Menjauh

2.7K 165 5
                                    

Setelah sarapan ia dan Syarif bergegas membereskan perlengkapan meeting dan koper pakaian mereka.

Jam sepuluh pagi mereka sudah check out dari hotel tersebut. Rendy keluar dari hotel menuju parkir mobil. Refleks ia menoleh ke arah tempat ia pernah mengklakson seorang wanita yang salah rute untuk berjalan. Kenapa hatinya  berasa berat dan tidak enak ya batin Rendy.

"Bos ada apa?" Syarif bertanya khawatir. Ia melihat bosnya agak melamun.

Rendy tersadar dan berujar, "Tidak ada apa-apa."

Mobil milik Rendy melaju dari parkiran keluar dari hotel meninggalkan kenangan untuk dirinya.

Akan ia simpan kenangan tersebut pikirnya sambil menyetir. Ia tidak tahu apakah akan bertemu lagi dengan wanita bermata coklat itu. Menjahit kancing lengan, makan malam sederhana sampai peristiwa jambret.

"Bos.. sepertinya bos agak khawatir dan tidak konsentrasi. Apa mau saya saja yang menyetir?" Syatif bertanya tiba-tiba dengan was-was. Ia takut bosnya ini tidak fokus.

"Tidak usah. Aku akan konsentrasi. Tenang saja kamu." Rendy berkata kaku.

"Baiklah" ujar Syarif pendek. Ia menyalakan radio mobil untuk mengatasi kebisuan.

Kan ku jalin lagu
Bingkisan kalbuku
Bagi insan dunia
Yang mengagungkan cinta

Betapa nikmatnya
Di cumbu asmara
Bagai embun pagi
Yang menyentuh rerumputan

Cinta, akan ku berikan
Bagi hatimu yang damai
Cintaku, gelora asmara
Seindah lembayung senja

Tiada ada yang kuasa
Melebihi indahnya, Nikmat bercinta

Syarif bergumam mengikuti lagu tersebut dengan happy. Sedangkan Rendy mencengkram setir kemudi dengan erat sampai buku jari-jarinya memutih. Rendy juga mengertakkan giginya.

Brengsek!! Batin Rendy berteriak.

Setelah habis lagu itu berganti lagi dengan lagu yang lain masih bernuansa cinta juga. Syarif sangat senang tanpa melihat si bos yang siap melepaskan dan melemparkan setir kemudi itu dari tempatnya.

Rendy menyetir dengan geram. Ia tidak mungkin memarahi anak buahnya hanya gara-gara mendengarkan lagu dan bernyanyi. Bisa disangka bos kejam nanti dia.

Maka perjalanan pulang menjauh dari hotel berlanjut sampai tujuan mereka dengan lancar.

*****

Kusuma bekerja dengan pikiran yang setengah fokus. Otaknya tidak mau berkompromi dengan apa yang telah terjadi kemarin malam. Ia merasa bahwa hatinya tumbuh kuncup-kuncup bunga cinta. Apa benar itu cinta? Ia tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya.

Ia tidak pernah menjalin hubungan sampai umurnya yang masuk 32 tahun ini.

Tidak sekali pun ia membuka hatinya bagi lelaki yang mencoba mendekatinya dulu. Ia beranggapan dulu itu hanya membuang waktunya saja. Ia tidak mau menjalin hubungan yang tidak serius. Dan ia sebenarnya sangat takut untuk jatuh cinta. Ia merasa ia hanyalah wanita biasa. Jadi ia selalu menutup hatinya itu jika ada lelaki yang berusaha mendekatinya.

Hati Kusuma membeku sampai ia bertemu dengan lelaki yang tidak sengaja mencipratinya dengan genangan air becek. Hari itulah yang  membawanya sampai ke tingkat seperti ini.

Segala hal yang terjadi dalam dua bulan belakangan menjadikan hatinya sekarang mendamba untuk bisa mengenal lebih dalam tentang mas Rendy. Tetapi lelaki itu adalah orang yang sangat kaya, tampan, berkedudukan tinggi. Sedangkan ia, apa yang ada pada dirinya ini. Ia hanya wanita sederhana yang bekerja sebagai kasir merangkap seamstress dihotel. 

MENCARI CINTA YANG SEDERHANA {Geng Rempong : 1}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang