TYPO BERSEBARAN, JANGAN LUPA VOTE SAMA COMMENT****
"Ah tidak mau" Ucap Molly menolak untuk bermalam di rumah ini. Pantang baginya tidur di rumah orang yang baru dia kenal, Molly takut terjadi hal yang buruk menimpa dirinya.
"Aku bukan penjahat kelamin atau pun penggila seks, jadi kau tak usah takut" Molly tersentak mendengar penuturan Piter.
"Aku tidak bilang kau seperti itu, aku hanya berjaga-jaga"
Piter hanya menghela nafasnya "Pilih bermalam di sini atau sidang mu ku tahan sampai dua tahun mendatang?"
Mata Molly seketika melebar, dia sudah jauh hari mempersiapkan mentalnya untuk sidang, sudah menyusun skripsi yang nyaris tiga kali revisi, dan dengan mudah Piter menahan sidangnya.
"Ibu dan anak sama saja" batin Molly, mengingat ucapan Julieta padanya.
"penyalah gunaan kekuasaan" gumam Molly,Piter dapat mendengarnya tetapi dia hanya terdiam mendengar ucapan Molly.
"jadi?" tanya Piter
Molly kembali mempertimbangkan "Fine! I'll sleep in here, but just tonight" ucap Molly dengan wajah yang murung. Molly merasakan Megan bergerak dengan spontan Molly mengayunkan tangannya, dan Megan kembali tenang.
"a good choice" sahut Piter, Piter sempat melihat Moly meletakan Megan dengan sangat perlahan, entah mengapa Piter menyukai pemandangan di hadapannya ini.
"Molly"
"ya?" Molly
"Have a nice dream" ucap Piter, kemudian dia memilih keluar dari kamar itu.
Molly pun sempat terdiam, mendengar ucapan Piter, ucapannya begitu halus dan lembut, dia menyukai suara Piter yang seperti itu.
Dia memilih untuk mencuci muka dan kakinya, kemudian mematikan lampu. Begitu meletakan kepalanya, dia memiringkan tubuhnya mengahadap Megan. Tak sengaja mencium aroma maskulin di bantal ini, harumnya membuat Molly tenang, dan tak lama tertidur.
------
Merasa tidurnya terganggu dengan suara.Tangis Megan.
Suara itu membuat Molly terbangun, kemudian menyalakan lampu tidur dan melihat jam yang menunjukan pukul dua pagi. Dia baru tidur dua setengah jam yang lalu dan sekarang harus terbangun dengan suara tangis Megan.
Molly menggendongnya, melihat gerakan mulut Megan seperti menyedot, Molly mengerti "Megan haus?" tanya Molly dengan memperagakan suara anak kecil.
Dia pun keluar kamar dengan membawa Megan di gendongannya, mencari di mana letak dapur itu. Setelah melewati beberapa ruangan, Molly belum juga mendapatkan dimana posisi dapur tersebut.
"Rumah sebesar ini tapi tidak memiliki dapur" cerca Molly yang terus berjalan mencari dimana dapur. Yang dia temukan ruangan billiard, gym dan home theater.
langkah Molly terus berlanjut sampai dia menemukan sebuah pintu coklat sederhana.
"astaga" pekik Molly begitu membuka pintu seketika lampu menyala. Begitu syok dia melihat beberapa mobil mewah milik Piter terparkir dengan rapih.
"Nyonya sedang apa di garasi?" tanya seseorang siapa lagi kalau bukan sopirnya Piter.
"hmmm iya, aku juga bingung mencari dapur tapi kok nyasar ke sini" ucap Molly dengan sopir itu.
"Nyonya salah kalau kemari, sebentar saya panggilkan Susan terlebih dahulu" Molly pun mengangguk, dia melihat Sopir itu menelfon sedikit menjauhi dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Baby
RomanceEdisi Revisi|| ada Chapter yang di private sebelum baca lebih baik follow terlebih dahulu ---------------- Siapa yang menginginkan pernikahan sekedar untuk menjaga nama baik keluarga? Tak terima? Tak sudi? Apalagi pernikahan adalah sakral tidak bol...