Chap 37-This is Bella

115K 7.5K 165
                                    

vomment mana hayo? Janganlah menjadi pembaca gelap...
okelahh, selamat membaca and good night :)
---ooo---

"Maksud dokter anak ku kembar?" Tanya Piter setelah berdiri di bantu oleh Thomas.

"Seharusnya iya, laki-laki dan perempuan dan ternyata yang kami angkat adalah perempuan. Jadi, anda akan memiliki jagoan kecil." Ujar dokter laki-laki paruh baya itu yang membuat Piter merasakan ngilu di hatinya.

Untuk saat ini, Molly belum bisa di jenguk. Dia membutuhkan perawatan yang lebih intensif, agar mempercepat cepat kesembuhannya. Piter kondisinya juga sudah membaik, untung kecelakaan itu tidak membuatnya terluka parah.

Di balik kaca besar ini dan duduk di kursi roda, Piter memperhatikan Molly yang sedang tertidur dengan beberapa kabel di sekitarnya dan selang oksigen yang membantu pernafasannya. Apa yang bisa di lakukannya saat ini? Hanya bisa memandangi wanitanya yang sedang dalam kondisi lemah.

"Maaf." Gumam Piter kembali menangis dan menyentuh kaca di hadapannya seolah dia menyentuh Molly saat ini.

Bahunya bergetar hebat, matanya sudah sangat sembab, bibirnya terus dia gigit untuk menahan isakan.

"Hikss...hiksss." Suara isakannya sudah mulai terdengar secara perlahan-lahan.

"Bangunlah ku mohon..." ucapnya dengan gerakan tangannya di kaca itu terlihat gemetar.

Sebuah pelukan dia rasakan, lilitan tangan itu berada di lehernya, Piter juga merasakan sebuah sentuhan yang membuatnya semakin memecahkan tangisannya.

"Sudah ya, mama yakin Molly juga sedih liat kamu seperti ini" Ucap Julieta yang merasakan getaran di tubuh Piter.

"Aku seperti tidak berguna sebagai suami, aku sudah kehilangan Atreya dan kalau Tuhan menghilangkan dia, sungguh aku tidak akan terima." Ucapan Piter sudah mulai tidak beres. Nama Athreya dipilih Piter sebagai nama putrinya yang sudah tiada, dia belum bisa terima dengan meninggalnya Atreya, walaupun nanti akan hadir seorang jagoan.

"Tuhan lebih sayang dengan Atreya, kamu tidak boleh bicara seperti itu, terima semuanya dengan lapang dada. Tuhan akan memberikan yang lebih suatu saat nanti." Nasihat Julieta pada Piter.

Julieta melepasakan pelukan itu, kemudian mengusap bahu Piter dan memandang kearah Molly.

Piter menoleh kesamping, seketika dia melihat Hans sedang menggendong anak kecil dengan rambutnya yang tergerai panjang gelombang, pipinya yang chubby, bibirnya yang mungil dan matanya yang indah. Anak itu mirip seperti Molly.

Jika memang itu Atreya, bagaimana bisa dia berkembang sangat cepat itu? Dia tumbuh seperti anak usia 4-5 tahun.

Dia melambaikan tangan mungilnya pada Piter kemudian tersenyum indah yang tak henti menghiasi wajahnya yang lucu dan Piter ikut tersenyum.

"Atreya sayang daddy dan mommy." Suara itu dapat dia dengar sedikit menggema, saat Piter mengalihkan pandangannya kemudian kembali menoleh. Apa yang dia lihat tadi sudah menghilang terganti dengan lorong kosong yang di isi dengan kursi tunggu.

"Mah, tadi aku lihat papa sama Atreya." Adu Piter sambil tersenyum yang membuat Julieta bingung dengan ucapan Piter.

"Dia cantik, sama seperti Molly." Lanjutnya dengan mata berkaca.

"Dan papa senang bersama Atreya, bersama cucunya yang cantik." Piter kembali tersenyum dan menghapuskan setetes air matanya yang sempat jatuh.

Mungkin dirinya harus merelakan Atreya Madison yang sudah bahagia, Piter meyakinkan bahwa putrinya akan selalu bahagia atau bahkan lebih bahagia di sana.

You Are My Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang