12. Baikan

159 11 0
                                    

Sudah tiga hari Carla dan Restu tak berkomunikasi. Mereka pun tak menghubungi satu sama lain. Mereka sama-sama egois. Tak ada yang mau mengalah. Sampai akhirnya mereka menyiksa diri mereka sendiri. Yang dibalik keegoisan itu, ada rasa yang menyiksa. Entah sampai kapan semuanya terjadi.

Setiap malam, Carla selalu menyalakan figura musik pemberian dari Restu yang sudah dia tempeli dengan foto-foto mereka berdua. Semangatnya pun tak ada. Dia hanya terpikirkan, jika dia harus kehilangan seorang Restu lagi. Dia benar-benar tak mau itu semua terjadi. Dia masih menyayanginya.

Carla pun malas untuk menceritakan masalahnya yang memang memalukan, karena memang dia pun merasa salah. Dia hanya mencurahkan semua isi hatinya pada bang Irfan yang ada di Jerman, itu pun hanya lewat video call.

*****

Sebelum tidur, Restu selalu menatap foto besar Carla dan foto-foto kecil yang dia tempelkan di dalam kamarnya. Dia selalu menatap dengan penuh kerinduan. Bagaimana tak rindu, sudah beberapa tak berkomunikasi, memberi kabar ataupun bersamaan. Rasanya dia ingin mengalah. Namun kesalnya masih tetap melekat.

Teman-teman mereka menasihati mereka berdua untuk jangan bertindak seperti anak kecil. Mereka membujuk Restu dan Carla untuk segera memperbaiki hubungan mereka dan bahkan komitmen mereka berdua pun harus diperbaiki. Mungkin di luar sana banyak yang malah senang dengan kabar seperti ini, mereka punya kesempatan untuk semakin merusaknya.

Seperti teman-teman Ilhan yang terus berbincang tentang Restu yang menjemput perempuan lain. Kabar Restu yang semakin dekat dengan Ayu.Berita mereka berdua putus. Berita Carla selingkuh dengan Difa. Kabar Restu yang lebih pilih Ayu. Begitulah kabar-kabar buruk diluar sana yang faktanya memang benar-benar salah. Carla menghiraukan semua gosip itu. Dia hanya terus berpikir untuk memperbaiki hubungannya dan tak kehilangan apapun setelah masalah ini dan tidak akan ada penyesalan lagi.

Restu pun mendapat kabar yang sama tentang gosip-gosip para PHO, sama seperti Carla, dia pun menghiraukan gosip itu, namun dia berpikir bagaimana hubungannya lebih baik dengan Carla. Begitupun dia ingin membuang rasa rindunya beberapa hari ini.

*****

"Kamu nyadar kamu salah?" tanya bang Irfan dalam pesan line.

"Iya. Aku tau aku salah" Jawab Carla.

"Kalian berdua emang sama-sama salah"

"Gak akan ada ujungnya kalo gak ada yang ngalah"

"Sekarang udah gede, pikirannya jangan kayak bocah"

Carla terdiam beberapa detik, lalu dia mengetik untuk membalas pesan bang Irfan. "Jadi aku harus gimana? Masa sih cewek duluan hubungin."

"Ini bukan masalah cewek yang hubungin tapi masalah siapa yang ngalah, artinya dia udah berpikir dewasa."

Mendapat pesan itu dari bang Irfan membuat Carla teringat sekitar 3 tahun yang lalu. Dimana mereka pun harus berpisah hanya karena tak ada yang mengalah. Dia ingat, saat itu dia egois sampai harus kehilangan sosok Restu. Itu terjadi karena tak ada yang mau mengalah dan terlalu gengsi. Kejadian itu adalah hal terbodoh untuk hidupnya. Dia tak mau itu terulang lagi.

"Aku kangen kamu" Begitulah isi pesan yang Carla kirimkan pada Restu.

"Aku rindu kamu."

"Aku pengen ketemu."

Carla mengirim pesan yang mengungkapkan perasaannya. Pesan itu dengan cepat ada tanda "dibaca" namun beberapa menit kemudian tak ada balesan dan sampai akhirnya memang tak ada balasan. Dia pun mengetik lagi.

"Aku gak mau kejadian kaya dulu lagi"

"Aku nyesel"

"Aku emang murahan ngomong gini karena aku gak mau kamu pergi lagi"

"Aku gak mau kayak dulu"

"Plis, kita udah gede"

Tanda "dibaca"

Carla simpan handphoneny. Dia menunggu balasan. Sudah beberapa menit dan tak ada juga balasan. Dia kembali mengetik.

"Oh mau dibaca doang?"

"Aku tetep sayang sama kamu"

"AKU SAYANG KAMU"

"Sekarang sedetik aku benci kamu karena kamu gak bales pesan aku"

"Kamu brengsek!"

Tanda "dibaca"

"Aku depan" Balas Restu.

Carla terkejut melihat balasan itu. Dia melempar handphone perlahan dan berlari ke pintu rumah. Dia benar-benar terkejut melihat Restu berdiri tegak di depan pintu rumahnya. Dia memeluk Restu. "Aku kangen!" Dia meneteskan air mata, lalu menghapuskannya dengan cepat.

Restu menerima pelukan dengan erat. "Aku juga kangen sama kamu."

Carla melepaskan pelukkan. Dia menangis sambil tertawa. "Terharu."

Restu tertawa kecil. Tangan kanannya menyampingkan poni Carla. "Maafin aku yah. Aku brengsek."

Carla tertawa kecil. Dia menjepit hidung Restu kedua jarinya. "Kamu romantis."

"Aku minta maaf yah." Carla tersenyum. "Gak tau kenapa aku nyesel. Padahal, aku gak salah-salah amat, kamu juga salah." Tuduhnya denga ekspresi becanda.

Restu melihat Carla dengan serius. Dia mengusap rambut belakang Carla dengan lembut. "Iya, iya. Aku juga emang salah, aku ngaku." Akhirnya dia mengakui kesalahannya. Sejak kejadian tiga hari yang lalu, memang dia menyadari kesalahannya, namun dia terlalu emosi sehingga tak tertahan. "Aku minta maaf." Lanjutnya.

Untuk merayakan mereka yang sudah baik-baik saja. Mereka memutuskan untuk pergi keluar berjalan-jalan mencari angin dan bercerita selama mereka tak bekomunikasi. Setelah berkeliling, mereka dinner terlebih dahulu di cafe. 

PERIHAL MENGIKHLASKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang