Chap 20- Private

197K 10.5K 159
                                    

TYPO BERTEBARAN DAN JANGAN LUPA VOMMENT.

Note: Maaf kalau berlebihan dan kalau jelek heheheh.

---ooo----

                 

Kini kondisi Molly sudah seperti semula setelah kejadian tiga hari yang lalu yang membuat Piter bingung apa yang harus dia lakukan pada Molly. Selama satu hari Molly hanya terdiam, tidak berbicara kalau tidak di tanya, makan jika ada seseorang yang menyuapinya, untung saja itu tidak bertahan lama.

Piter sudah bertemu dengan Willy, psikiater yang menangani Molly beberapa tahun lalu, Willy tidak berani memberitahu apa yang terjadi dengan Molly. Baginya, persoalan itu bersifat pribadi Molly dan dirinya yang dia harus jaga.

Willy mengatakan bahwa Molly bisa menghapus kenangan itu bersama seseorang yang sedia membantunya dengan tulus.

"Dan saya yakin, kamu orang yang dicari selama ini." Ucapan Willy yang sampai sekarang terngiang di telinganya. Dia mengucapkan itu dengan pasti bahwa Piter lah seseorang yang dapat membantu Molly dengan tulus.

Willy yakin itu.

Saat ini di hadapan Piter terdapat Molly yang menggendong Megan berada di depan dadanya,tangan Molly yang sesekali memeluk Megan dengan gemas. Piter mendengar suara Molly yang tertawa melihat wajah Megan.

"Kamu kenapa tertawa seperti itu?" Tanya Piter meletakan tas kerjanya di tempat duduk berada didepan tempat tidurnya.

Molly yang baru menyadari Piter datang-pun langsung menoleh melihat Piter yang sudah pulang lebih cepat dari sebelumnya.

"Ini Megan kegelian, karena wajahnya terkena rambutku." Ucap Molly yang mencoba menyingkirkan rambutnya yang sering kali turun dan mengenai wajah Megan.

Piter yang melihat nya sedikit janggal, dia melihat ada kunciran di nakas kemudian di ambilnya dan mengikat rambut Molly yang panjang gelombang.

"Kalau seperti ini, Megan tidak akan kegelian lagi." Ucap Piter mencuil pucuk hidung Molly.

Molly hanya tersenyum malu.

"Kaki kamu bagaimana? Sudah bisa tapakkan?" Tanya Piter yang melihat ke kaki Molly.

"Bisa, tetapi hanya tahan beberapa detik." Ucap Molly karena mulai dari kemarin Molly sudah melatih kakinya bersama Piter atau Mely agar bisa menapak.

"Lusa, kita cek kondisi kaki kamu." Ucap Piter yang mengambil spidol hitam dan merah dari dalam tasnya.

Di angkat kaki Molly dia atas pahanya.

"Piter, kamu mau ngapain?" Tanya Molly yang melihat Piter sedang menulis sesuatu di gips-nya.

"Aku kasih kamu obat alternatif, siapa tau kaki kamu cepat sembuh dengan ini." Ucap Piter yang masih menulis di gips Molly.

Molly tidak dapat melihat apa yang di tulis oleh Piter karena tangan Piter menutupi tulisannya.

"Selesai." Ucap Piter menutup spidol itu kemudian meyingkirkan tangannya agar Molly dapat melihat apa yang dia tulis.

"Get well soon, my wife." Ucap Molly membaca kata-kata itu, Molly melihat terdapat lambang hati di akhir kalimatnya.

"Get well soon." Piter mengangguk "Jangan lama-lama sakitnya. Kalau kamu lama sembuhnya, jalan-jalan kita akan terus terpending."

"Jalan-jalan?"

"Iya, mama papa kamu sudah mempersiapkan tiket honeymoon dan katanya itu hadiah pernikahan." Mama papa-nya Molly pun sudah berniat untuk memberikan hadiah itu dan baru saat ini mereka menyampaikan melalui Piter tadi siang.

You Are My Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang