Surprise

3.3K 245 6
                                    

Hari Minggu di Bekasi,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari Minggu di Bekasi,

Kulit tubuh Kusuma warnanya kecoklatan dengan kulit bersinar sehat. Dengan menggunakan gaun chiffon bermotif bunga-bunga mawar biru dan merah dibawah lutut dilengkapi aksen tile dilengan, celana dasar warna coklat. Memakai make-up tipis dan rambutnya yang ikal sepanjang punggung diikat seperti ekor kuda dengan meninggalkan helaian rambut poni di depannya terlihat sangat manis. Setelah mengecek sekali lagi didepan cermin, Kusuma keluar dari kamar tidurnya sambil memakai tas selempang kecil hanya memuat untuk lipstik, handphone dan dompet.

Diruang menonton ibunya duduk santai sambil membuat sulaman telapak meja. Tugas pagi harinya telah selesai, yaitu membantu memasak dan beres-beres rumah. Ia pun sudah memberitahukan perihal mau bertemu dengan ibu Widya di salah satu restoran makan yang terbilang untuk orang "High Class", agak gimana gitu perasaan Kusuma. Takut nanti salah mengambil sendok makan yang mana akan di gunakan terlebih dahulu, seperti tokoh Jack di film Titanic yang orang dari kelas bawah makan dengan orang kelas atas.

"Bu.. Kus pamit dulu ya.. Mungkin agak sorean pulang. Ibu tidak ada yang mau dititip?" ujar Kusuma sambil menyalami tangan ibunya.

"Nanti saja Kus, benang sulaman ibu masih ada kok?" balas ibunya. "Hati-hati dijalan ya nak, mengemudinya alon-alon saja." lanjut bu Lily.

"Oke.. siap..!" Kusuma berlalu dari ruang tamu menuju pintu depan sambil menenteng sepatu flatnya. Motor si"butut" sudah mandi tadi, ya lumayan untuk sampai direstoran nanti dalam keadaan bersih dan tidak lupa helm memakai sesuai standard.

Perjalanan dari rumahnya menuju restoran tidak terlalu lama, sekitar lima belas menit saja. Ibu Widya berkata jam satu siang sudah ada ditempat. Berhubung jam makan siang, jadi Kusuma tidak makan siang dulu dari rumah. Sepuluh menit sebelum tepat jam satu siang sudah tiba didepan receptionist, ia lalu menanyakan seperti yang ibu Widya instruksikan di pesannya bahwa langsung datang dan duduk saja di meja yang sudah diorder atas nama Widyawati.

"Selamat siang mbak, maaf mau bertanya.. Hmm.. Saya ada janji bertemu dengan ibu Widyawati, kata beliau sudah order meja disini." tanya Kusuma santun dan sedikit ragu-ragu.

Mbak yang ditanya tersenyum lalu berujar, " Selamat datang." sambil mengetik sesuatu dituts keyboard komputer. "Meja nomor 9 di samping jendela, jalan lurus saja agak kedalam ya mbak posisinya." lanjut si mbak receptionist sambil menunjukkan arah mejanya.

"Baik terima kasih." balas Kusuma.

Kusuma tersenyum berjalan dengan pelan sambil mengamati ruangan restoran, interior didalam sangat indah dicat dengan warna hijau muda, lampu kristal bergelantungan dengan meja-meja yang tertata apik. Beberapa meja yang dilewatinya sedang menikmati menu santap mereka. Tapi Kusuma tidak terlalu mengubriskan mereka, toh mereka lagi makan juga.

Inilah sifat Kusuma yang menurut beberapa orang temannya terlalu cuek. Ia tidak terlalu memperdulikan lirikan yang diberikan oleh orang kepadanya. Maksud teman-temannya tebar pesona (TP) sedikit. Contohnya saat ini, ada sekitar empat lelaki yang terlihat masih sekitar usia 30 tahunan sedang bersantai dan bersenda-gurau setelah santap siang mereka memperhatikan Kusuma ketika lewat dari meja mereka dengan pelan dan tidak menoleh.

MENCARI CINTA YANG SEDERHANA {Geng Rempong : 1}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang