.Lantunan lagu Stand by you milik Rachel Platten terdengar memenuhi kamar Alya. Menenemani Alya tengah terduduk di meja belajar. Gadis itu telihat membaca buku yang sejak satu jam lalu terbuka pada halaman yang sama. Bahkan buku tugasnya masih menunjukkan nomer yang sama, nomer 1. Bukan karena dia tidak mengerti. Meski dia tidak pinter-pinter amat, dia masih bisa mengerjakan soal. Tapi, masalahnya sekarang pikirannya tidak bisa fokus. Kejadian tadi di sekolah menyita pikirannya, terlebih lagi saat dia diantar oleh Erlang. Astaga. Dia bisa gila. Kenapa dia bisa terlibat di antara tiga orang yang sangat menjengkelkan. Detta, Ryan, dan Erlang. Bukannya merasa senang, dia merasa sangat terpuruk. Apalagi kalau mengingat kalimat Erlang, membuat dia semakin tidak mengerti apa yang terjadi.
Flashback On
Erlang menarik tangan Alya cukup kencang, membuat gadis itu meringis. Cowok itu berjalan tergesa-gesa, tak perduli dengan Alya yang mengikutinya di belakang. Saking tergesa-gesannya, Alya hampir jatuh beberapa kali, untung saja dia masih berpegangan secara nggak langsung oleh Erlang, kalau tidak bisa dipastikan pantatnya yang akan menjadi korban.
"Lang, lepasin. Sakit bego. Gue ini manusia bukan tas yang bisa lo tarik-tarik," seru Alya kesal. Dia masih menarik-narik tangannya dari genggaman Erlang. Sialan emang orang satu ini. Emang dia salah apa coba sampai ditarik nggak jelas gini. Dia semakin dongkol saat Erlang hanya meliriknya sedikit tanpa berminat melepaskan tangannya.
"Bisa diem nggak lo, berisik." Erlang terus menarik Alya hingga mereka sampai di parkiran. Dia tak perduli dengan bisik-bisik tetangga yang dia dengar.
"Gimana gue nggak berisik, kalau lo narik gue kayak barang." Alya meledak. Cowok ini emang perlu dikasih pelajaran. Terus dia nggak sadar apa dari tadi mereka diperhatikan sama anak lain. Menjengkelkan.
Alya bernafas lega saat Erlang pada akhirnya melepaskan tangannya. Dia menatap nanar, pergelangan tangannya memerah. Dia mendongak siap mengeluarkan semua amarahnya. "Lo sebenarnya kenapa? Kalau lo marah sama Ryan, jangan ngelibatin gue?!
Alih-alih menjawab Erlang menyodorkan helm berwarna hitam. "Pake," perintahnya. Dia menatap tajam Alya.
Alya yang memang sudah emosi, hanya menatap helm itu tanpa minat. "Ogah. Gue balik sendiri," tolak Alya tegas. Dia tidak perlu repot-repot membuang waktu bersama Erlang. Cowok itu bahkan nggak minta maaf sama sekali. Cih. Alya berbalik berjalan meninggalkan Erlang.
Dia terus berjalan hingga gerbang sekolah. Emosinya benar-benar tidak stabil. Dia menoleh kebelakang dan mengumpat pelan saat Erlang tak mengejarnya. Al, lo berharap apa sih? Otak lo kayaknya udah ke geser sampai mau disamperin Erlang. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri mencari taksi yang lewat. Untung sekolahnya berada dipinggir jalan.
"Kyaaa," pekik Alya saat tubuhnya terangkat dan langsung terduduk di motor berwarna hitam. Tubuhnya membeku saat melihat tatapan tajam yang tepat mengarah pada maniknya. Tatapan milik Erlang.
"Lo. Balik. Sama. Gue." Erlang menekankan setiap kata yang dia ucapkan. Dia mencondongkan tubuhnya mendekat ke arah Alya. Tangannya bahkan masih melingkar di pinggang Alya, mencegah gadis itu jatuh. "Gue udah pernah bilang. Kalau lo ketemu Ryan, pergi. Jangan sok kuat di depannya. Lo bisa denger nggak sih?!"
Alya masih terpaku di tempatnya. Dia masih tenggelam dengan mata tajam Erlang. Namun, kesadarannya mulai muncul. Pandangannya berubah. Dia menatap Erlang tak kalah tajam, mseki sebenarnya dia merasa gugup. Siapa sih yang nggak gugup kalau dia ditatap langsung sama cowok meski cowok itu cowok yang ia benci. "Gue denger. Tapi lo siapa gue sampai gue harus dengerin lo. Lo jangan sok ngatur gue deh, gue bisa jaga diri gue sendiri?!" Alya mengucapkannya tak kalah kesal dengan Erlang. Ucapannya benar adanya. Erlang bukan siapa-siapanya untuk apa dia dengerkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alya✔ (Sudah diterbitkan)
Teen FictionAlya tak pernah sadar bahwa menolong sesorang membuat dia harus terjebak oleh permainan yang sangat menyebalkan. Terlebih lagi, orang yang ditolongnya adalah salah satu orang menyebalkan yang selalu membuat dia kesal. Tapi, suatu malam Alya tau akan...