BAB 5

23.7K 1.5K 26
                                    


Warning ! Typo! Gaje! Flat! dll

Cinta itu terkadang seperti hujan, yang datang tanpa memberikan pertanda.

"Ra, lo tunggu bentar disini. Hp gue ketinggalan." Alya berbalik meninggalkan Mita dan kembali ke tempat parkiran. Kenapa dia pelupa gini sih, gerutunya. Alya berlari melewati beberapa motor untuk ke motornya yang terparkir tak jauh dari sana. Hari ini mereka - Alya dan Mita- berancana untuk menonton salah satu film di bioskop yang ada di mall ini, menghilangkan rasa penat akibat dari tugas-tugas yang mengekang mereka untuk liburan.

Langkahnya berhenti tepat di samping motornya, tangannya terulur ke depan merogoh kantong motor dan menemukan apa yang dicari. "Gara-gara lo nih, gue harus balik lagi." Alya menyalahkan hpnya, dan langsung menaruh benda pipih itu ke dalam tasnya. Dia sudah siap untuk berjalan ke arah Mita yang pasti sudah ngomel karenanya.

Tapi, baru satu langkah dia bergerak, Alya menghentikkan langkahnya lagi. Menatap lekat-lekat segerombolan cowok yang baru datang. Matanya terus diarahkan pada segerombolan cowok itu, tepatnya pada cowok yang menggunakan topi dan kaos warna biru. Meski jarak dia dan cowok itu cukup jauh, Alya bisa memastikan bahwa cowok itu adalah cowok yang dia cari selama ini. Akhirnya dia bertemu juga, nggak salah lagi itu memang dia, cowok yang memberikan jaket padanya.

Tanpa sadar, kaki Alya sudah melangkah mengikuti cowok bertopi hitam, yang menurutnya sangat misterius. Dia lupa apa yang menjadi tujuannya ke mall ini, bahkan dia lupa Mita sedang menunggunya dengan keki. Cowok bertopi itu sukses membuat fokusnya mengarah padanya. Alya terus mengamati cowok itu dalam diam, bahkan jika mereka berhenti maka Alya reflek juga berhenti. Dan tiba-tiba saja ada perasaan sesak sekaligus penasaran saat melihat seorang gadis yang memeluk cowok itu misterius. Beberapa dia terus mengamati, hingga dia tidak tahan entah karena apa, dan dia memilih untuk pergi, mengurungkan niatnya bertanya siapa nama cowok itu.

"Hoi, dia udah pergi tuh." Celetukkan itu membuat cowok bertopi hitam menoleh kebelakang, tempat dimana seorang gadis yang sejak tadi mengikutinya. Bukan dia tidak tahu, dia hanya pura-pura tidak tahu karena sebenarnya sejak masuk mall ini dia sudah merasakan ada yang mengikutinya, dan benar saja gadis yang pertama kali ditemuinya saat hujan itulah yang mengikutinya. Darimana dia tahu? Dia tahu dari pantulan kaca yang mereka lewati, bukan karena dia memiliki kemampuan untuk melhat siapa yang ada di belakangnya.

"Ya baguslah dia udah pergi." Jawabnya sambil melepaska topinya, mengacak rambutnya sebentar dan kembali menggenggam tangan gadis yang tadi memeluknya.

"Kok gue penasaran ya siapa dia?" tanya salah satu temannya yang memakai jaket kulit. "Kenapa tuh cewek ikutin kita sih."

"Sama. Tapi kok gue ngerasa pernah liat ya." Sambung Cowok yang sejak tadi sudah bersedekap.

"Dia cewek yang gue kasih jaket." Ujarnya kalem.

Semua yang mendengarnya langsung fokus pada tempat gadis yang berdiri dibelakang mereka.

"Jadi dia.."

"Iya itu dia. Udah nggak usah dibahas lagi." Potongnya cepat. Dia berjalan mendahului teman-temannya. "Kalian jadi nonton nggak sih." tanyanya sambil berbalik memandang teman-temannya sebal.

"Jadi, jadi. Ya kali kita nggak jadi." Seru Aldo dan lainnya yang langsung menghampiri cowok itu.

"Ya udah cepet." Balasnya ketus. "Kenapa kamu liatin kakak kayak gitu?" tanyanya heran dengan gadis yang ada disampingnya.

Gadis itu menggeleng sambil tersenyum kecil. "Kakak lucu." Komentarnya, yang langsung mendapatkan jitakan dari sang kakak. "Sakit."

"Lebay."

Alya✔ (Sudah diterbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang