Sate habis, perut kenyang, kantong kering. Setidaknya itu buat Mingyu. g.
Setelah menghabiskan satenya, mereka ngobrol-ngobrol sedikit di kedai sampai akhirnya Wonwoo yang ngajakin pulang.
Dan saat ini mereka sudah jalan memasuki komplek. Wonwoo masih cerita soal kegiatan sekolahnya yang mulai sibuk sama ulangan-ulangan.
Mingyu ga terlalu fokus dengerin curhatannya, dia kan juga sibuk sama pikirannya sendiri.
Mingyu harus segara menyatakan cinta sama Wonwoo, malam ini pokoknya. Tapi si adek masih ngoceh, entar kalo dipotong yang ada ngambek lagi. hHH.
sampe akhirnya Wonwoo diem buat ngecek handphonenya. Dan mingyu segera melancarkan aksi.
"de, abang punya kabar gembira," kata Mingyu.
"apa tuh?"
"abang udah keterima kerja."
Wonwoo mendongak, menatap Mingyu dengan matanya yang bening-bening indah itu. "oiya? masa, bang? dimana?"
"perusahaan konsultan interior gitu sih, de." jawab Mingyu sok kece.
"asik dun, bang, terus terus?" dia terlihat kembali memasukan handphonenya ke dalam saku celana.
Wonwoo lebih tertarik buat dengerin cerita Mingyu—atau karena dia memang memegang teguh prinsip hidupnya; anti kacang. g.
"ya jadi kemungkinan abang ga akan di sini lagi."
Wonwoo mengerutkan dahi. selain bertanya-tanya 'why' mendengar jawaban Mingyu seperti itu entah kenapa Wonwoo ga like.
"maksud abang?"
"abang kayaknya mau nyari apartemen yang deket sama perusahaan. biar gampang."
"oh.." Wonwoo mebulatkan mulutnya.
Kalo boleh Mingyu pede, dia mendengar nada kekecewaan dalam kata oh itu. kalo kata meme sih, it's so something, bruh.
"tapi abang bisa sih sering-sering ke sini, itu juga kalo ada alesannya."
Wonwoo lagi-lagi mengerutkan dahi, tidak paham. "huh?"
"mau ga, jadi alesan abang buat terus dateng ke sini?"
mereka diam. tidak lagi berjalan, karena mereka sudah sampai di depan pagar rumah Wonwoo.
"jadi prioritas abang ... di sini." Mingyu menunjuk dadanya—sebelah kiri— yang bidang tertutup jaket.
Wonwoo membulatkan matanya—gacaya. sebego-begonya Wonwoo kalo ada yang bilang gitu dia paham juga. "bang..."
"abang tarik lagi omongan abang yang pernah abang tarik, de. waktu kita makan indomie, abang tau mungkin itu kecepatan buat kamu dapet pernyataan gitu dari abang. tapi serius, deh, abang udah suka sama kamu dari pertama kita ketemu. Kamu cantik, lucu, gemesin, asik, abang su—ngga, abang sayang sama kamu."
Wonwoo masih memperhatikan wajah Mingyu, ganteng sih, tapi...
"abang,"
"hm?"
"aku juga suka sama abang."
"wEH serius, de?" tanyanya kegirangan.
Wonwoo mengangguk.
"kalo gitu mau ga, jadi pacar abang?"
"aku..."
"...aku bukannya gamau, bang," lirihnya.
dan Mingyu mengerutkan dahi. Laki-laki tan itu memiringkan kepalanya ke bawah, mencari mata Wonwoo yang tidak mau mentap ke arahnya.
"tapiakuudahbalikansamasoonyoung." Wonwoo mengigit bibir bawahnya, gelisah.
Mingyu sendiri cuma bisa kicep.
balikan?
nakilab?
baLIk@N?!
haHAHAhaHahAHaahA
BALIKAN KATANYA WOE!!!!!
hAH!!!
"(:" -kmg
"atuh gimana? :(" -jww
"panas kuping eug." -ksy
The end.
Boong (͡° ͜ʖ ͡°)
+
kali-kali buat wwnya yang bangsat pffft
solalilali olaolala
♪ヽ( ⌒o⌒)人(⌒-⌒ )v ♪
maap kalo ga ngefeel yak
kim mingyu asli; suamiku(?) bangsad bgt atuhda
KAMU SEDANG MEMBACA
kang pulsa; meanie
Fanfiction"Bang, beli pulsaaa." "boleh, pulsa apa de?" ; absurd ; 170105 #6 in short story ; 170302 #29 in fanfiction ; 170222 #25 in fanfiction