Warning typo! Gaje! Flat!
Suasana kelas XI IPS 5 terlihat terlihat kacau, meja yang mulanya hanya untuk 2 orang kini sudah berubah untuk 4 sampai 6 orang. Bahkan ada yang menggabungkan meja untuk sekedar mengerjarkan tugas yang membuat kesenangan mereka terenggut. Seharusnya sekarang mereka bisa berleha-leha karena jam kosong, tapi guru mereka terlalu rajin memberikan tugas dan harus dikumpulkan sekarang.
"Woy, pinjem tip-ex." Adit menoleh ke kanan dan ke kiri, menatap teman kelasnya bergantian. "Woy, pada budek ya. Gue pinjem tip-ex." Teriaknya lagi yang langsung mendapatkan apa yang dia minta tepat di kepalanya. "Sialan kalau lempar liat-liat."
"Berisik, Dit. Syukur-syukur lo dikasih pinjem," timpal Eka yang menjadi pelaku pelemparan itu. "Buruan lanjutin tugas lo, jangan banyak omong," lanjutnya sambil terus menyalin buku yang ada di depannya.
Semua tampak serius dalam mengerjakan tugas mereka, saking seriusnya jika buku sumber penyotenkkan bergerak sedikit, mereka langsung menggerutu dan menyalahkan orang yang menariknya. Tak terkecuali Alya, gadis itu dengan telaten menyalin buku yang ada di depannya tanpa mau bersusah payah berpikir. Sekarang, bukan waktunya untuk berpikir yang penting jadi dulu, salah atau benarnya belakangan, itulah yang sedang di terapkan oleh Alya. Gadis itu tidak memperdulikan apa yang terjadi di sekitarnya, dia hanya fokus dengan pekerjaannya saat ini.
"Alya." Alya mendengus tangannya terangkat menandakan bahwa dia tidak bisa diganggu saat ini.
"Alya." Alya tidak memperdulikan panggilan ke dua dan terus menulis. Udah dibilangin dia nggak bisa diganggu, masih ngeyel juga.
"Alya!?"
"Apa sih. Lo nggak liat gue lagi sibuk!?" bentaknya kesal. Alya mendongakkan kepalanya, sialan siapa sih yang ganggu dia nulis, dan saat dia melihat siapa pelakunya, seharusnya dia tidak bertanya karena hanya satu orang yang selalu bisa membuat dia emosi. Detta, si ketua osis paling menyebalkan. "Apaan? Gue lagi sibuk." Detta tak langsung menjawab, dia memperhatikan situasi yang ada dalam kelas Alya, memperihatinkan.
Alya yang melihat itu berdecak, Detta benar-benar menghabiskan waktunya dengan sia-sia. "Lo mau ngomong apa nggak?! Gue sibuk." Alya benar-benar gereget dengan sikap Detta yang memuakkan. "Kalau lo cuman mau ngajak gue ribut, besok-besok aja gue lagi nggak ada waktu." Alya memutuskan kembali fokus pada tugasnya, ini hampir jam istirahat, dia tidak waktu untuk meladeni Detta yang tak jelas.
Sebenarnya pertengkaran Alya dan Detta menjadi salah satu hiburan dalam kelas mereka, tapi karena tugas ini, lagi-lagi mereka harus mengabaikan hiburan yang menarik, kecuali orang yang sudah selesai dengan tenangnya memakan kacang dan mengamati teman-temannya, tanpa ada beban sama sekali.
"Lo ikut gue." Detta memegang lengan Alya, menarik gadis itu untuk berdiri. Entah sejak kapan Detta sudah berdiri di samping Alya.
Alya menyentakkan lengan Detta, dia menatap Detta dengan berang."Astaga Detta, lo nggak liat gue lagi ngerjain tugas, TUGAS." Alya sengaja mengulang dan menekan kata tugas pada Detta, biar cowok itu tahu bahwa dia benar-benar tidak bisa diganggu.
"Yang gue liat lo bukan ngerjain tugas, tapi nyalin tugas." Detta mengatakannya dengan santai, ditambah wajah songongnya yang membuat Alya mendidih marah.
Astaga cowok ini benar-benar, sehari tidak membuat dia kesal apa tidak bisa. Dia meletakkan pulpen yang baru beberapa menit ia pegang, dengan keras. "Detta, sebenernya gue ada salah apa sih sama lo, sampai lo ganggu gue setiap hari?" tanya Alya pada akhirnya.
"Seneng aja gangguin lo." Alya melotot, dasar cowok kampret. Dikira gue apaan. "Cepet ikut gue." Detta dengan kurang ajarnya mengambil buku paket dan buku tulis Alya dan langsung berlalu begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alya✔ (Sudah diterbitkan)
Teen FictionAlya tak pernah sadar bahwa menolong sesorang membuat dia harus terjebak oleh permainan yang sangat menyebalkan. Terlebih lagi, orang yang ditolongnya adalah salah satu orang menyebalkan yang selalu membuat dia kesal. Tapi, suatu malam Alya tau akan...