Chap 34-Destiny

141K 8.7K 297
                                    

Wahhh vote dan komen mulai turun nih ahahaha sedih hamba 😭😭😭, yang baik ayokk kasih vomment kalian, commentnya yang enak ya jangan cuma "next, lanjut dong dll" kasih komen yang bikin aku semangat hahaha dan ekspresikan diri kalian saat baca cerita ini, aku mau tau dapatkah feelnya atau engga...

Ya sudah happy reading yaaa...
---ooo---

"Pite, mereka belum juga ketahuan di mana posisinya." Ucap Thomas yang juga resah.

Tiga bulan sudah mereka mencoba mengakhiri permasalahan ini, namun belum juga menemukan titik terang.

Tanpa mereka ketahui, Piter sudah merombak isi surat berharga perusahaan dari awal penyerahaan harta warisan. Awalnya Hans mencamtumkan seluruh perusahaan di surat itu, namun Piter mengubahnya tanpa sepengetahuan siapapun termasuk Julieta.

Piter hanya mencantumkan lima perusahaan dan untuk perusahaan lainnya Piter sudah menjaga dengan baik.

Tiga perusahaan sudah hilang, entah apa yang sudah di lakukan Jason. Thomas juga berusaha untuk merebut tiga perusahaan itu dengan melakukan adu tender bersama pemilik yang baru, namun Piter melarangnya. Dia sudah merelakan perusahaan yang sudah dia bangun, di ambil oleh orang asing.

"Untungnya, kau sudah mengubah surat itu. Kalau tidak? Habis sudah harta mu." Titah Thomas yang masih bisa bernafas lega, dia juga baru mengetahui hal tersebut setelah beberapa hari Piter pulang dari Eropa.

"Dany, belum mendapatkan informasi lagi?" Tanya Piter yang terlihat lebih kurus dengan wajah yang kusam.

Thomas menggeleng, dia membuka jasnya dan bersandar di kursi ruangan Piter.

Tak lama terdengar suara ketukan pintu, Thomas langsung membenarkan posisi duduknya.

"Masuk!" Ucap Piter melepaskan pulpen yang sedari tadi dia mainkan.

Pintu itu terbuka dan terlihat sosok wanita yang sudah menguasai hatinya, Molly datang sendiri tanpa Megan, wajahnya terlihat lembab dan menyungging kan senyuman manis.

"Hai." Sapa Molly yang suaranya sedikit sumbang.

Piter mendekati Molly yang terlihat lemas "Kamu kenapa?" Tanya Piter memgang bahu Molly.

Dia menggeleng "I'm okay." Balasnya.

Molly langsung memeluk tubuh Piter tanpa sadar air matanya menetes, dia mencoba menyembunyikan suara isakan dengan cara menggigit bibir bawahnya.

"Kau sungguh dalam keadaan baik-baik saja?" Tanya Piter yang membalas pelukan itu.

Molly hanya mengangguk pasrah.

"Aku hanya rindu pada mu." Ucap Molly yang kemudian melepaskan pelukan itu, setalah di pastikan tidak ada air matanya tersisa di matanya.

"Bumil yang aneh." Sela Thomas melihat Molly yang sekarang kelihatan lebih gendut dengan perut yang membuncit, mengingat usia kandunganya memasuki empat bulan.

Piter terkekeh medengar celetukan Thomas.

Pandangan Piter menuju sudut bibir Molly yang sedikit lebam, secara perlahan dia menyentuhnya dan Molly meringis kesakitan.

"Kenapa dengan bibir mu?" Tanya Piter dengan raut wajah curiga.

"Hmm... eee itu.. tadi kejedut pintu." Ucap Molly dengan gugup.

Piter mengangguk dan ibu jarinya mengusap luka itu.

"Thom, coba kau lihat. Para pembersih kaca sudah tiba di lantai berapa?" Tanya Piter pada Thomas yang menyaksikan keduanya.

You Are My Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang