Six : The Past

1K 91 0
                                    

Landon melihat angka pada jam yang ia bawa.

Aku melemparkan senyum padanya. "Bukankah kau harus kembali? Tanyaku."

"Yah, begitulah,"

"Aku mengerti. Titipkan salamku pada Mason dan yang lainnya, oke?"

"Tentu saja,"

Landon membalikkan tubuhnya. Ia menaki punggung kudanya lalu menengok ke arahku dan berkata, "Scars, satu lagi."

"Apa?" tanyaku.

"Aku akan berusaha semampuku. Jangan takut untuk membela dirimu, Scars," katanya.

Aku menggangguk. Ia pun pergi menjauh hingga aku tidak bisa melihatnya. Setelah itu ingatlah aku akan mantelnya yang masih aku kenakan dan yang paling penting adalah... ia meninggalkanku sehingga aku harus berjalan cukup jauh untuk kembali ke rumah. Padahal seharusnya aku bisa mendapat tumpangan darinya. Ah sudahlah. Dapat melihatnya secara langsung saja sudah lebih dari cukup. Lagipula ada masalah yang lebih besar daripada harus berjalan jauh agar sampai ke rumah.

Hal pertama yang aku lakukan setibanya di rumah adalah mengecek saku celanaku yang ada di dalam lemari baju. Secarik kertas dengan tulisan tangan Pangeran Lucas untungnya tidak robek sedikitpun.

Aku tahu kau akan datang menyelamatkanku, hooded archer. Jika kau membaca tulisan ini, itu berarti aku sudah mati. Tidak apa-apa. Ini semua bukan salahmu.

Mereka menculikku karena sesuatu. Aku tahu apa yang terjadi. Jujur saja, Scarlett Rose palsu terlihat bodoh dengan mahkota yang bahkan bukan miliknya. Sesaat sebelum aku membongkar segalanya, mereka tahu dan menculikku.

Aku dapat mendengar suara mereka yang selalu membicarakanmu. Dugaanku selama ini benar. Scarlett Rose yang selama ini berada di istana bukanlah Scarlett Rose yang sesungguhnya. Anak itu bernama Venneditta Diana. Aku dengar Jullie memanggilnya dengan sebutan Diana.

Mungkin ini akan terdengar bodoh. Percayalah padaku. Aku yakin kau akan percaya pada orang yang sudah mati.

Jullie telah mencekik ibu kita hingga mati. Dan di saat itu juga ia menukarmu dengan anaknya. Kaulah yang seharusnya mengenakan gaun cantik setiap harinya. Kaulah yang seharusnya menyapa orang-orang dari balkon kamar. Kaulah yang seharusnya duduk di sampingku saat makan malam.

Namamu adalah Scarlett Rose. Menurutmu kenapa arti namamu adalah mawar merah? Tentu saja karena itu adalah bunga favorit ibu.

Maaf, aku tidak bisa banyak membantumu. Kau harus mengungkap kebenarannya karena aku sangat membenci Scarlett Rose palsu yang menggantikan posisimu seperti ini. Dan satu lagi, mungkin kau akan menemukan barang yang berguna di kamar Jullie.

Lakukanlah itu demi dirimu

Dan juga untukku.

Surat itu ditutup dengan tanda tangannya sebagai bukti bahwa Pangeran Lucas sendiri yang menulisnya. Aku langsung memasuki kamar Jullie dan membongkar lemari, laci, tempat tidur, dan tempat tersembunyi.

Aku hanya bisa menemukan mahkota yang patah dan foto lama Jullie dengan Raja Jorge. Aku ingat sesuatu. Jullie juga mencuri mahkotaku saat ia menukarku dan mematahkannya di depanku.

Aku ingat semuanya.

Aku tahu apa yang terjadi malam itu. Aku tahu apa yang dilakukan wanita sialan itu empat belas tahun yang lalu.

-----------

"Apa kau yakin rencana ini akan berhasil?" Tanya seorang wanita pada suaminya. "Tentu saja," jawab lelaki itu.

Wanita itu pergi meninggalkan rumahnya bersama anaknya yang berumur tiga tahun yang tidak berdosa.

Wanita itu sangat ahli dalam hal menyelinap. Ia menyelinap ke dalam istana tepatnya ke dalam kamar Putri Scarlett Rose. Sang putri sedang tertidur nyenyak.

"Ini adalah kamar barumu, sayang. Kau akan tinggal di istana yang megah ini mulai dari sekarang," bisik wanita itu pada anaknya.

"Apa kau juga akan tinggal di sini?" Tanya gadis kecil itu.

"Tentu saja tidak. Aku tidak bisa. Itulah mengapa aku membutuhkan bantuanmu, malaikat kecilku," jawab wanita itu.

Wanita itu menngendong sang putri dari tempat tidurnya dengan perlahan agar ia tidak terbangun. "Diana, waktunya tidur," bisik Wanita itu. Gadis kecil itu merebahkan tubuhnya ke atas kasur barunya lalu terlelap. Wanita itu memberikan kecupan pada kening anaknya sebelum ia pergi.

Dilihatnya wajah sang putri. Sangat mirip dengan wajah Diana layaknya anak kembar.

"Scarlett?" panggil sang ratu.

Wanita yang bernama Jullie itu langsung meletakkan kerisnya beberapa senti di depan leher sang ratu sambil mendesis.

Sang ratu terlihat ketakutan. "Apa yang kau lakukan pada anakku?" bentak sang ratu dengan suara yang bergetar.

"Kau tidak seharusnya melihat kejadian ini, yang mulia," jawab Jullie. Ia mencekik sang ratu dengan tangan kanannya hingga mati tergeletak di depan kamar anaknya.

Jullie langsung melarikan diri dengan menangis sepanjang jalan.

"Aku telah melakukan kesalahan! Aku sudah membunuhnya!"

"Kita harus pergi dari sini, Jullie,"

"Aku tahu itu."

Mereka pergi jauh ke dalam hutan dan menemukan desa kecil. Mereka memutuskan untuk tinggal di sebuah rumah yang tak berpenghuni. Di tempat itulah mereka menyiksa Scarlett. Mereka selalu membentak dan menyakiti Scarlett dan hingga akhirnya, mereka membuat Scarlett melupakan siapa dirinya yang sebenarnya dan membodohinya sebelum akhirnya Jullie membawa Scarlett pergi dari desa itu.

--------------

"Sialan!" jeritku. Tidak kusangka aku sudah hidup selama delapan belas tahun dan kuhabiskan empat belas tahunnya menjalani kehidupan yang seharusnya bukan milikku. Aku membanting mahkota yang sudah patah itu karena kesal.

Sudah kuputuskan. Aku akan kembali ke rumahnya besok untuk mendengar apa yang ssebenarnya direncanakannya. '

Baru saja aku tiba di perbatasan untuk meminta bantuan pada Goso, ia ternyata sudah bersiap untuk pergi mengantarkan surat.

"Maaf, nak, aku tidak bisa membantumu sekarang," tolaknya. Sambil menunjukkan surat yang ia pegang.

Aku bersumpah, pada surat itu tertulis nama Jullie.

Raja Jorge atau ayahku itu sedang dalam bahaya.



Hai ._.

akhirnya update juga ya hehe.. :'v

Tenang.. saya masih idup kok. Maaf ya lama update karena authornya lagi banyak banget tugas terus tiada hari tanpa ulangan uughhh ;'< jadi belom sempet ngelanjutin.

Berhubung lagi mau UAS author juga mau minta doa dari kalian biar nilai rapot smt satu bagus WKWKWKWK :'v

Makasih yang udah setia nungguin update walaupun nunggu itu ga enak :(

Maaf ya kalo ngecewain tapi author bakal usaha kalo ada waktu senggang bakal dilanjut.

With thanks,

Val.

Scarlett (Book Two) : Winter SoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang