Chap 17

199K 11K 88
                                    

TYPO BERSEBARAN DAN JANGAN LUPA UNTUK VOMMENT.

NOTE: Maaf kalau rada ngawur ya, soalnya bikin cerita ini setengah-setengah, kebanyakan di tunda dan besoknya di kerjain eh ga dapet ide jadi se adanya aja hehehe.

---ooo----

Molly yang memperhatikan Piter merapihkan peralatannya yang akan di masukan ke dalam tas, pagi ini sesuai prediksi dokter Molly di perbolehkan untuk pulang dengan catatan dia tidak di perbolehkan jalan jauh mengingat kondisi kakinya yang belum pulih.

Ricky datang untuk mengambil tas kemudian di letakan di bagasi mobil, sedangkan Piter sedang membujuk Molly untuk mau duduk di kuis roda, tetapi tetap saja Molly tidak mau.

"Tidak ada penolakan." Dengan sigap Piter membopong tubuh Molly, membuatnya sempat terkejut.

Piter yang menahan pukulan di dadanya akibat Molly terus memaksa Piter untuk menurunkan dirinya karena malu menjadi tontonan di rumah sakit.

"Aiiisshh Piter, turuni aku. Aku malu tauk!" Ucap Molly.

Piter tidak menanggapi ucapan Molly dengan pede dia melewati orang-orang yang sedang memperhatikannya. Tak lama mobilnya sudah terlihat di lobby dengan Ricky di sampingnya.

Dia menuruni Molly di kursi belakang dengan perlahan, menggeser kaki Molly agar tidak terjepit dengan pintu mobilnya, sesekali dia mendengar suara ringisan Molly.

"Hari ini kita tidak pulang ke rumah." Ucap Piter setelah dirinya masuk dan mobilnya meninggalkan kawasan rumah sakit.

"Kenapa?"

"Rumah sedang di rapihkan."

"Megan?"

"Sudah di sana dari kemarin."

"Apa yang di maksud 'di sana'?

"Jangan banyak bicara, sebentar lagi kita tiba!" Ucapan Piter tidak dapat membuat Molly ingin berbicara.

Molly memperhatikan kakinya, dia memikirkan sebentar lagi dia akan wisuda. Bagaimana kalau kakinya belum sembuh? Tidak mungkin dia ke wisuda menggunakan kursi roda ataupun sejenisnya.

Piter yang sadar dengan pergerakan Molly yang menjadi diam dan memperhatikan kakinya yang di gips, dokter memilih untuk meng-gips kaki Molly sebab tulangnya ada yang retak.

"Ada apa?" Tanya Piter mengangkat dagu Molly, dia dapat melihat matanya berkaca dan memerah.

"Lho kok nangis? Ada yang sakit?" Piter mengahapus buliran air yang jatuh di pipi Molly.

"Bukan." Molly melihat ke arah Piter. "Aku takut tidak bisa ikut wisuda." Ucap Molly kembali memperhatikan kakinya dia mencoba menggerakan kakinya tetapi sangat sakit.

"Kenapa berpikiran seperti itu?" Tanya Piter dengan lembut, menarik Molly ke dekapannya.

"Ya, lihat saja kaki ku ini sudah seperti mumi." Ucap Molly membuat Piter merasa keram di perutnya karena menahan tawa mendengar ucapan Molly.

"Nanti kan kamu rajin konsultasi sama dokter terus aku minta ada terapi untuk mempercepat kesembuhannya."

Piter mengelus rambut Molly dengan lembut sesekali dia mencium pucuk kepalanya yang memiliki harum membuatnya kecanduan untuk dihirup.

"Kapan wisuda?"

"Dua bulan lagi." Molly mengangkat tubuhnya kemudian menatap Piter.

Tak lama mobil Piter sudah berhenti di lobby, di mana penthouse yang dia miliki berada.

You Are My Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang