Gengsi Dong!

3K 225 1
                                    

Sore hari sekitar pukul 4

Ketika Rendy sampai di rumah dan memberi informasi kepada ibunya mengenai Kusuma, ibunya senang bukan kepalang, ia berkali-kali menciumi pipi Rendy. Astaga aku bukan balita lagi Rendy berkata kepada ibunya. Ibunya hanya menambah mengucek-ucek rambut anaknya dengan gemas dan langsung mengambil handphonenya serta menelpon nomor yang di dapat Rendy itu. Nada sambungan terdengar dari handphone ibu Rendy, namun tidak diangkat, setelah berulang kali dicoba lagi masih belum diangkat raut muka ibunya terlihat kembali mendung. Kemana Kusuma ya batin ibu Rendy.

"Ada apa bu? Tidak diangkat ya?" Rendy bertanya. Ibunya hanya menggeleng lemah. "Sabar bu, nanti ibu coba lagi saja, mungkin dia lagi mengerjakan sesuatu atau handphonenya tidak terbawa bersamanya." Lanjutnya dengan menghibur dan memberi semangat ibunya itu.

"Iya..ya.. Ren.. nanti ibu coba lagi saja. Kamu sudah makan belum nak?" Ibunya bertanya. "Sudah bu tadi mampir sebentar ke rumah makan sewaktu di luar." Rendy tidak memberitahukan bahwa ia ke Bekasi kepada ibunya, hanya memberitahukan bahwa ia menelpon kakak Kusuma yang mana ia mendapat nomor kakak Kusuma melalui teman terdekat Kusuma.

"Baiklah nak, ibu ke ruang perpustakaan dulu ya." Lanjut ibunya sambil berlalu meninggalkan anaknya yang masih duduk santai di ruang keluarga mereka. Ibunya Rendy yakin ada hal yang disembunyikan anaknya, tapi ia tidak mengorek terlebih dalam. Nanti ia akan mencari tahu setelah ia berhasil menelpon Kusuma.

Rendy yang terlihat duduk santai ternyata tidak seperti kelihatannya, benaknya penuh dengan pikiran apa yang akan terjadi selanjutnya jika Kusuma kembali ke kehidupan ibunya. Sepertinya ibunya terlihat terobsesi dengan wanita bermata coklat meleleh itu. Rendy menghela napas dengan keras, ia seminggu belakangan ini sibuk dengan pikiran mencari informasi keberadaan Kusuma. Tetapi sekarang setelah menemukan informasi tersebut apa yang akan terjadi kepadanya. Semoga ia tidak di mak comblangi oleh ibunya sendiri.

Rendy kalau dalam urusan asmara tidak mau orang tuanya ikut campur. Gengsi dong! Batinnya. Ia yang tinggi dan tegap tidak mungkin kan tidak bisa mencari seorang wanita untuk menemani hidupnya sampai ia tua nanti. Tapi kenyataannya sampai sekarang ia tidak mendekati satupun wanita. Hmm.. what should I do? Rendy tidak mau terulang kembali kisahnya yang sakit hati dalam urusan wanita masih enak sakit gigi atuh batinnya.

Ini ibarat memakan buah simalakama, di satu sisi ia yakin ibunya berusaha mendekatkannya dengan Kusuma, disisi lain ia masih terlihat enggan membuka hati kepada wanita khususnya Kusuma, ia merasa kalau membuka hatinya, hatinya bakal remuk lagi. Ia tidak tahu mengapa ia berasusmsi seperti itu.

Sekali lagi sambil menghela napas, ia beranjak menuju kamar tidurnya untuk istirahat sebentar dan menyegarkan diri terlebih dahulu baru kemudian menemui ibunya lagi untuk mengetahui perkembangan selanjutkan mengenai wanita yang sudah merusak kestabilan hidup ia dan ibunya itu.

****

Kusuma yang tidak tahu bahwa keberadaannya sekarang  dicari oleh ibu Widya sedang berada di kebun mencabuti tumbuhan hama liar yang menganggu perkembangan tanaman jeruk manis mereka, jeruk tersebut akan di jual ke luar kota tempat mereka tinggal sekarang.

Ia senang membantu ibunya itu, semua kehidupan kotanya seolah mengilang ketika ia berada di tengah kebun ini, udara yang bersih membuat pikirannya tenang, wajar saja ibunya cepat kembali sehat. Ia berharap segera bisa pulang dan kembali beraktifitas seperti biasanya yaitu bekerja untuk membantu orang tuanya, gengsi kan nanti kalau ia tidak mempunyai penghasilan. Orang tuanya mendidik ia untuk menjadi orang yang bisa membantu orang lain di mulai dari keluarganya terlebih dahulu  karena ia lahir di bulan September, apa benar watak orang yang berbintang Virgo itu katanya lebih mementingkan keluarganya terlebih dahulu? I think it's depend on situation batin Kusuma.

MENCARI CINTA YANG SEDERHANA {Geng Rempong : 1}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang