30

1.1K 86 0
                                    

Scarlett's POV

Aku mengambil kertas yang berisi tulisan tangan Pangeran Lucas dari dalam laci di kamar Landon serta buku bersampul cokelat.

"Hanya itu?" Tanya Landon sambil bersandar pada pintu kamarnya.

Aku menoleh ke arahnya dan mengangguk. "Ya, hanya ini," jawabku kemudian.

Sehari setelah mereka menemukanku, aku meminta untuk pergi ke rumah Landon dan mengambil dua bukti penting ini bersama Landon dan Ghafa. Mason dan Winston yang menangani Jullie dan yang lainnya. Sepertinya pengakuanku bahwa diriku lah putri dari Kerajaan Arabella yang sesungguhnya menarik perhatian Raja Jorge karena beliau ikut serta dalam membantuku. Beliau bahkan mengurung Diana dalam penjara bersama Jullie.

Sejujurnya aku hanya ingin pergi bersama Landon hari ini dan berbincang berdua dengannya, tetapi Winston tidak membolehkan itu. Katanya akan lebih aman jika aku ditemani oleh dua ksatria.

"Senang dapat bertemu denganmu lagi, Scars," ungkap Ghafa di tengah-tengah perjalan ke istana.

"Aku tidak akan berada di sini sekarang jika bukan karena kau," balasku.

"Hei, apa kau melupakanku?" ledek Landon.

Kami bertiga kemudian tertawa riang. Entah mengapa, hari ini aku merasa bahagia. Mungkin karena aku tahu bahwa kali ini, tidak akan ada yang bisa menghalangiku lagi. Yah, kuharap dengan begitu Jullie dapat memperbaiki sikapnya.

Sesampainya di istana, aku dan Landon langsung pergi ke ruang diskusi. Ruangan itu bernuansa putih dan dindingnya dihiasi berbagai lukisan. Lantainya berwarna putih dan mengkilap. Di tengah-tengah ruangan terdapat puluhan kursi yang melingkar dan meja kayu berbentuk oval pada tengahnya. Kursi-kursi itu sudah ditempati oleh Raja Jorge, Winston, Mason, dan beberapa orang penting lainnya. Bahkan Pangeran Alastair pun ada di sana.

Di samping kursi itu, beridirlah Jullie bersama kedua pria kepercayaannya, Dexter dan Warren serta Diana di balik jeruji besi. Mereka tidak diperbolehkan berbicara kecuali jika ditanya. Ruangan ini sengaja dirancang untuk mengadili seseorang yang telah melanggar aturan.

"Scars, duduklah," perintah Winston. Landon mendorong pelan punggungku dan berbisik, "Tidak apa-apa." Aku pun mengangguk kemudian berjalan ke tengah dan duduk di samping Mason.

Di belakang kursi-kursi yang melingkar ini berdirilah beberapa ksatria entah apa fungsinya.

"Baiklah, langsung saja. Scars, berikan bukti yang kau bicarakan kemarin," perintah Raja Jorge.

Aku kemudian berdiri dan memberikan buku serta kertas itu pada ksatria yang berdiri di belakang kursiku. Ia kemudian berjalan dan mengantarkannya pada Raja Jorge yang duduk di kursi paling ujung.

Setelah menerimanya, Raja Jorge kemudian membaca kertas itu terlebih dulu sebelum membaca buku bersampul cokelat itu. Usai membacanya, beliau memberikan buku itu pada Winston, lalu Winston memberikannya pada Mason, Mason memberikannya pada seseorang yang duduk di sampingnya, dan seterusnya hingga terakhir, buku itu diletakkan di atas meja.

"Jullie, apa benar buku ini milikmu?" Tanya Mason.

"Ya," jawab Jullie pelan.

"Kalau begitu, semua yang tertulis pada buku ini adalah fakta?"

"Ya,"

"Dan—"

"Jullie, aku kecewa padamu." Raja Jorge memotong kalimat Mason. Ia kemudian berdiri dan berjalan mendekati Jullie diikuti oleh Winston.

"Seharusnya aku tahu dari awal kau hanya menginginkan harta," katanya lagi dengan penuh kekecewaan.

Jullie menundukkan kepalanya. Ia terlihat menyesal.

Scarlett (Book Two) : Winter SoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang