0.38

5K 1K 312
                                    

"nyolong mobil darimana lo?"

"si goblok."

Seokmin terkekeh sambil mengekori Mingyu di depannya.

Mereka masuk ke konter dan begitu masuk keduanya duduk bersama menghadap jalan raya, mengenang masa-masa saat berjualan pulsa.

"mobil sape sih?" tanya Seokmin.

Keduanya sama-sama memperhatikan mobil jenis hatchback yang parkir tepat di depan konter itu.

"gue." jawab Mingyu.

Seokmin mengembangkan lubang hidungnya sambil berdendang, "haruskah kupercaya~."

Mingyu terkekeh, "dikasih perusahaan."

"yamasa?" seokmin ngupil.

"iye, dikasih pinjem."

"nah kalo itu gue percaya." Seokmin tepuk-tepuk tangannya—biar butiran upilnya ga nempel di tangan.

Mingyu yang sadar atas apa yang dilakukan sepupunya itu cuma berjengit jijik, "jorok lu."

"alah kang gartat aja sok jijikan lo." hardik Seokmin.

Mingyu cuma manyun. iya sih. lagian dia bilang jijik cuma formalitas.

"btw, lo ngapain ke sini?" tanya Seokmin lagi.

"emang lo ga kangen sama gue?"

"najis tralala."

"ah ga asik lo, padahal gue kangen."

"—kangen si adek:)" -kmg.

dan Seokmin lagi-lagi cuma ngupil. Dia tahu sih siapa yang dikangenin Mingyu.

————————————————

Wonwoo menyedot ale-ale di tangan kananya sementara tangan kiri tengah menenteng palstik kecil putih berlogo indomaret.

isinya ya sama sih; ale-ale dan coklat peanut pie dua biji. Jadi sehabis pulang dari pusat kota tadi, Wonwoo tiba-tiba aus lagi dan meminta Soonyoung—yang mengantarnya—untuk berhenti di Indomaret.

Tapi, Soonyoung akhirnya pulang lebih dulu soalnya tiba-tiba dia merasakan panggilan alam. Dan berakhirlah dengan Wonwoo yang harus berjalan kaki untuk pulang ke rumah.

abis keringetan terus kepanasan, kurang mantap apa lagi coba aroma tubuhnya.

terus entar kalo dia lewat konter gimana? eh ga masalah juga sih, lagian kan Mingyunya juga ga ada. hHH.

kan baver jww.

jarak antara Indomaret dan konter SM itu cuma lima langkah—diukur dari langkah gajah— Indomaret tepat ada di sebelah kanan konter SM; terhalang satu apotek dan toko fotokopi.

Jadi, ketika Wonwoo melewati konter SM, yang pertama dia lihat dari jarak yang tidak jauh-jauh amat tapi tidak dekat juga adalah bagian belakang sebuah mobil hitam kinclong.

tumben, satu kata yang pertama lewat di pikirannya. Dan saat langkahnya semakin dekat, Wonwoo menoleh.












































ada Seokmin lagi ngupil.



























Wonwoo mendelik. ga guna banget pemandangannya, yekan?
Jadi dia lanjutin jalan aja sampe dia bener-bener melewati mobil itu. dan Wonwoo kembali harus menoleh ke samping ketika dia menyadari ada seseorang di sana; di samping mobil sebelah kiri, lagi-lagi pemangdangan tidak berguna yang dia lihat; ada orang yang lagi nungging—sebagian tubuhnya masuk ke dalam mobil—.

Wonwoo mendelik lagi dan kembali melangkahkan kakinya
—membelokan tubuhnya—siap memasuki komplek rumahnya, kalau saja...

"nah, ketemu nih, blin."

...suara yang begitu familar tidak menyapa pendengarannya.

Wonwoo diam. Orang itu berjalan menjauh dari mobil dan mengacungkan kotak hitam tipis yang Wonwoo yakini adalah sebuah cd.

"abang?" gumamnya.






































"nih." Mingyu menyodorkan satu buah cd pada Seokmin.

Nah, sebelumnya tuh Mingyu cerita, kemarin dia diajakin seniornya buat mampir ke apartemen si senior—untuk mempererat tali persahabatan— dan berakhir dengan menonton film ganda putra rame-rame.

"baru nih?" Seokmin membuka wadahnya.

Mingyu mengangguk, "iye, baru beli kemaren."

"gue nonton sekarang yak?" Seokmin mengedip-ngedipkan matanya biar keliatan imut.

"lha, terus ini konter gimana?"

"kan ada elo."

"gue kan ke sini cuma buat mampir."

"alah, bentar doang, lo pasti kangen jualin pulsa juga kan?"

"bentar lobang idung lo!" geram Mingyu, "lo pasti ga bakal cuma nonton doang."

"bentar doang, blin. ya ya ya." Seokmin kembali mengedip-ngedipkan matanya.

"najis tralala." balas Mingyu.

Seokmin nyengir, lebar banget. Dia tahu kok sebenernya Mingyu mau jaga konter.

Jadi, dia buru-buru mencium pucuk kepala Mingyu dan langsung ngibrit begitu Mingyu berteriak, "anjeng!"

Dan begitu Seokmin hilang dari pandangannya, Mingyu bingung. Bingung mau ngapain, biasanya dia nyatet-nyatet pendapatan sama pengeluaran, tapi sekarang itu mah udah semuanya tugas Seokmin.

Jadi dia cuma coret-coret ga jelas di balik selembaran kertas yang berisi nomor-nomor konsumen.

sampai akhirnya,











































"bang beli pulsaaa."

Mingyu senyum. Akhirnya ada yang beli juga, jadi dia ga bete-bete amat gituloh.

tapi, kok suaranya...

Mingyu menggeleng, mungkin itu cuma halusinasi belaka. Lalu dia buru-buru mendongak,

"boleh, pulsa ap—de?"

Laki-laki tan itu sedikit membulatkan matanya, kaget, ini terlalu mendadak, doi kan belum siap. aduh.

"abang." Wonwoo nyengir.

Hari ini untuk pertama kalinya setelah dua minggu. Mingyu dan Wonwoo kembali bertemu.











a6.










"ini gue lagi ganteng ga sih?" —kmg

"aing belum mandi, bomat." —jww

kang pulsa; meanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang