Seven : The Baker

1K 96 0
                                    

"Surat untuk Jullie?" tanyaku untuk meyakinkan. Goso mengangguk. "Raja Jorge akan mengadakan pesta untuk pencarian pasangan Putri Scarlett dan mengundang beberapa tamu dari kerajaan lainnya--Jadi ia memerlukan orang yang bisa memasak kue karena toko kue Jullie terkenal paling enak di Arabella," jelas Goso. Padahal aku tidak bertanya sampai sejauh itu.

Muncullah ide di kepalaku.

"Apakah aku juga diundang?" tanyaku, meskipun aku sudah tahu persis jawaban apa yang akan Goso berikan. 

Goso memalingkan wajahnya dariku lalu menjawab, "Tentu saja tidak."

"Biarkan aku ikut denganmu mengantar surat itu. Aku bosan," pintaku. Goso pun setuju dan akhirnya kami pergi ke rumah Jullie bersama.

"Memangnya kau butuh bantuan apa dariku?" Tanya Goso di tengah perjalanan.

"Akan kuberi tahu kalau kau mau membantuku," jawabku.

Goso mendengus kesal.

"Sebagai gantinya, aku akan memintamu sesuatu yang sangat mudah," kataku.

"Apa?"

"Saat tiba di rumah si pembuat kue itu, aku akan pergi ke belakang rumahnya. Jangan sampai ia melihatku, oke?"

Goso menaikkan alisnya, bingung.

"Untuk apa?" tanyanya.

"Lakukan saja untukku," jawabku.

Setibanya di rumah Jullie, aku mencuri dengar percakapan mereka dari jauh. Untuk mendengar percakapan mereka tidaklah sulit karena desa itu sangat sepi dan mereka berbicara dengan cukup kencang.

"Surat untuk Jullie," kata Goso.

Jullie menerima surat itu lalu membuka amplop yang berisi secarik kertas dan dua buah undangan pesta.  Tentu saja aku berpikiran untuk mencuri salah satu undangan itu. Kalau tidak salah dengar, Goso sempat menyebutkan tentang kode pakaiannya yaitu topeng. Sempurna. Dengan begini, tidak akan mudah bagi mereka untuk mengenaliku.

Dalam perjalanan pulang aku meminta Goso untuk mengantarku ke Desa Arabella untuk membeli gaun dan topeng menggunakan sedikit uangku yang tersisa. Goso setuju.

Di sepanjang jalan, puluhan mata tertuju padaku. Tatapan itu menunjukkan rasa takut. Padahal seharusnya mereka takut kepada rencana Jullie. Sudahlah. Tidak usah aku pikirkan. Kalau mereka tahu apa yang sebenarnya terjadi juga akan menyesal nantinya. Aku suka membuat orang menyesal. Mungkin terdengar jahat. Tapi ada kesenangan tersendiri melihat orang menyesal akan perbuatan bodohnya karena tidak mendengarku.

Desa Arabella tidak banyak berubah menurutku. Kurasa satu tahun tidak cukup lama untuk membuat perubahan. Aku merasa senang dapat memijakkan kakiku di desa ini lagi meskipun kedatanganku ini tidak diterima dengan baik oleh orang-orang. Aku dapat melihatnya dengan jelas. Melihat istana yang megah itu membuatku bertanya pada Goso.

"Apa pesta pencarian jodoh untuk tuan putri itu dilakukan setiap tahun?" tanyaku.

"Pesta itu diadakan bukan hanya untuk mencari raja yang baru tetapi juga untuk mempererat hubungan kelima kerajaan. Selain itu, raja juga mengundang semua orang di desa ini agar mereka dapat merasakan sebagian kemegahan yang raja rasakan," jawab Jorge.

"Jadi apakah pesta itu diadaikan pada setiap tahunnya?" tanyaku lagi, dengan gemas.

"Iya, tentu saja," jawab Goso yang akhirnya tidak melenceng dari pertanyaanku. "Aku hanya tidak ingin kau salah paham tentang pesta itu." sambungnya.

Kami memasuki sebuah toko kecil yang menjual berbagai macam gaun sederhana namun manis. Aku mencoba gaun satu per satu dan Membiarkan Goso menilai penampilanku. Setelah belasan gaun kucoba, akhirnya aku berhasil menentukan pilihanku. Gaun berwarna merah lengan panjang namun terdapat potongan pada bagian bahu dan terdapat beberapa motif bunga mawar berwarna hitam pada bagian atas dan bawah gaun.

"Untuk apa kau membeli gaun?" Tanya Goso.

"Entahlah. Mungkin caraku menghabiskan uang?" kataku.

Saat hendak membayar, Goso menghentikanku. "Gaun ini biarkan aku yang membayar," katanya.

"Kau ini bicara apa? Aku yang membeli gaun itu, aku yang membayar," tolakku.

Goso tidak menghiraukan ucapanku. Dia tetap membayarkan gaun itu untukku. Penjual toko itu mengucapkan terima kasih lalu kami pergi meninggalkan toko itu.

"Untuk apa kau melakukan itu?" tanyaku sedikit kesal.

"Entahlah. Mungkin caraku untuk membantumu?" jawabnya.

Aku tertawa kecil. Kami melanjutkan perjalanan kami mencari topeng pesta. Hanya ada satu toko yang menjual topeng dan saat kami tiba, topeng di toko itu tersisa dua. Aku mengambil topeng berwarna hitam yang kurasa cocok dengan gaunku.

Usai mendapatkan semua yang aku butuhkan, aku kembali ke rumah dan berterima kasih kepada Goso. Saatnya aku menjalankan rencanaku. 

Scarlett (Book Two) : Winter SoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang