Dingin. Itu yang Wonwoo rasain waktu hembusan angin menyapa tubuhnya. Dia udah pake jaket padahal, tapi dinginnya masih terasa. Jadi, Wonwoo mengeratkan pegangan tangannya pada jaket Soonyoung.
Setelah menghabiskan sate di piring masing-masing, Wonwoo meminta untuk langsung pulang. Berlama-lama di kang sate ternyata malah mengingatkan dia pada Mingyu. Kan percuma dia ngobrol ini itu sama Soonyoung tapi di pikirannya Mingyu lagi Mingyu lagi.
"ga usah ngebut-ngebut, young, anginnya kenceng." Wonwoo menepuk pelan punggung pacarnya itu.
"kalo dingin peluk aja," balesnya.
"yeu itu mah mau lo."
"yeee, ini namanya simbiosis mutualisme."
Wonwoo berpikir sejenak, tapi yang ada dipikirannya malah Mingyu lagi. g.
yakali, tapi emang iya.
"Won?"
"paan?"
"masih idup?"
"kaga, udah tepar."
Lalu Soonyoung terkekeh. cuma terkekeh. dan tepat saat scooter Soonyoung melewati konter, Wonwoo memeluknya.
hm ena.
————————————————
Seokmin sedang asik godain pacarnya yang beberapa bulan lagi akan berganti status jadi mantan pacar. Mereka mau nikah, Seokmin siap membangun komitmen untuk hidup sama pujaan hatinya yang aduhay cantik sekali.
Godain pacar itu hasilnya ada dua. Kalo doi ga ketawa ya pasti ngambek, dan Jeonghan memilih ngambek. Setdah, sabar aja kan bredpit.
"atuh udah ih, da cantik, aku kan canda doang." bujuknya.
Seokmin colak-colek pipi Jeonghan yang dibalasnya dengan tatapan tajam. Tapi, Seokmin malah nyengir kuda, bukan Lee Seokmin namanya kalo dia pasrah aja.
Laki-laki mancung itu berdiri lalu muter-muter gerakin tangannya kayak lagi jaipongan sambil nyanyi, " nang ning ning nang ning nung, nang ning ning nang ning nung."
Jeonghan awalnya memberi tatapan 'apa sih?' tapi langsung berubah ketika Seokmin melakukannya berulang-ulang sambil ganti pose joget goyang dumang, ya mau ga mau Jeonghan ketawa juga.
"goblok, hahahahaha."
Lalu Seokmin langsung menegapkan tubuhnya sambil menatap Jeonghan yang kalo ngakak urat lelakinya suka pada nonjol.
"si anjeng, masa ngatain calon suami goblok."
Jeonghan mingkem dan balas menatap Seokmin. "apa? bilang apa tadi?"Sekarang giliran Seokmin yang kicep. "kamu cantik."
"bohong lo kuda! Lo ngatain gue anjeng?!"
Dan keduanya adu mulut— Seokmin yang bungkam mulut Jeonghan maksudnya.
adu mulut ala mereka mah gitu. Biar Jeonghan ga ngomel-ngomel mending dibungkam aja pake bibirnya.
Dan setelah pukulan ke tiga di belakang kepalanya, barulah Seokmin melepaskan tautan mereka.
"ga bisa napas, bego!" geram Jeonghan, tapi pipinya merah.
iyalah merah orang susah napas, heu.
Seokmin cuma nyengir lalu memeluk Jeonghan—yang artinya dia menatap ke luar. yakali aja ada jomblo kuker ngintip gitu dan ternyata apa coba yang dia lihat?
bukan jomblo bukan sihir.
Dia melihat siluet Wonwoo yang tengah berboncengan dengan sesosok yang katanya dulu hanyalah mantan tapi sekarang malah balikan.
Wonwoo memeluk pinggang laki-laki itu.
"si kampret!"
"apa!?"
Seokmin kicep (2) dia lupa lagi meluk Jeonghan.
"eh, anu itu..."
Jeonghan murka dan Seokmin kembali harus memikirkan cara untuk menyelesaikan kesalah pahaman ini.
————————————————
Wonwoo menyodorkan helm pada Soonyoung yang sekarang malah ikutan turun dari scooternya.
"mau masuk dulu?" tanya Wonwoo.
Soonyoung menggeleng, "kaga, cuma mau nganterin lo sampe masuk."
"idi apaan si." Wonwoo geli.
Dan Soonyoung cuma nyengir sampe Wonwoo buka kunci pagar rumahnya.
setelah masuk Wonwoo berbalik "udah, sana."
Tapi Soonyoung tidak berbalik, dia malah melangkahkan kakinya dua kali ke depan.
cup.
"happy valentine." katanya sambil nyengir.
Wonwoo kicep, tiba-tiba banget, sial. Kan dia kaget.
"nih coklatnya." Soonyoung menarik tangan Wonwoo dan menaruh sebungkus caca mini di sana.
"besok gue jemput."
Dan baru setelah itu, Soonyoung berbalik meninggalkan rumah Wonwoo dengan scooter birunya.
————————————————
Wonwoo menutup pintu kamar miliknya lalu berjalan ke arah ranjang dan langsung melempar tubuhnya ke sana—setelah sebelumnya menaruh sebungkus caca pemberian Soonyoung di meja belajar.
Sambil menatap langit-langit kamar, laki-laki kurus itu menyentuh permukaan bibirnya yang baru saja mendapat kecupan manis dari sang pacar.
Harusnya terasa manis, tapi ini malah biasa saja. Wonwoo jadi mempertanyakan perasaannya sendiri buat Soonyoung.
masihkah ada rasa cinta untuknya atau selama ini itu hanya sebuah rasa takut kehilangan?
e&.
Wonwoo memang terbiasa sama Soonyoung dan Jun dari pertama mereka masuk sekolah, terus dia merasa nyaman dan punya keinginan untuk sebuah hubungan yang lebih dari teman sama Soonyoung. Lalu mereka pacaran di kelas sebelas dan Jun ngejauh.
Sampe akhirnya mereka juga putus dan Wonwoo galau, mereka jadi terpecah belah. dan ditengah kegalauannya, Mingyu dateng.
Wonwoo senyum cuma karena mikirin Mingyu doang. Dia inget gimana awal pertemuan mereka berdua. gara-gara isi pulsa.
Lalu Wonwoo bangun dan mendudukkan dirinya—bersila— di ranjang. Mengenai Mingyu, dia jadi kepo. Apa bener dia diblock?
Laki-laki itu dengan sigap merogoh saku jaketnya—mengambil handphone— dan segera membuka aplikasi Line chatting.
Dia menekan dua kali satu nama di kolom chattingnya; mingyu.
lalu nampak lah beranda milik si abang. Terlihat di sana tidak terdapat postingan apapun. Padahal Mingyu sering kali memposting sesuatu.
Apa itu artinya dia ... beneran diblock?
"kok tega sih, bang :(" —jww
"hehe ." —kmg
+
mingyunya kapan dateng?
gakan pernah
( ͡° ͜ʖ ͡°)
sinetron ga sih anjir pft
KAMU SEDANG MEMBACA
kang pulsa; meanie
Fanfiction"Bang, beli pulsaaa." "boleh, pulsa apa de?" ; absurd ; 170105 #6 in short story ; 170302 #29 in fanfiction ; 170222 #25 in fanfiction