Bab 27

15K 1K 63
                                    

Erlang dan Alya, berjalan beriringan di koridor sekolah, membuat beberapa pasang mata menatap mereka. Erlang bukan seorang most wanted di sekolahnya, tapi karena penampilannya yang berubah drastis membuat beberapa gadis mulai tertarik pada cowok itu.

Alya sendiri, pura-pura tidak sadar akan tatapan yang mengarah padanya. Dia masih memikirkan perkataan Erlang yang mengatakan bahwa jangan penasaran pada Erlang. Mata Alya tanpa sadar melirik ke arah Erlang, mengamatinya dengan seksama.

Erlang tiba-tiba menoleh, dan itu membuat Alya langsung memalingkan wajahnya karena tertangkap basah menatap Erlang, dasar mata jelalatan.

"Kenapa liatin gue?"

"PD bener, siapa juga yang liatin lo?!" Alya masih mempunyai malu untuk tidak mengatakan bahwa dia melihat Erlang karena penasaran dengan perkataan Erlang.

Erlang yang mendengar itu hanya cuek, dia menghendikkan bahunya sembari berjalan. Keduanya kembali berjalan menuju kelas mereka.

"Alya!"

Langkah Alya terhenti, begitu juga dengan Erlang. Keduanya serempak menoleh, menemukan Aldo dengan wajah sok gantengnya mendekati mereka.

"Pagi-pagi udah pacaran aja lo," goda Aldo dengan kedua alis yang dinaik turunkan bermaksud menggoda ke dua orang yang ada di depannya itu. Aldo masih tidak percaya bahwa keduanya pacaran. Well, bukan urusanya juga kalau mereka pacaran, tapi sayangnya itu urusan sahabatnya.

"Daripada lo, pagi-pagi udah jones aja," balas Alya dengan menekan urat malunya sedalam mungkin. Sampai sekarang dia masih sedikit malu mengakui bahwa dia dan Erlang pacaran. Meski itu adalah harapan dia setelah bertemu dengan cowok hujannya yang ternyata adalah Erlang.

"Sialan," umpat Aldo. "Lang, kenapa lo mau sama cewek kayak gini?"

"Penting buat lo tahu?" balas Erlang nyelekit.

"Tai. Dasar pasangan nyebelin lo berdua. Udah ah males gue ngomong sama lo berdua. Al, nanti lo pergi sama Detta, buat ngurusin proposal, dan lihat-lihat bahan."

"Kok gue?" protes Alya. "Anak-anak lain kenapa sih? kenapa harus gue juga? Lo tahu kan, yang ada gue sama Detta bakal cekcok mulu."

Aldo menghendikkan bahunya cuek. "Ketua udah memutuskan, dan sekretaris harus mengikutinya. Jangan lupa, nanti habis pulang sekolah, tunggu di parkiran. Gue mau keruang guru dulu, dah." Aldo langsung berlalu begitu saja tanpa mau menoleh lagi ke arah Alya yang masih melontarkan kalimat protes.

"Mau gue temenin?"

Alya langsung menoleh, dan menggeleng cepat.

"Ya udah, nanti kalau udah balik, kabarin gue. Gue langsung ke kelas." Erlang berjalan meninggalkan Alya tanpa mau menunggu jawaban dari gadis itu.

"Alya bego, kenapa nggak bilang iya aja sih!" runtuknya sambil berjalan dibelakang Erlang, menatap punggung Erlang yang lama kelamaana menghilang karena masuk ke dalam kelasnya sendiri.

*****

"Keluarkan kertas satu lembar, kita ulangan sekarang."

Pengumuman mencekam itu langsung membuat orang-orang yang masih sibuk berbicara langsung menghentikkan perbincangan mereka. Kelas mendadak sunyi senyap. Beberapa orang saling melirik satu sama lain sambil menggerutu.

"Yah, Bu, jangan dong. Kita belum belajar."

"Iya, Bu. Kita jawab apa dong kalau belum belajar."

"Kalian ini jangan manja. Terus apa yang kalian lakuin tadi malam? Kalian nggak belajar apa?!" bentakkan itu membuat beberapa orang kaget. "Oke saya tidak akan mengadakan ulangan hari ini."

Alya✔ (Sudah diterbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang