Carla membantingkan tubuhnya di atas kasur. Tanpa menoleh handphone karena tak ada harapan lagi Restu membalas, dia tertidur pulas yang masih menggunakan seragam sekolah.
*****
"Lo aja yang ngasih Lan." Suruh Restu. Dia mendorong tubuh keponakannya itu yang benama Alan.
Kini, mereka berdua sedang berdiri di depan rumah Carla. Alan sedang memegang kado yang berisi figura musik. Kado itu dari Restu. Restu menyuruh Alan untuk menyimpan di dalam rumahnya sebagai surprise. Rumah Carla yang selalu terbuka, membuat Alan mudah untuk masuk. Akhirnya dia masuk dan menyimpan kado tersebut di atas meja yang berada di ruang tamu.
"Lo gak ada nyali sih buat ngasih langsung." Alan menghampiri Restu yang masih duduk di atas motor. "Udah gue simpen di atas meja tamu."
Restu hanya tersenyum dengan mata sipitnya. "Bukan gue gak ada nyali." Dia memakai helm. "Lo nanti liat aja suprise gue ke dia apaan." Dia menyalakan motor.
Alan masih berdiri tegak di samping motor. Dia memperhatikan paman mudanya itu dengan serius. Dia menunggu Restu menjelaskan sesuatu dari suprisenya.
Restu menstandarkan motornya lagi. Dia membuang nafas pasrah dengan kemauan keponakannya itu. Dia menjelaskan rencananya dengan serius pada Alan. Namun ada sesutau hal yang dia takuti. "Tapi 'kan lo tau, banyak yang jadi penghancur setiap gue bareng sama dia." Dia menyalakan motornya. "Apalagi Difa." Dia terlihat kecewa.
"Tenang om muda." Alan menepuk pundak Restu sambil mengangkat kakinya untuk duduk di jok belakang. "Gue sebagai keponakan lo yang ganteng ini. Gue pasti bantu lo dan atur semuanya." Dia menyakinkan Restu.
Restu melajukan motornya sambil tersenyum agak tenang.
*****
Carla terbangun dari tidurnya. Dia berjalan keluar kamar untuk mengambil makanan di kulkas. Dia mengambil apel, sambil memakannya, dia berjalan ke ruang tamu. Dia terkejut saat melihat ada sesuatu di atas meja. Dia mengerutkan dahinya kebingungan, dia merasa takut akan mengambilnya, dengan hati-hati dia membukanya.
"Kenapa gak ada fotonya?" tanya Carla yang semakin kebingungan.
Carla berpikir keras dengan apa yang sebenarnya terjadi. Dia melihat jam tangannya yang terdapat tanggal. Di jamnya menunjukkan tanggal 20. Saking dia sulit berhubungan dengan Restu hari ini, dia baru ingat kalau hari ini dia dan Restu sedang monthsarry ke tiga bulan.
"Tapi siapa yang ngirim nih kado ke rumah?" Carla kebingungan lagi. "Restu 'kan di luar kota." Dia kembali memakan apel. "Paling temennya yang ngirim." Perkiraannya.
*Line
Suara notif line dari handphone Carla berbunyi. Ternyata dari Aisyah.
"Ka ayo kita car free night" Begitulah isi pesan dari Aisyah.
"Tumben nih ngajak main." Carla kembali lagi kebingungan. Gak biasanya Aisyah mengajak dirinya keluar. Bahkan, kalau mereka main pun jika di luar tak sengaja bertemu. Malam ini, memang dia tidak janji dengan siapa-siapa, mungkin hanya seperti biasa berkumpul bersama teman-temannya bersama Restu. Namun, malam ini Restu pun tak ada, ya akhirnya dia memilih untuk keluar bersama Aisyah.
"Ges nanti gue jemput lo" Balasnya Carla.
Waktu yang sudah menunjukkan pukul 18.15. Carla segera membersihkan tubuhnya dan hendak bersiap-siap untuk segera pergi keluar. Pukul 19.00 dia sudah siap untuk keluar. Dia memutuskan untuk membawa mobil. Dia menjemput Aisyah terlebih dahulu, lalu mereka bersamaan pergi ke car free night.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERIHAL MENGIKHLASKAN
Teen FictionTak ada hal yang harus Carla tolak jika dia datang kembali. Walau sudah berulang kali perjuangannya tidak dihargai. Jika dia menolak. Mungkin itu adalah hal paling bodoh selama 3 tahun ini dia perjuangkan dan menunggu. Laki-laki itu datang tanpa keb...