Bang Irfan membawa pulang Carla ke Indonesia. Dia pikir, Carla akan lebih baik jika dibantu dengan teman-temannya untuk bisa bersosialisasi kembali.
"Nanti, kamu disana lanjut sekolahnya." Ujar bang Irfan.
Carla melihat bang Irfan dengan serius. "Sekolah juga?"
"Nanti kamu ketemu temen yang banyak." Bang Irfan memperagakan kata-kata itu agar lebih mudah dipahami Carla. Hatinya sedih saat kondisi adiknya harus separah ini.
"Sekarang kamu bawa koper ini ke bawah dan masuk ke mobil." Perintah bang Irfan. Dia memberikan koper milik Carla.
Mereka pergi ke bandara dan tanpa membuang waktu banyak mereka langsung terbang untuk ke Indonesia. Di dalam pesawat Carla sudah tak sabar. Dia tak sabar ingin bertemu dengan teman baru seperti kata bang Irfan katakan. Selama di Jerman memang dia merasa kesepian.
*****
Bang Irfan sudah menghubungi Suci untuk segera menyumpulkan semua teman Carla dulu. Teman-teman yang Suci kumpulkan hanya anak-anak Opu Daeng yang berkumpul di cafe Ngalem. Mereka sudah menyiapkan semuanya untuk Carla. Mereka benar-benar merasa senang mendengar kembalinya Carla pulang. Mereka segala siapkan khusus untuk Carla.
"Kita sekarang dimana?" tanya Carla yang sudah kebingungan melihat situasi yang tak biasa dia lihat. Padahal dulu sering dia temukan situasi seperti ini di Sumedang.
"Kita udah sampe di Sumedang." Jawab mbak Putri sambil tersenyum.
Carla tersenyum, lalu dia membuka kaca mobil untuk melihat keadaan di luar lebih jelas.
*****
"Turun yuk?" ajak mbak Putri dengan lembutnya, setelah mobil berhenti di depan sebuah cafe.
"Dimana ini?" tanya Carla kebingungan.
"Ini di cafe Ngalem." Jawab mbak Putri. "Nanti mamah kenalin kamu sama temen-temen seumuran kamu." Dia tersenym, namun ada kata yang mengganjal di hati saat kita mengatakan "mamah"
Akhirnya Carla keluar dari mobil dengan dibantu Mbak Putri. Mbak Putri dapat melihat Carla masih kebingungan. Suasana yang seperti ini memang sangat asing, karena selama ini dia hanya mengenal suasana luar, di Jerman.
Carla berjalan perlahan. Dia sangat hati-hati. Dia tersenyum, lalu melihat Opu Daeng dengan kurang percaya diri, pasalnya dia memang tak mengenali mereka. "Mereka siapa?" tanyanya agak kebingungan.
Opu Daeng terkejut mendengar pertanyaan itu keluar dari Carla. Mereka kecewa. Jika yang dikatakan bang Irfan memang benar-benar kenyataan. Beberapa dari mereka menutup mulut saking tak percayanya.
"Ayo." Ajak mbak Putri untuk berjalan kembali lebih dekat bersama mereka.
Mereka melihat Carla dengan iba saat melihat dengan mata mereka sendiri, jika Carla kebingungan melihat mereka , jujur, seperti orang idiot. Jalan pun Carla dibantu mbak Putri. Dia berjalan dengan pelan. Beberapa Ciwi Crazy sampai menangis melihat Carla.
Carla memakai hijab yang diikat sehingga terlihat tak ribet, begitu simple dan cantik. Memakai baju panjang dengan dilengkapi rompi levis, memakai celana jeans, menunggunakan sandal. Dia tersenyum setelah melihat Opu Daeng memberikan senyuman padanya. Tak ada kata-kata yang dia keluarkan saat melihat teman-temannya itu. Dia tidak ingat sama sekali.
Batin Difa terpukul melihat kondisi Carla sekarang. Bukan hanya Difa mungkin yang lain pun merasakan hal yang sama. Bagaimana tidak, kondisi Carla sudah tak seperti dulu yang mereka kenal lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
PERIHAL MENGIKHLASKAN
Teen FictionTak ada hal yang harus Carla tolak jika dia datang kembali. Walau sudah berulang kali perjuangannya tidak dihargai. Jika dia menolak. Mungkin itu adalah hal paling bodoh selama 3 tahun ini dia perjuangkan dan menunggu. Laki-laki itu datang tanpa keb...