Part 19

4.3K 281 12
                                    

Malam ini kamu terduduk di termenung di depan tv, memikirkan tentang Iqbaal si pria manja mu yang berubah drastis. Tak seperti biasanya, Iqbaal selalu antusias saat diajak makan, Iqbaal yang selalu tersenyum saat melihat mu, hal hal yang kecil seperti itulah yang kamu rindukan.

Sudah hampir jam dua pagi, namun Iqbaal tak kunjung pulang. Berkali kali kamu mencoba menghubunginya namun handpone Iqbaal dalam keadaan mati. Khawatir? Pasti, perempuan mana yang tidak khawatir lelakinya pergi tanpa memberi kabar.

Clek.

Pintu utama terbuka, terlihat seorang lelaki berjalan sempoyongan, itu Iqbaal. Kamu langsung menghampirinya mencoba untuk membantu pria itu berjalan.

"Baal kamu kenapa?" Tanyamu.

Iqbaal menyeka tangan mu kasar. "Lepas, gak usah pegang pegang gue."

Sungguh sakit mendengar Iqbaal berbicara seperti itu. Ada apa dengan nya?

"Baal kamu mabuk? Kenapa Baal? Hiks." Air matamu kini berlinang dipipi tirus mu.

"GUE BILANG JANGAN PEGANG PEGANG GUE!! LO GAK NGERTI BAHASA MANUSIA APA YA?? SEKARANG LO PERGI." Bentak Iqbaal.

Baru kali ini Iqbaal membentak dirinya seperti itu, entah apa masalahnya sampai sampai pria manja dan polos sepertinya berubah menjadi pria mengerikan dan kejam.

Kini kamu hanya bisa menangis menyandarkan punggung mu di dinding depan kamar mu dan Iqbaal. Semoga Shilla tidak mendengar apa yang Iqbaal ucapkan.

Andai ada mama disini. Pikirmu.

SKIP.

Pagi ini awan hitam menutupi sebagian langit, atau yang sering kita kenal sebagai mendung. Fase dimana sebelum turunnya hujan dari langit.

Hari tak secerah biasanya, sangat mewakili perasaan mu saat ini. Semalam kamu tidur disofa ruang keluarga. Iqbaal tak membiarkan mu masuk kedalam kamar, tak ada pilihan lain selain ruang keluarga.

Iqbaal masih terlelap di kamarnya. Kamu berniat untuk menghampiri Iqbaal sambil membawakan segelas susu putih dan sandwich kesukaannya.

Satu nampan makanan kamu letakkan diatas nakas. Matamu memandang wajah tampan milik Iqbaal.

"Saat kamu tidur wajah kamu enak banget buat dipandang, berasa adem banget. Tapi entah kenapa, kalau kamu bangun aku jadi takut, kamu kenapa sih Baal? Salah aku apa." Kamu bergumam seraya membelai wajah Iqbaal.

"LO NGAPAIN DISINI? KAN GUE BILANG UNTUK GAK MASUK KEDALAM KAMAR."

Tiba tiba Iqbaal terbangun dari tidurnya dan langsung membentakmu.

"A- aku cuma anterin makanan buat kamu." Ucap mu.

Iqbaal melirik nakas dan mengambil nampannya. "Ini? Lo kasih gue makanan sampah kayak gini?" Tanya Iqbaal.

PRANK.

Nampan yang berisi makanan milik mu dijatuhkan dengan na'as oleh Iqbaal. Segelas susu dan Sandwich yang kamu buat dengan hati pun di buang dengan kejam oleh Iqbaal.

"Kamu kenapa sih Baal? Aku gak ngerti sama kamu."

Dengan perasaan kecewa kamu berlari meninggalkan Iqbaal sendiri di kamar. Untuk kedua kalinya Iqbaal membentak mu, dan untuk pertama kalinya Iqbaal menolak makanan buatan mu.

Ingin rasanya kamu kembali kerumah orang tuamu. Menangis dipelukkan hangat ibumu dan merasa terlindungi di pelukkan ayah mu. Tapi mengingat jauhnya perjalanan yang akan ditempuh kamu mengurungkan niat mu.

Pria Manja (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang