Chap 36- A regret

113K 7.9K 179
                                    

Yeyyy akhirnya diriku masih bisa menyempatkan untuk ngetik... sorry kalo part ini ga bagus alias biasa aja..
---ooo---

Satu tetes air mata berhasil mengalir di pipinya, tidak! tidak hanya satu tetes melainkan beberapa tetasan air mata itu berhasil membasahi pipinya. Hatinya seketika remuk melihat seseorang yang dia cintai sedang berciuman panas dengan perempuan yang dia kenal, Bella Ashley.

"Brengsek!!" Umpatnya dengan keras, Molly mencoba menopang tubuhnya yang terasa lemas.

Semua orang yang berada di ruangan itu seketika terkejut dengan kehadiran Molly di bar ini.

Dilihat Bella turun dari pangkuan Piter kemudian berdiri dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Sayang, kamu sal—" Ucapan Piter terpotong saat dirinya sudah mulai berdiri dan mendekat tetapi Molly melarangnya.

"STOP!! Kamu mau bilang salah paham?!! Kamu pikir aku buta? Aku bodoh? Aku melihat itu semua dan kamu bilang salah paham?!!!" Emosi Molly meledak, sekuat tenaga dia mencoba tegar untuk menerima kenyataan di hadapannya. Bahwa suami yang dia cintai, selingkuh.

Piter mencoba kembali maju untuk mendekati Molly.

"Diam di sana! Atau surat cerai akan tiba di kamar mu besok pagi!!" Ancam Molly pada Piter yang berhasil membuat Piter menghentikan langkahnya.

"Jangan pernah kamu mengucapkan kata itu." Ucap Piter setenang mungkin, dia juga menahan pusing yang masih terasa akibat minuman tadi.

Molly hanya terkekeh "Kamu lupa? Dulu kamu yang membuat sebuah perjanjian. 'Cerai jika berkenan' kamu ingat? Di perjanjian paling terkahir dan sekarang aku ingin memenuhinya." Molly mencoba mengingat perjanjian itu dan tentu Piter mengingatnya.

"Tidak ada perjanjian di pernikahan kita, perjanjian itu sudah aku bakar! Tidak ada lagi pemaksaan atas pernikahan ini, aku menjalani ini semua karena Tuhan dan juga cinta." Balas Piter yang mulai tersulut emosi.

Molly teringat dengan kejadian saat Piter membakar sesuatu di halaman belakang rumahnya.

"Kamu lagi bakar apa?" Tanya Molly.

"Hanya barang-barang yang sudah tidak berguna." Ucap Piter kemudian dia mencium kening Megan.

Ternyata yang di bakar Piter saat itu adalah surat perjanjian dia dan dirinya, hati Molly sempat luluh apa yang di lakukan Piter. Tandanya, apa yang dia lakukan selama ini adalah tulus dari hati. Namun sayang, rasa sakit hatinya menutupi keluluhan itu sendiri.

"Apa perduli ku?? Aku sudah menandatangani perjanjian itu, perjanjian tetaplah perjanjian."

"Maksudnya?" Tanya Piter, semua yang berada di ruangan hanya terdiam tak berkutik.

"Kita cerai." Ucap Molly yang membuat Piter merasa sesak.

"Jangan bercanda Molly!!" Nafas Piter mulai menderu dan senyuman terlihat di wajahnya. Dia menganggap ucapan Molly hanya bualan saja.

"Tidak, aku tidak bercanda. Biarkan aku yang sendiri yang merawat bayi ini. Kau tidak perlu khawatir, aku akan memperkenalkan dia dengan ayahnya walaupun tidak langsung." Molly menghapus air matanya, rasanya sangat sesak untuk mengucapkan itu.

Mata Piter sudah memerah, berkaca dan air matanya menetes. Ini sudah tiba di titik rapuhnya, Molly berucap seperti itu, sama saja dunia sudah berakhir baginya.

"Surat cerai akan aku urus, kamu tenang saja. Berbahagialah kamu dengan wanita itu." Ucap Molly memandang Bella yang sedari tadi diam.

"TIDAK ADA PERCERAIAN!!" Teriak Piter dengan amarahnya, Molly berjalan mundur kemudian memutar tubuhnya dan berlari. Beberapa orang dia tabrak, itu tidak di perdulikannya.

You Are My Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang