Ia akan cuti dihari sabtu dan minggu.

Malam hari ini rumah Kusuma, teman terdekatnya sudah datang yaitu Sari dan Dian. Mereka berdua menyempatkan diri datang berkunjung untuk bergosip ria bersama-sama. Sambil tersenyum ceria mbak Dian berkata, "Aduhh... kamu sungguh beruntung ya jeng Kus... sudah dapat jodohnya duluan."

"Iya nih jeng Kus... Seperti kejatuhan durian runtuh" oceh Sari.

"Kejatuhan durian runtuh? Luka semua dong" sahut Kusuma yang disambut tawa berderai dari mereka bertiga.

"Cerita-cerita dong calon tunanganmu itu, si Rendy" lanjut mbak Dian penasaran.

"Sepertinya biasa saja deh mbak, selain wajahnya yang sangat dingin." Jawab Kusuma pendek.

"Oh ya ampun... Kenapa datar sekali toh jeng kamu menjawab. Apa ini ikatan yang di jodohkan?" tanya Sari sekarang dengan tatapan menyelidik.

"Hmmm.. gimana ya... sembilan puluh persen sih iya." balas Kusuma

"Waduh... Apa kamu tidak merasa tertekan Kus. Ayolah.. zaman sudah berubah Sis, tidak mungkin kita menikah tanpa ada rasa 'klik'. Tapi, mbak bukan mau mengurui ya.. hanya berpendapat saja." ujar mbak Dian netral.

MENCARI CINTA YANG SEDERHANA {Geng Rempong : 1}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang