Problem

4.4K 190 6
                                    

Fajar menjelang dikaki pegunungan. Kusuma terbangun duluan, ia mengucek-ucek matanya. Menguap sambil mengeliatkan tubuhnya itu. Ia merasa ada yang menindih perutnya. Menunduk ia melihat kepala suaminya itulah yang menindih perutnya. Pantas saja berat batin Kusuma keki. Ia mengulurkan kedua tangannya untuk mengangkat kepala suaminya itu.

"Ughh..berat sekali sih kepala ini."

"Makan apa mas Rendy ini sehingga kepalanya saja seperti beton."

"Dasar giant."

Itu semua rutukan Kusuma dipagi hari untuk suaminya itu. Rendy terbangun dengan mendengarkan ocehan istrinya itu dengan tenang. Ia tidak bergerak dari tempatnya yang nyaman. Malah tangannya merangkul pinggang ramping istrinya itu dalam diam.

Kusuma tidak berhasil memindahkan kepala itu dari perutnya. Ia menyenggol bahu telanjang suaminya itu.

"Mas.. bangun dong.."

"Hmm.."

"Jangan hmm doang atuh. Bergeser sana..."

"Nanti, masih mengantuk."

"Ini sudah pagi mas.. ayolah bangun.."

"Aku sih sudah bangun dari tadi mungil." Rendy menaikkan wajahnya dari perut halus itu. Ia kemudian membenamkan mukanya dengan geram diperut lembut istrinya itu membuat Kusuma terkikik-kikik.

"Ampun.. ampun mas.. hentikan. Dasar macam gunung besar."

Dua orang itu sibuk bercanda diatas kasur sampai bunyi handphone Rendy berdering dengan keras dimeja lampu samping kiri kepala istrinya itu. Ia merayap dengan pelan ke atas tubuh ramping istrinya itu sampai menemukan titik yang pas untuk ia bersandar. Ia meletakkan kepala besarnya itu didada istrinya yang membuat wanita mungil itu bernapas dengan cepat, detak jantung Kusuma terdengar cepat ditelinganya. Ia mengambil handphone dengan tangan kiri dan menekan tombol dial yes.

"Haloo?" suara serak serta dalam Rendy membuat punggung belakang Kusuma bergetar. Ia sudah bernapas dengan susah ditindih seperti ini ditambah lagi mendengar suara seksi suaminya dipagi hari membuatnya ingin bergelung dipelukan suami besarnya itu. Sekarang suaminya itu menopangkan dagunya ditengah dadanya membuat ia beringsut gelisah.

"Kamu ini.. jangan bergerak-gerak dong." suara Rendy memperingatkan Kusuma yang malah didengar oleh ibunya itu terkikik-kikik seperti remaja

"Halo nak? Kenapa pagi-pagi sudah bergumul sih? Jangan sampai anak mungil ibu itu memar-memar setelah pulang dari sini ya." ancam ibunya dengan suara masih tertawa.

Rendy terkekeh mendengar ancaman ibunya itu menyebabkan tubuh Kusuma terguncang-guncang. Ia memelototkan mata kepada suaminya itu yang tidak gubris oleh lelaki itu. Ia kemudian mendapati ide briliant.

"Ibuuuu.. tolongin saayaa.. ini mas Rendy membuat tulang belakang saya serasa mau patah!" Kusuma berteriak seperti orang hilang akal.

"Renddddyyyyyyyy...." ibunya berteriak ditelephone yang membuat Rendy mematikan handphone itu dengan segera.

"Brengsek! Telingaku berdenging." Rendy bangun dengan posisi duduk dan membawa serta istrinya itu kepangkuannya dengan geram.

"Kamu akan menerima balasan atas apa yang kamu perbuat kepadaku Kusuma." Rendy mengangkat istrinya turun dan segera masuk ke kamar mandi.

Kusuma meronta-ronta mencoba melepaskan diri dari cengkraman suaminya itu. Tapi Rendy pria bertubuh tegap dan kuat, tidak ada hasilnya sama sekali bagi Kusuma yang meronta. Rendy langsung masuk ke shower dan menghidupkan air pancuran. Air menyembur membasahi mereka berdua. Kusuma berteriak terkejut karena air itu sedingin es. Ia menarik napas dengan terkesiap membuat Rendy tertawa terbahak-bahak.

MENCARI CINTA YANG SEDERHANA {Geng Rempong : 1}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang