One : Another Nightmare

2.3K 132 0
                                    

Aku duduk di atas batang pohon sycamore menikmati pemandangan dari atas pohon sembari menulis surat untuk temanku, Landon. Sudah satu tahun lamanya aku tidak bertemu dengannya ataupun Mason. Dan satu tahun lamanya pula belum ada serangan pada istana. Dan satu tahun pula ibu belum juga pulang ke rumah.

Untuk Landon

Hai, apa kabar?

Hingga sekarang aku belum mendapatkan balasan untuk surat-suratku. Mungkin kau sangat sibuk. Apa kau ingat dengan janjimu yang akan mengunjungiku? Aku masih ingat dan kuharap kau juga begitu. Apa kau tahu? Aku menulis surat ini sambil duduk di atas batang pohon sycamore menikmati pemandangan. Istana itu dapat terlihat dari sini walau hanya ujungnya saja. Aku sangat merindukanmu. Aku kesepian. Ibu tak kunjung pulang begitu juga dengan kau, Landon.

Aku selalu mengharapkan balasan darimu, temanku. Betapa aku merindukan pelukan hangat serta tawamu. Aku merindukanmu.

Dari,

Scars

Aku menempelkan perangko pada amplop lalu bergegas turun dari atas pohon dan menunggangi kuda untuk pergi ke batasan hutan dan wilayah Arabella. Di sana, banyak suruhan dari istana untuk menjagaku agar tak melewati batas. Kepada merekalah aku menitipkan surat untuk Landon. Aku percaya pada mereka. Mereka adalah orang-orang baik.

Aku tinggal sendirian sekarang. Tanpa ibu ataupun seorang teman. Satu-satunya teman yang kumiliki adalah Ivory. Aku harus pergi berburu untuk makan sehari-harinya. Hampir setiap harinya aku mengukir tulisan tentang hal yang sangat kurindukan pada batang pohon sycamore. Kuharap, saat Landon berkunjung ke crimson, ia membaca semua tulisan itu.

Pangeran Alastair tidak ada kabar setelah pemakaman pangeran Lucas. Mungkin ia sudah kembali ke kerajaannya. Aku duduk di atas rerumputan sembari membaca surat dari satu tahun lalu yang kutemukan di atas meja makan. Surat itu ditujukkan untuk ibuku. Aku mendengar suara langkah kuda yang semakin mendekat. Aku pun menyiapkan panahanku. Panahan crimson dan anak panah scarlett dan bersembunyi di balik sebuah pohon yang sangat besar. Langkah kuda itu terhenti. Aku dapat melihat ada sekitar tujuh kuda yang ditunggangi orang berseragam.

Aku dapat melihat wajahnya. Mason, Kei, Yuan, Landon serta raja dan dua orang lainnya. Setelah satu tahun lamanya. Kini aku melihatnya. Mereka menginjakkan kakinya di atas wilayah crimson. Wilayahku dan Landon. Aku tidak mungkin menghampiri mereka sekarang. Mereka tidak akan menghiraukanku jadi yang kupilih adalah sembunyi dan menonton.

"Cari batang kayu yang lain!" perintah raja. Mereka pun berpencar. Landon melihat ke arah Ivory yang sedang memakan rumput. Ia pasti tahu bahwa aku ada di sekitar sini. Aku belum siap untuk bertemu dengan dirinya dalam kondisiku yang seperti ini. Rambut acak-acakan, luka di wajah karena aku terjatuh waktu sedang berlari untuk memburu. Dan pundakku yang masih terasa sakit akibat tusukan itu.

Aku berharap Landon membaca ukiran-ukiranku. "Scars?" kata Mason. Aku hampir lompat karena terkejut dengan suaranya. "Ma-mason?" tanyaku. Ah tidak! Ia melihatku. "Bagaimana kabarmu?" tanyanya. Aku hanya tersenyum lalu berlari meninggalkannya. Aku berlari sambil mengeluarkan air mata. Aku senang bukan main. Melihat mereka kembali dalam kondisi tidak ada yang berubah sedikitpun. Aku merindukan mereka tapi di sini aku berlari menghindari mereka.

Aku terjatuh. Aku pun menangis. Aku tak kuasa menahannya. Tiba-tiba, ada tangan yang mengulur ke arahku. "Butuh bantuan?" tanya lelaki itu. Aku mengusap air mataku lalu melihat ke arahnya. Alastair. Ia adalah pangeran dari kerajaan Angralods!

Aku meraih tangannya. Ia membantuku berdiri. Aku pun menyembunyikan wajahku dibalik tanganku. "Jangan lihat aku! Aku terlihat menyedihkan!" kataku. Walaupun aku tidak bisa melihat, aku dapat merasakan bahwa ia tersenyum padaku. "Kau tidak terlihat menyedihkan. Kau terlihat seperti dirimu hanya sedikit berbeda. Scars yang kutahu tidaklah cengeng." Katanya.

"Ayolah di mana the hooded archer yang mereka semua takuti?" sambungnya. The hooded archer. Mungkin aku sudah berbeda sekarang tapi diriku yang sebelumnya masih ada terkubur dalam sekali pada diriku. Aku bagai gelandangan yang nyasar ke sebuah hutan besar dan tidak tahu arah pulang sekarang.

"Apa kau tidak mengerti? Hutan ini penjaraku. Walau begitu luas tapi aku sendirian di sini. Aku menyedihkan. Aku ditinggalkan semua orang yang kucintai. Aku-" kalimatku terpotong olehnya

"Kau adalah Scars. Kau pemberani dan tak pernah mudah menyerah. Kau selalu membela dirimu dan kau sangat percaya pada dirimu sendiri. Instingmu kuat dan tanpa kau, Pangeran Lucas tidak akan pernah ditemukan." Potongnya.

Cahaya matahari menembus jendela kamarku. Aku terbangun dari mimpi menyebalkan itu lagi. "Ah lagi-lagi hanya mimpi." Geramku. Memang benar, aku selalu mengirim surat untuk Landon. Memang benar sudah setahun lamanya aku tinggal sendiri di rumah ini. Ibu belum juga kembali.

Scarlett (Book Two) : Winter SoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang