extra chap +

7.4K 1K 250
                                    

Siang ini Wonwoo lagi anteng ngadukin susu formula dalam gelas sebelum akhirnya dia tuangin ke dalam botol. Begitu selesai menutup botolnya, dia berjalan masuk ke dalam kamar.

"Nih susunya." Wonwoo menyerahkan sebotol susu itu pada Mingyu yang sedang menepuk-nepuk pantat seorang bayi di atas ranjang.

"Dek, ini kepanasan." Mingyu kembali menyerahkan dotnya.

"Ini anget, bang."

"Ini kan buat debay, sayang. bukan buat abang, jadi angetnya harus seanget kuku."

Wonwoo mengernyit, anget kuku sih maksudnya gimana? emang kuku bisa anget?

"Yaudah diemin aja dulu," jawabnya.

bukan masalah ga ngerti-ngerti amat sih—walaupun itu faktor utama yang mendorongnya untuk tidak mengganti susu—tapi dia males. Males gitu loh harus bolak balik ke dapur bikin susu.

"nanti ga enak."

"ih, yaudah sana abang aja yang buat."

Mingyu menghela napas. Tadi waktu dia suruh jagain bayinya gamau giliran bikin susu ga bisa.

"yaudah, tepuk tepuk nih pantatnya biar ga nangis." Mingyu menepuk ranjang itu; meminta Wonwoo duduk di sampingnya.

Wonwoo manyun, niatnya mau nengokin calon pengantin malah berujung harus jagain bayi orang. Ini gatau Seokmin sama Jeonghan yang gatau malu atau Mingyu yang terlalu baik sampe dimintain jaga bayi orang mau-mau aja.

Jadi nih, dia sama Mingyu kan dateng ke kontrakan Seokmin, tadinya cuma mau ngasih selamat doang—soal kabar pernikahannya— eh taunya di sana ada Jeonghan juga yang ternyata bawa ponakannya, terus tau-tau mereka titipin bayi itu sama Mingyu sementara mereka keluar buat ngurusin undangan pernikahan.

Tapi walaupun sebel, laki-laki kurus itu tetep duduk— mengganti posisi Mingyu dan mulai menepuk pantat bayi berusia satu tahun itu dengan pelan sementara Mingyu berlalu.

Entah tepukan Wonwoo yang terlalu keras atau teknik menepuknya yang berbeda, yang jelas bayi itu mulai merengut tidak nyaman dan akhirnya kembali menangis.

"huAAAAAA."

lha? Wonwoo panik. Dia gatau harus gimana sama keadaannkayak gini. dia kan belum pernah pegang bayi.

"aBAAAAAANG!" teriaknya dan tangisan si bayi pun jadi makin keras.

duh, jadi berasa saut sautan high note (?)

"aduh, dek, ssst! ssst! diem ya diem susunya lagi dibuat." Wonwoo coba menenangkan dengan kembali menepuk-nepuk pantat empuk si debay, tapi dia tetep aja nangis.

hHH.

Kalo aja bayi ini bukan anak orang lain, udah dia bawa lari ke mamahnya deh.

Dan Beruntungya kurang dari lima menit Mingyu sudah kembali—dengan wajah panik—laki-laki tan itu duduk di samping—depan—Wonwoo yang bergeser ke belakang.

"dia kenapa?"

"nangis."

"ya abang tau dia nangis."

"terus kenapa nanya?"

Mingyu mendengus dan enggan membalas ucapan Wonwoo, tau lah dia gimana. Jadi laki-laki tan itu langsung menggendong si bayi dengan kemudian mengarahkan kepala dot pada mulutnya.

Awalnya meskipun bayi itu sudah menerima susunya, tangisan kecil masih keluar dari mulutnya. Lalu Mingyu kembali menepuk pelan pantatnya supaya bayi itu lebih tenang.

Alhamdulillah ya, berhasil.

Bayi itu diam. Mingyu menghela napas lega, dia khawatir kalo ini anak gamau diem sampe nanti Jeonghan sama Seokmkn balik gimana? kan entar dia kena semprot mulut Jeonghan yang bawelnya udah macem istri pak rt kalo ngomelin suaminya yang doyan ngurusin burung.

"kamu tepukin pantatnya, kan, dek?" tanya Mingyu.

"tepukin kok, gatau tuh kenapa dia malah nangis." jawabnya.

Mingyu cuma senyum. Wonwoo yang pada dasarnya ada di belakang Mingyu langsung merapatkan tubuh mereka. ikut memperhatikan bayi dalam gendongan si abang yang sudah terlihat lebih tenang.

"abang cocok jadi papa." katanya. Lalu beberapa detik kemudian menatap Mingyu.

Mingyu menoleh, "iya, kamu jadi mama."

"idi, aku cowok ya."

"tapi nanti kamu yang abang hamilin."

"apaan sih, bang."

Lalu Mingyu terkekeh. Soalnya walaupun Wonwoo keliatan nolak pipinya tetep aja merona. Kan Mingyu gemes.

"liat deh ngenyotnya, bang. haus banget kali ya?" Wonwoo mengarahkan jari telunjuknya pada si debay.

Dan itu mampu membuat Mingyu mengalihkan tatapannya sejenak untuk melihat aksi ngenyot si bayi. Dia ngenyot dotnya kuat dengan terburu-buru dan Mingyu—dengan emonnya—kembali melirik Wonwoo yang lagi senyum-senyum merhatiin wajah bayi itu.

"dek,"

"iya?"

"mau juga."

"apaan?"

"nenen."





































"njeng!" —jww

"(͡° ͜ʖ ͡°)(͡° ͜ʖ ͡°)" —kmg
















FIN




+

maapin mg emonnya kebangetan :(

gaes kalo seandainya aku buat sequel enaknya dikasih judul apa?
sumpah aku ga nemu judul yang pas wkwk

ga janji juga ada sequel sih, hwhw
tapi doain ya semoga mood nulis aku balik ngehehe

lobeu, manlywow

kang pulsa; meanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang