18: Captured

919 86 0
                                    

Aku bergegas mengambil panahanku dan beberapa pisau yang kumiliki. Aku berusaha melihat ke luar tetapi tidak terlihat apa pun karena tidak ada pencahayaan di luar rumah. Menurut perkiraanku, ada lebih dari satu orang yang sekarang berada di depan rumah Landon.

Aku dan Megan langsung menoleh ke arah pintu setelah mendengar seseorang sedang berusaha untuk mendobraknya. Megan menatap ke arahku. Aku mengusap punggungnya dan berkata, "Tidak apa-apa."

Aku dan Megan bergegas pergi ke kamar Landon—bermaksud untuk keluar melalui jendela kamar. Aku membuka jendela kamar lalu membiarkan Megan keluar terlebih dahulu sebelum diriku. Setelah kami berada di luar, aku menutup kembali jendela itu.

"Um ... Scarlett?" Suara Megan sedikit bergetar. Aku melihat ke arahnya dan hendak bertanya 'ada apa?' tetapi pertanyaan itu sudah terjawab karena aku melihat ada lima orang lelaki bertubuh kekar yang sedang mengawasiku dan Megan sambil menyeringai.

Aku memosisikan diriku di depan Megan untuk melindunginya. Aku berusaha untuk mencari celah agar kami dapat melarikan diri, tetapi jumlah mereka semakin banyak dan aku dapat melihat Jullie, Dexter, dan Warren berdiri di antara para lelaki itu.

"Apa maumu kali ini?" tanyaku sinis.

"Aku hanya ingin kau menutup mulutmu." Jullie menyilangkan kedua tangannya di dada.

Aku memutar kedua bola mataku. Keinginanku untuk membuktikan kebenaran itu sangatlah besar, jadi menyuruhku untuk menutup mulut tentu saja tidak akan aku hiraukan—meskipunn aku tahu orang-orang pasti sulit untuk percaya padaku.

"Kau tidak boleh menutup mulutmu tentang hal ini," bisik Megan sambil menarik terusan yang kukenakan.

"Aku tidak bisa melakukannya," jawabku pada Jullie. Sepertinya jawabanku itu membuat Jullie semakin marah.

Jullie benar-benar marah. Ia menyuruh para pria yang kupikir adalah kenalannya itu untuk menyerangku dan Megan. Orang tidak waras sekalipun juga tahu bahwa aku dan Megan pasti kewalahan melawan delapan pria bertubuh besar yang membawa senjata tajam. Buruknya lagi, aku tidak terlalu mahir berkelahi dalam jarak dekat.

Megan mengeluarkan pisau tempurnya. Yang membuatku sedikit terkejut adalah—Megan tidak terlihat ketakutan sedikitpun. Ia justru terlihat sangat marah.

Aku menolak untuk menyerah meskipun ada delapan orang sedang mengepung diriku dan Megan. Katakan aku adalah orang yang paling keras kepala yang kau kenal—aku tidak peduli. Aku harus mengakhiri semua ini.

Megan mulai memamerkan keahliannya pada ketiga lelaki yang mendekatinya. Tubuh mungil Megan ternyata dapat memberinya keuntungan—ia dapat menghindari ketiga pria yang berusaha menangkapnya itu dengan mudah.

Aku harus melawan lima pria yang berusaha melukaiku dengan pisau dan pedang. Darah mulai menetes dari lengan kiriku. Untungnya Megan segera membantuku setelah ia berhasil membuat ketiga pria di hadapannya tadi menjadi tak sadarkan diri. Megan menggunakan kedua pisau tempurnya yang ia genggam dengan kedua tangannya untuk membalaskan seorang pria yang berhasil melukaiku.

Aku tidak bisa menggunakan panahanku dalam jarak dekat, jadi kini adalah saat yang tepat untuk menggunakan pisau Jullie yang kucuri. Serangan yang kuberikan dengan mudahnya dapat dihindari oleh ketiga pria di depanku. Aku terus mencoba untuk melukai mereka, tetapi mereka jauh lebih lihai dariku.

Sepertinya kami benar-benar kewalahan. Perhatianku teralihkan karena melihat lima orang lagi yang datang untuk melawan kami dan itu membuatku berhasil tertangkap oleh keempat pria di depanku.

Sekuat tenaga aku meronta. Tenaga keempat orang itu tentu saja jauh lebih besar dariku dan usahaku itu sia-sia.

"Megan! Lari! Jangan pedulikan aku! Kau harus pergi dari sini!" jeritku.

Megan kini terlihat ketakutan. Rasa takut yang bercampur dengan amarah serta dendam itu dapat terlihat jelas pada ekspresi wajahnya.

"Tapi—"

"Pergi dari sini, Megan!"

Awalnya Megan ragu untuk pergi, tetapi akhirnya ia berhasil melarikan diri, meninggalkanku bersama Jullie dan yang lainnya. Megan sepertinya sudah mengerti bahwa ia tidak mungkin membantuku untuk saat ini.

Aku dapat merasakan seseorang memberiku obat bius melalui sapu tangan yang menutup hidung dan mulutku. Penglihatanku mulai kabur, kesadaranku mulai hilang.

Sial.

Aku tertangkap untuk yang kedua kalinya.

Scarlett (Book Two) : Winter SoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang