"Kamu dimana?" Tanya Carla pada Restu melalui pesan line.
Dua menit, lima menit dan sampai setengah jam pun tak ada balesan dari Restu. Membuat dirinya curiga pada Restu. Akhirnya, dia menghubungi teman-teman yang selalu bersama Restu dan semua jawabannya. "Gak tau. Tadi bilang mau pulang." Jawaban itu membuat Carla semakin kesal dengan menghilangnya Restu tiba-tiba.
Karena merasa bosan sendiri di rumah, Carla menghubungi teman-temannya. Menyuruh Difa, Farhan, Sendi dan Fajar untuk ke rumahnya. Akhirnya mereka mau. Lalu, dia menyuruh Bella, Shella, Intan, Sofi dan Thalia. Mereka pun akhirnya mau.
Mereka sudah berkumpul di rumah Carla. Akhirnya rumah Carla ramai, dia tidak kesepian lagi. Namun hati Carla tetap memikirkan keberadaan Restu. Memang tak biasanya Restu seperti itu. Apapun, Restu selalu bilang.
"Lo kenapa?" Tanya Difa yang tiba-tiba duduk di samping Carla.
Carla memperbaiki duduknya lebih nyaman. Dia memanyunkan mulutnya, bete. "Restu gak ada kabar dari tadi."
Difa memandang Carla penuh arti. Carla hanya melihat Difa dengan ekor matanya. Tiba-tiba Difa menarik tangan kanan Carla. "Mending kita latihan." Ternyata dia membawa Carla ke belakang rumah untuk latihan launchpadd.
Akhirnya Carla bermain launchpadd bersama Difa, dilengkapi musik yang diremix oleh dj yang dimainkan Farhan. Mereka bermain dengan serius, sampai akhirnya mereka menghasilkan musik yang enak didengar. Kini mereka mendapat lagu remix yang mereka buat bertiga. Setelah selesai, mreka beristirahat sambil meminum-minuman segar.
Difa duduk di samping Carla, dia berusaha lebih dekat. Carla tak menyadari itu, karena dia sedang memainkan handphone untuk mencari keberadaan Restu.
"Assalamu'alaikum." Suara seseorang dari luar yang hendak akan masuk ke dalam rumah.
Carla mengenal suara itu. Ya, suara itu suara Restu. Dia tersadar dari posisi duduknya yang berdekatann dengan Difa, begitu nempel. Sayangnya, Restu melihat hal itu terjadi.
Merasa kesal dengan Difa, akhirnya Carla berdiri dan membiarkan tubuh Difa. sampai-sampai tubuhnya hampir terjatuh.
"Hmmmm," sindir Difa.
"Eh Restu. Bawa apaan?" tanya Carla. Dia berjalan menghampiri Restu untuk menyambut kedatangannya.
Restu melihat Carla dengan tatapan tajam. Jantung Carla tiba-tiba berdebar. Dia menyadari kesalahannya. Dia merasa bingung harus berbuat apa dan berkata apa, sampai akhirnya dia mengajak Restu untuk mengobrol di taman bawah.
"Kamu darimana tadi?" tanya Carla yang hendak duduk di kursi kayu.
"Abis nganter Audi." Jawab Restu dengan polosnya. Dia duduk menjauh dari Carla.
Carla melotot mendengar nama itu keluar dari mulut Restu. Dia terdiam beberapa detik. "Audi?" tanyanya kaget. "Kenapa bisa?" suaranya agak keras. Dia sudah mulai kesal.
"Yang jelas aku jaga jarak sama dia." Sindir Restu sambil mengeluarkan minuman dari kresek yang dia bawa.
Lagi-lagi Carla terkejut dengan apa yang diucapkan Restu. Dia menghembuskan nafas pasrah. "Iya aku tau, aku salah. Aku bisa jelasin semuanya."
"Gue mending gak tau daripada tau. Gue 'kan tadi udah liat jelas." Jawab Restu dengan jutek. Benar-benar jutek, tanpa melihat Carla sama sekali.
"Ngapain aja kamu sama mantan kamu itu?" tanya Carla yang suara kembali meninggi. Kesalnya mulai kambuh lagi.
Restu melihat Carla agak terkejut. Matanya melotot. Dia mengerutkan dahinya. "Biasa aja kali. Gak usah mengalihkan pembicaraan." Sindrinya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERIHAL MENGIKHLASKAN
Teen FictionTak ada hal yang harus Carla tolak jika dia datang kembali. Walau sudah berulang kali perjuangannya tidak dihargai. Jika dia menolak. Mungkin itu adalah hal paling bodoh selama 3 tahun ini dia perjuangkan dan menunggu. Laki-laki itu datang tanpa keb...