MY ALL

5.7K 207 18
                                    

Rendy sudah menjelaskan kepada istrinya itu dengan perlahan. Kusuma terdiam lagi. Lalu ia teringat akan hal yang mengganjal pikirannya itu mengenai perkataan suaminya perihal lelaki lain.

"Hmm.. mas, kenapa mas berkata bahwa saya lebih suka dipeluk oleh lelaki lain daripada suami sendiri?"

Rendy sekarang yang menggertakkan giginya dengan geram.

"Itu karena Andi memeluk kamu diruangan tamu tadi!" Rendy seketika menjadi panas lagi.

"Akang Andi?"

"Iya ANDI! Apa kamu menyukai lelaki itu Kusuma? Kalau sampai benar, maka akan aku patahkan tulang-tulang ditubuhnya itu." Rendy berujar dengan murka.

Kusuma yang mendengarkannya menjadi terkejut dan seketika paham kenapa suaminya bersikap seperti itu. Suaminya meras cemburu. CEMBURU! Bayangkan suaminya yang tampan ini cemburu kepada rekan kerjanya itu karena tanpa sengaja memeluk dirinya dari belakang karena membantu Kusuma. Ia tersenyum sekarang sambil meringgis sakit karena bibirnya kebas.

"Kenapa kamu malah tersenyum. ASTAGA! Kamu benar-benar menyukai Andi ya?! Aku akan pukul wajah lelaki itu supaya kamu tidak bisa menyukai pria itu lagi." tubuh Rendy bergetar marah. Matanya bersinar seram.

"Mas cemburu." Kusuma membuat pernyataan itu dengan tegas.

"CEMBURU?!" suara Rendy bergemuruh marah. Kusuma tidak takut akan hal itu, ia malah dengan tenang memandangi suaminya yang berusaha mengendalikan diri untuk tidak mencekik lehernya. Ia malah mengangkat alis untuk menantang pria itu jika berani.

"KAMUUU?!.. "

Kusuma segera meletakkan tangan rampingnya itu dileher suaminya dengan pelan. Sentuhan lembut itu membuat Rendy terdiam seketika. Emosi didalam dadanya menyusut.

"Kaki saya itu tersandung sewaktu mau ke dapur mengambil air untuk akang Andi, nah dia mungkin refleks menarik saya untuk membantu supaya saya tidak terjerebab ke lantai. Dia juga bilang 'hati-hati Kusuma' gitu doang."

Rendy mengamati mata istrinya itu ketika bercerita. Tidak ada kebohongan disana. Hanya kejujuran yang terpancar dimata almond indah itu.

Astaga.. Aku sudah salah besar berbuat seperti tadi batin Rendy.

"Benarkah itu mungil?"

"Iya benar lah.. kalau tidak percaya tanya sendiri tuh sama akang Andi." rutuk Kusuma sebal.

Rendy sekarang tersenyum. Rupanya mereka berdua sama-sama telah salah paham. Inilah kalau tidak terbuka dan belum saling mempercayai. Hal sekecil apapun bisa membuat mereka bertengkar. Ia tidak mau lagi mengalami hal ini lagi.

"Listen to me, jika apa yang kamu katakan itu benar maka aku percaya. Aku percaya sepenuhnya kepada kamu Kusuma. Kita mungkin saling berteriak atau bertengkar ke depannya. Tapi, ingatlah satu hal, kita akan bersama-sama saling terbuka, oke?"

Rendy berujar lembut sambil mengusap-usap rambut istrinya itu dengan rasa sayang. Kusuma menganggukkan kepalanya tanda paham. Ia salah karena tidak mempercayai suaminya ini. Kalaupun ia ragu seharusnya ia bertanya terlebih dahulu untuk memastikan kebenarannya.

Ketika rasa marah dan cemburu telah hilang, maka digantikan oleh rasa yang baru hadir didalam dada Rendy. Ia tahu bahwa rasa itu benar-benar CINTA. Ia tidak mau menutupi perasaannya lagi.

Rendy tahu ayah dan ibunya pergi sedari siang dan mungkin kembali lagi larut malam karena ada urusan penting dalam bisnis mereka. Rendy bangun dari sofa sambil membawa Kusuma dalam gendongannya dengan mudah.

Rendy mengangkat telepon paralel dikamarnya ini.

"Mbok, kami kemungkinan besar tidak akan turun makan malam. Mbok dan yang lain silahkan makan. Ayah dan ibu juga tidak kembali sampai larut malam. Hmm.. satu lagi, jangan ada yang menganggu kami." Rendy menutup telepon dengan tegas. Kusuma menjadi gemetar lagi. Ia sangat mengerti maksud perkataan suaminya itu.

MENCARI CINTA YANG SEDERHANA {Geng Rempong : 1}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang