Kolam Renang

3.1K 203 2
                                    

Rendy menjadi kesal mendengar Kusuma berkata pulang lagi. Ia turun dari tempat tidur dan langsung keluar kamar tanpa berkata apa-apa serta menutup pintu kamar dengan hentakan yang keras.

Kusuma dan ibu Widya saling  diam dalam berpandangan. Kusuma tidak tahu mengapa suasana mas Rendy cepat berubah begitu. Apa ia salah dalam berkata? Ibu Widya menghela napas dan mendekati Kusuma, ia merapikan rambut Kusuma dan mengelus pipi wanita sederhana ini namun mempunyai sikap yang bisa membuat suasana hati anak lelakinya itu naik turun.

"Dengar ya nak, ngak usah pikirkan pulang dulu. Sehatkan tubuhmu dulu ya. Setelah sehat semua nanti ibu yang antar kamu pulang".

"Baiklah ibu, aku akan istirahat yang cukup agar bisa cepat memulihkan tubuh. Btw, hmmm.. aku lapar bu.." Kusuma berkata sambil tersenyum dan memegang perutnya.

"Baiklah, ibu akan menyuruh mbok Ina membawa kamu camila untuk sementara. Tetap istirahat ya, jangan turun dari tempat tidur".

Ibu Widya keluar kamar meninggalkan Kusuma sendirian. Kusuma yang ditinggal sendirian sekarang duduk  memikiran dirinya yang terjebak di kamar ini tanpa bisa berbuat apa-apa untuk dirinya sendiri.

Ia mengerakkan kedua lengannya ke atas perlahan dan merenggangkan tubuhnya. Ajaibnya punggungnya tidak terasa sakit. Hanya nyeri sedikit. Ia perlahan-lahan lagi memutar punggungnya ke kanan dan ke kiri. Yesss!! Tidak sakit. Well, ia akan turun dari tempat tidur. Kakinya menjulur dan menuruni tempat tidur. Setelah kakinya berada di lantai, ia mengangkat tubuhnya dari tempat tidur dan berdiri dengan perlahan.

Ia  type wanita keras kepala, ia tidak akan mengalah pada rasa sakit ini. Berjalan dengan perlahan-lahan ia menuju pintu geser yang menuju kolam renang. Ia membuka pintu tersebut dan mengamati langit yang berwarna orange sore hati. Ia menarik napas, udara terasa sejuk dan segar karena hujan telah menghapus semua debu yang ada. Ia kemudian berjalan menuju tempat duduk santai di dekat kolam renang dan berbaring bersandar dengan perlahan.

****

Rendy memukuli samsak di ruangan gym dengan geram, kesal dan marah. Ia ingin sekali menghancurkan sesuatu. Entahlah kenapa sikapnya akhir-akhir ini suka naik turun. Pasti wanita bermata coklat itu penyebabnya. Ia memang dikenal sebagai orang yang dingin dan cepat marah oleh anak buahnya. Tetapi sekarang ini, ia bukan ingin marah saja tapi ingin meledak.

Buk..buk..buk.. dengan berirama ia memukuli samsak tinju didepannya ini. Baru sepuluh menit ia berada di ruangan gym ini, ia sudah merasa gerah. Keringat membasahi dan menuruni punggung belakangnya yang tanpa baju itu dan hanya mengenakan celana panjang training. Ia tidak keberatan dengan hal tersebut, asal ia bisa menyalurkan seluruh rasa yang berkecamuk didadanya ini.

Ketika ia memutar tubuhnya untuk berlari di treadmil, seketika ia teringat Kusuma. Brengsek!! Sepertinya ia tidak bisa tenang sekarang. Wanita itu ingin pulang kerumahnya kan secepatnya? Well, silahkan pulang! Semakin cepat wanita itu pulang, ia tidak akan merasakan emosi seperti ini. Ia dulu pernah menyayangi wanita, bertengkar, ataupun bersenda gurau. Tetapi hal itu tidak sama dengan Kusuma. Ketika ia bersama wanita mungil itu, seolah itu bukan bagian dirinya. Entahlah, ia tidak mengerti.

Ia tidak akan berlari di treadmil sekarang. Ia keluar dari pintu geser untuk  menuju kolam renang saja. Ia akan mendinginkan otak dan tubuhnya. Mungkin ketika ia berenang nanti ia akan merasa sedikit fresh. Ketika ia membuka pintu geser, ia melihat ada Kusuma yang duduk di tempat duduk santai melihat ke arah langit seperti memikirkan sesuatu. Ia berusaha menghindari wanita ini. Tetapi ini namanya keluar dari lubang buaya masuk ke lubang singa.

Hmmm.. ia akan tetap berenang. Kenapa mesti takut. Ini rumahnya, biarkan wanita itu memandangi langit. Ia sudah melepaskan bajunya di ruangan gym, ketika udara berhembus ia merasa segar. Ia terlebih dahulu berlari di pinggir kolam renang tersebut. Bentuk kolam renang di rumahnya ini persegi panjang. Ketika ia melewati tempat duduk santai, Kusuma masih berbaring bersandar santai tanpa peduli dengan lingkungan sekitarnya. Jadi ia melanjutkan kegiatan berlarinya.

****

Sial!! Kusuma membatin dalam hati. Kalau tahu mas Rendy akan berlari tanpa baju seperti ini, ia akan melesat masuk ke dalam. Berhubung ia tidak bisa bergerak dengan cepat untuk pergi, jadi ia pura-pura tidak peduli dengan keadaan sekitar hanya dengan memandangi langit sambil berpikir apakah ia harus menutup mata atau tetap membuka seperti ini dengan resiko matanya harus iritasi karena memandangi tubuh aduhai bagian atas mas Rendy. Hei.. ia kan manusia juga. Ia tidak tahu mas Rendy akan berlari tanpa memakai baju. Toh itu juga buka salahnya, ia sudah duluan berada didekat kolam renang ini.

Ia tidak mau memandangi mas Rendy karena takut dengan raut mukanya yang tadi ketika pergi dari kamar tidurnya. Hmm.. pasti sekarang masih terlihat sama. Ia tidak mengerti kenapa mas Rendy seperti itu. Memang terkadang ia terlihat sangat dingin dan terkesan terlalu terkontrol. Namun, kadang mas Rendy bisa bersikap releks seperti tadi ketika tertawa bersamanya. Ia mengela napas dengan perlahan. Ketika ia menoleh ke arah kolam renang, ternyata mas Rendy sudah menjeburkan dirinya ke dalam kolam renang dan sekarang sedang bolak-balik berenang seperti mempunyai kekuatan Poseidon batin Kusuma geli.

Ketika Rendy sampai ujung kolam dekat kursi santai ia mendongakkan kepalanya, matanya bertemu dengan mata Kusuma. Ia menahan pandangannya dan keluar dari kolam renang dengan perlahan dengan air yang menetesi seluruh tubuhnya. Wanita itu tidak membuang pandangannya, sepertinya wanita ini sangat berani untuk adu pandang dengannya. Bailklah, kita lihat siapa yang akan kalah. Ia perlahan berjalan mendekati Kusuma seperti harimau mendekati mangsanya.

Kusuma menjadi gemetar sekarang, ia tidak berani untuk memutuskan pandangannya dari mas Rendy. Ia memperbaiki posisi berbaringnya menjadi duduk, ia memindahkan kakinya ke lantai dan mencoba berdiri tanpa memutuskan pandangannya. Sepertinya kakinya tidak kuat menahan rasa gemetar, tapi ia harus tetap kuat.

Aduh ibu.. kenapa takdirku seperti ini batin Kusuma nelangsa. Ia mundur ke belakang secara perlahan. Mas Rendy mendekatinya seperti akan menerkamnya. Sorot matanya sangat tajam. Ketika kakinya menginjak kerikil tajam atau duri ia meringgis dan refleks bersuara.

"Awww ...." Kusuma oleng karena menopang tubuhnya. Tangannya menggapai ke samping untuk mencari berpegangan.

Dalam sekejap Rendy sudah mengangkat Kusuma dari lantai tempat ia berdiri. Kusuma refleks memegang kedua bahu mas Rendy. Posisi kepala Kusuma lebih tinggi dari Rendy. Jadi Rendy mendongakkan kepalanya untuk memandang wanita yang terkadang banyak cerobohnya ini. Sudah tahu belum sembuh benar, ehhh.. dia malah keluyuran keluar.

Sebenarnya sedari tadi ia geram ingin mengangkat wanita itu dan membawanya masuk ke dalam kamar. Berhubung ia lagi panas hati, jadi ia diamkan saja wanita ini bersantai. Namun ketika kepalanya sudah dingin dan wanita itu masih saja berbaring santai, ia menjadi mau naik darah lagi.

"Selalu ingin membuat khawatir orang lain ya?" Rendy mengeratkan pegangannya pada  pinggang ramping Kusuma. "Sudah tahu tubuhmu masih belum sehat, ini malah keluyuran keluar dari kamar". Tubuh Rendy masih meneteskan air akibat dari berenang tadi. Jadi baju Kusuma ikutan basah karena meresap semua air yang berada ditubuh Rendy.

"Iya maaf mas... aku tadi merasa mau menghirup udara segar". Kusuma tidak berani memandang mata si empu yang diajak berbicara. Dan sekarang ia menggigil karena air yang menetes dari tubuh mas Rendy meresap ke pakaiannya. Rendy melihat hal tersebut dan segera bergerak masuk ke dalam kamar Kusuma.

Ketika mereka berdua masuk ke dalam kamar dari pintu geser, ibunya masuk sambil membawa nampan makanan dan seketika melonggo melihat mereka berdua dalam keadaaan seperti itu.

****

Hmmmm...

Sepertinya Rendy ini suka tarik ulur dalam hal emosi ataupun perasaan. Apa suka baper ya..? Heheheh

Sedangkan Kusuma sepertinya selalu tidak sengaja membuat Rendy menjadi hilang kendali.

Well, apapun itu semoga mereka berdua bisa menyikapi keadaan yang terjadi saat ini.

Bagaimana para pembacaku, apa masih stay untuk menunggu update dari cerita ini? Saya berharap masih sih.

Salam hangat,

^_^

*****





MENCARI CINTA YANG SEDERHANA {Geng Rempong : 1}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang