Ruang tunggu operasi menjadi sangat menenggangkan, seluruh keluarga sudah hadir untuk menanti kondisi Molly yang sempat kristis setelah pengangkatan peluru di bagian dadanya . Mereka hanya bisa berdoa dan mengharapkan keajaiban kembali terjadi.
"Piter kemana?" Tanya Jessica dengan purau.
"Masih di UGD, Thomas baru memberi kabar kalau dokter masih memantaunya." Balas Bella mengusap bahu Jessica. Lagi-lagi Jessica mengalirkan air matanya.
Berjam-jam mereka menanti, Julieta sudah melihat putranya dengan kondisi Piter yang sangat memperihantinkan. Siapa sangka Piter mengalami Pneumothoraks, yaitu robeknya selaput paru-paru, sehingga terdapat kebocoran pada ruang paru, mengakibatkan paru-paru pada sisi tersebut kolaps, dan menyebabkan kesulitan bernapas. Beberapa dokter sudah turun tangan untuk mengatasinya dan sekarang hanya menunggu enam jam untuk pemantauan setelah melakukan cavum pleura, kalau tidak ada hasil apapun. Terpaksa, harus menjalankan operasi.
Setelah Thomas, Ricky dan Piter pergi dari gedung itu, tiba-tiba Piter mengalami sesak nafas akut yang membuat mereka berdua panik. Untung, Ricky sudah menghubungi dua anak buah Piter untuk menjemput mereka. Satu untuk membawa Piter ke rumah sakit dan satu lagi membawanya ke rumah Julieta untuk memberikan kabar ini semua.
Molly dan Piter saat ini sama-sama berjuang untuk mempertahankan hidup mereka.
Tak lama terdengar suara tangisan bayi yang membuat hati mereka merasa bahagia, saat mendengar suara jeritan tangis bayi itu yang berasal dari ruang operasi.
"Pah!!! Itu suara tangis bayinya." Ucap Jessica memeluk sang suami yang duduk di sisinya.
Mereka yang mendengarnya ikut menangis terharu, untuk pertama kalinya mendengar suara tangis bayi Piter dan Molly.
"Terimakasih Tuhan." Ucap Julieta memeluk Samantha, sekarang dirinya sudah resmi menjadi nenek di usia ke 45 tahun.
Lampu operasi pun padam, tak lama dokter keluar dengan baju sterilnya. Semua langsung melihat ke dokter itu dan menanyakan kondisi Molly.
"Operasi berjalan lancar, hanya saja bayi harus berada di inkubator sampai suhu tubuhnya stabil. Untuk ibunya, dia baik-baik saja dan hanya tunggu sampai dia sadar." Mengingat Molly melahirkan di usia kandungan kurang dari sembilan bulan, membuat anaknya harus berada dalam inkubator.
"Kapan menantu saya di pindahkan ke ruang inap, Ben?" Tanya Julieta pada dokter yang bernama Beni, temannya.
"Sekarang sudah bisa."
"Baiklah, bawa dia ke ruang VVIP dan terimakasih banyak untuk semuanya." Beni hanya mengangguk kemudian pamit dari hadapan mereka dan tak lama terlihat ranjang Molly keluar dari ruang operasi untuk di pindahkan.
----------
"BAJINGAN!!!" Umpat Thomas dengan geram, setelah lukanya di bersihkan oleh dokter jaga dan dia melihat kondisi Piter yang belum juga ada perkembangan.
Sudah berkali-kali Thomas menghujat Jason yang sudah melakukan hal ini pada Piter, setelah dia mengetahui apa yang terjadi pada Piter saat itu.
Sebuah balok yang di gunakan Jason untuk menghajar Piter sampai membuatnya mengalami muntah darah. Beberapa luka sayatan terlihat di sekitar pinggang dan lengan, semakin membuat Thomas mengkobarkan amarahnya pada lelaki yang di panggilnya Bajingan.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Baby
RomanceEdisi Revisi|| ada Chapter yang di private sebelum baca lebih baik follow terlebih dahulu ---------------- Siapa yang menginginkan pernikahan sekedar untuk menjaga nama baik keluarga? Tak terima? Tak sudi? Apalagi pernikahan adalah sakral tidak bol...