BAB I

45.8K 2.3K 20
                                    


Warning Typo! Gaje ! Dan alur gg jelas dan juga Flat !!

"Alya Dwi Cahyaputri!" Teriak seseorang yang bahkan hanya berdiri beberapa meter, dari gadis yang sedang menelungkupkan kepalanya dengan kedua tangannya sebagai bantal. Tapi teriakan itu tak membuat gadis yang dipanggil bergerak dari posisinya, membuat orang itu berkacak pinggang dan berjalan kearah Alya dengan langkah kaki kesal.

"Alya?!" teriaknya lagi dan masih tidak bisa membangunkan gadis itu, dan masih gaga, gadis itu masih enggan untuk bangun. Orang itu berdecak, tangannya terulur kearah rambut Alya, dan "pantas aja nih anak enggak bangun. Telinganya disumpelin sama headshet." Komentarnya saat melihat benda bulat yang ada di telinga Alya. Tanpa segan dia menarik headseat itu. "Al, novel baru lo dibakar sama Adit," ucapnya tepat di telinga Alya.

Dan tanpa menunggu lama, mata Alya terbuka cepat. "Sialan, mana Adit." Matanya memincing mencari orang yang bernama Adit itu. Alya langsung menolehkan pandangannya ke arah Mita saat sadar akan sesuatu, "lo boongin gue ya?" tuduhnya, dengan mata yang menatap tajam Mita, saat sadar bahwa dia hari ini tidak membawa novel sama sekali.

Mita nyengir. "Iya. Gue bohongin lo," balasnya santai.

"Lo ya. Arggh, gue masih ngantuk tahu. Udah sana pergi, jangan ganggu gue." Alya mengibaskan tangannya ke udara mengusir Mita secara langsung. Saat ini dia tidak perlu mengusir secara halus, karena kelamaan. Alya sudah mengambil posisi untuk kembali tertidur.

Mita bergerak cepat menghentikkan kepala Alya yang sedikit lagi menyentuh tangan gadis itu, "jangan Al. Lo nggak inget apa kalau sekarang kita rapat?"

"Rapat apa lagi sih, Mit. Gue ngantuk sumpah." Alya mengangkat kepalanya, menunggu respon dari Mita.

"Lo ngantuk beneran ya?" Mita menjadi tak tega melihat wajah Alya yang terlihat kelelahan, bahkan matanya sudah berair karena rasa kantuk yang dia rasakan.

Alya memutar bola matanya malas. "Menurut lo? cepetan deh Ta, ada rapat apa sekarang. Gue butuh tidur nih." Alya sudah tak kuat lagi menahan matanya yang mau tertutup, ini saja sudah ia paksakan.

"Rapat Osis. Kan lo disuruh sama Bu Ani buat dateng ke sana.." Mita mengingatkannya, "dan juga lo dicari sama si Detta. Tau kan Detta kalau udah kumat, cerewetnya kalahin si emak-emak. Mana kita kena semprot lagi."

Mata Alya langsung terbuka, rasa kantuknya hilang entah kemana. "Mampus gue. Kenapa lo nggak kasih tahu gue sih." Alya buru-buru bangkit, melepaskan jaketnya dan merapikan sedikit rambutnya yang berantakan. "Ya udah ayok." Alya menarik tangan Mita keluar dari kelasnya. Hilang sudah kesempatannya untuk tidur, semoga saja matanya ini masih bisa dipaksakan untuk terbuka hingga waktu yang tidak ditentukan. Karena dia sendiri tak tahu sampai kapan rapat itu berlangsung.

Alya, bukan gadis yang terkenal di sekolahnya. Dia hanya gadis biasa yang juga mempunyai wajah biasa, tidak seperti kakak kelas mereka yang mempunyai wajah mempesona. Dia hanyalah gadis dengan wajah yang terdapat beberapa jerawat di sana.

Mita dibelakangnya meringis, tangannya bisa dipastikan akan memerah. Sesekali dia hampir tersandung karena langkah Alya yang cepat.

"Alya, pelanan dikit. Tangan gue perih," protes Mitta membuat Alya langsung melepaskan tangannya.

"Sorry." Alya mengangkat tangannya, sedangkan Mita mencibir sambil mengelus tangannya sendiri. "Ayok Ta, daripada Dio mulai ngomel."

"Udah ngomel kali,Al," sergah Mita. "Lo sih, daritadi dicariin malah molor. Nggak tahu apa kalau gue jadi sasaran di wawancara sama si Detta." gerutunya kesal.

"Ya maaf, eh gue mau ke toilet bentar ya. Mau cuci muka, gue lupa kalau tadi habis tidur." Tanpa menunggu balasan Mita dia langsung berlari ke arah toilet yang tak jauh dari sana. Tapi saking terburu-burunya, Alya tak melihat sekitarnya. Saat ada orang yang tengah membawa tumpukan buku, dia tak bisa mengontrol kakinya dan Bruukk. Dia menabrak orang itu.

Alya✔ (Sudah diterbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang