0.06

7.7K 1.4K 149
                                    

mereka berdua kini sudah kembali berjalan untuk pulang. saling diam. sebenarnya mingyu tidak mau saling diam seperti ini, tapi apa daya perutnya mules. jadi dia malas bicara.

yakali, lagi nahan.

wonwoo sendiri; dia mah hemat bicara. suaranya mahal. maaf diva.

bukan deh.

dia lagi kepikiran sesuatu setelah menghabiskan sotonya tadi; waktu tidak sengaja mingyu mengusap noda kuah di sudut bibirnya pakai tissue.

wonwoo baper.























































dia ingat mantannya.
sebulan lalu—empat hari sebelum putus— terakhir mereka makan di sana. makan soto, waktu itu si mantan juga persis usapin noda minyak disudut bibirnya pakai tissue.

wonwoo menggeleng. say tidak to remember kenangan with mantan.

inginnya sih begitu. tapi, mantannya seliweran terus tiap hari di sekolah. gimana mau move on!?

"de,"

wonwoo menoleh. mingyu berdiri di belakangnya dengan kaki yang dirapatkan.

"kenapa, bang?"

"rumah ade kan ini,"

wonwoo mengikuti arah jari telunjuk mingyu. tepat menunjuk sebuah pagar tinggi warna hitam seperti kulit singkong.

"oh iya, lupa," wonwoo nyengir.

"yaudah abang pulang ya, de," ujar mingyu seraya mengigit bibir bawahnya.

"aku kan belum masuk, bang,"

mingyu memperhatikan wonwoo yang tengah membuka kunci slot pagarnya. di tengah dan di bawah dengan gerakan lambat.

"anjing de, lama,"

mingyu mengambil alih. dia buru-buru membukakan kunci pagarnya dan mendorong pagar itu sampai terbuka.

"udah ya, de, abang pulang, assalamualaikum."

lalu mingyu lari seperti boboiboy
padahal wonwoo mau mengucapkan terimakasih. tapi ya sudah, besok juga kan bisa.

————————————————

mingyu menutup pintu kamar mandi kembali. ia mengusap perutnya lega sambil cengar-cengir tidak jelas menatap layar handphonenya.

seokmin yang melihat kelakuan sepupunya itu kebingungan.

"napa, blin?"

"lega."

"musti nyegir?"

"musti, biar berkah."

lalu mingyu tidur di kasur lantai milik seokmin. masih mempertahankan senyum dua jarinya.

seokmin hanya bisa berspekulasi; mungkin gila.

padahal,



















































emang gila :-)





lindungi bredpit, ya allah -lsk
hehehe-kmg

kang pulsa; meanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang