Part 29

4K 352 45
                                    

"Kak (namakamu) udah dong sedih sedihnya, gausah dipikirin cowok kayak dia mah. Mending kita happy happy aja."

Diva, adik sepupu mu sedang mencoba untuk membuat mu melupakan Iqbaal.

"Siapa yang sedih sih, Div?" dusta mu.

"Diva tau kok kakak masih mikirin kak Iqbaal." tebak Diva.

"Jangan sok tau jadi anak kecil." Tukas mu.

"Kak (namakamu) yang cantik, aku ini udah delapan belas tahun bukan anak kecil lagi." sergah Diva.

"Umur kamu emang delapan belas tahun tapi kelakuan kamu kayak anak umur delapan tahun, masih bocah." Ucap mu.

"Terserah L aja deh W capek ngomong sama L. BYE!!" Ucap Diva.

Diva melangkah pergi dengan wajah kesalnya. Dia memang anak yang super manja, segala kebutuhannya masih diurusi oleh mamanya.

Kini (namakamu) dan Shilla memilih untuk tinggal di rumah mamamu, setidaknya disini masih nyaman dibandingkan dengan rumah mu dan Iqbaal.

Shilla berlari kearah mu. "Bunda, bunda."

Kamu mendudukan Shilla dipangkuan mu. "Apa sayang?"

"Bunda liat deh, Shilla abis ngegambar. Ini ayah, Ini bunda dan ini Shilla. Bagus gak bunda?" Tanya Shilla.

Gambaran Shilla sekejap membuat mu terdiam, bagaimana caranya Ia menjelaskan semuanya pada Shilla.

Shilla masih terlalu kecil untuk mengetahui ini semua.

"Bunda."

"Eh iya kenapa?"

"Bunda tuh ya, ditanya malah diem aja. Bunda kenapa sih?" tanya Shilla.

"Bunda gapapa kok." Alibimu.

"Jadi gimana gambaran aku, bagus gak?" Tanya Shilla.

"Bagus kok, anak bunda emang paling pinter deh." Puji mu.

"Aduh bunda, Shilla laper." Ucap Shilla.

"Yaudah makan yuk."

Di sisi lain Iqbaal sedang berkutat dengan laptopnya. Hari ini Iqbaal tak mempunyai banyak kerjaan, Ia bisa istirahat sejenak karna tubuhnya sangat lelah.

"Finish." Gumam Iqbaal.

Tangan Iqbaal merapihkan barang barang dan map yang ada dimejanya.

'PRANK'

Tak sengaja siku Iqbaal menyenggol bingkai foto yang ada diatas meja. Iqbaal memungut bingkai yang telah pecah tersebut.

Di balik pecahan kaca, tersimpan foto Shilla dan (namakamu) yang sedang tersenyum menghadap kamera.

Perlahan bibir Iqbaal menyungging senyum. Iqbaal mengingat masa masa indah bersama Istri dan anaknya.

Iqbaal membuang pecahan bingkai kedalam tempat sampah ruangannya, sedangkan fotonya Ia simpan di laci meja miliknya.

Clek.

Pintu ruangan terbuka, terlihat Zidny berjalan menghampiri Iqbaal.

Zidny bergelayut manja ditangan Iqbaal. "Hai honey."

"Hai Zid." Sapa Iqbaal.

"Kamu udah selesai kerjanya?" Tanya Zidny.

"Udah, baru aja selesai." Jawab Iqbaal.

"kalau gitu, kamu mau ya temenin aku belanja?? Mau ya?" Tanya Zidny antusias.

"Aduh Zid, bukannya aku gak mau. Tapi aku capek banget mau istirahat." Tolak Iqbaal lembut.

Pria Manja (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang