Part 18

4.2K 262 4
                                    

"Aku berangkat ya sayangg."

Iqbaal mencium kening mu. Pagi ini Iqbaal akan kembali ke kantornya.

"Iya, hati hati yaa." Ucap mu.

"Pasti." Jawab Iqbaal.

"Nanti kamu makan malam dimana?" Tanya mu.

"Eummm... dirumah aja deh, mau makan masakan istri ku tercinta yang satu ini." Ucap Iqbaal.

"Apasih kamu."

Iqbaal memasang senyum menggoda. "Kamu pake blushon ketebelan yah sayang? Kok merah banget sih pipinya." Goda Iqbaal.

"Udah sana berangkat, nanti telat."

"Gak usah ngalihin pembicaraan sayangku cintaku." Iqbaal mencium pipimu.

"Awss..."

Kamu mencubit pinggang Iqbaal membuat Iqbaal mengeluarkan ringisan.

"Udah berangkat sana." Suruh mu.

"Iya iya, aku berangkat, salam buat Shilla." Ucap Iqbaal.

"Sip."

***********************

Matahari sudah hampir tenggelam sempurna, masakan mu pun sudah tertata rapi dimeja makan. Kamu sengaja memasak lebih banyak hari ini karna Iqbaal akan makan malam dirumah.

Senyum manis menghiasi wajah cantik mu, Iqbaal pasti suka. Pikir mu.

Kamu duduk dikursi sambil menunggu Iqbaal, sesekali tangan mu membenahi tatanan yang menurut mu kurang pas. Tak sabar rasanya untuk makan malam bersama Iqbaal.

"Bundaa." Panggil Shilla.

Kepala mu menoleh ke arah Shilla. "Kenapa sayang?" Tanyamu.

"Aku lapar." Jawab nya.

Matamu melirik jam dinding disudut ruangan. Sudah hampir jam delapan Iqbaal kemana?. Pikirmu.

"Yaudah Shilla makan duluan aja, sini bunda ambilin." Ucapmu.

Dengan telaten kamu menyendok nasi dan beberapa lauk pauk beserta sayur mayurnya.

Kamu menyodorkan piringnya. "Nih sayang."

"Bunda gak makan?" Tanya Shilla.

"Bunda tunggu ayah aja." Jawab mu.

Shilla melahap makanan buatan mu dengan sangat lahap, sesekali kamu tersenyum melihatnya.

Makanan Shilla sudah habis, lalu dia meneguk air putih yang berada tepat di samping kanan nya.

"Shilla udah selesai makan? Sekarang Shilla tidur." Suruh mu.

"Gak mau, Shilla mau temenin bunda disini." Ucap Shilla.

"Yaudah."

Beberapa kali kamu menguap, mengapa rasanya mengantuk sekali. Kamu melirik jam, yaampun udah jam sebelas. Kamu menoleh kearah Shilla, rupanya ia tertidur.

Dengan hati hati kamu menggendong Shilla kembali ke kamar nya. Kasihan jika Shilla harus tidur dikursi.

Setelah menaruh Shilla dikamarnya, kamu kembali menunggu Iqbaal dimeja makan. Sesekali kamu menelponnya tetapi tak ada jawaban dari Iqbaal.

Iqbaal kamu kemana sih. Pikiran mu melayang, kamu sangat khawatir dengan keadaan Iqbaal, kamu takut terjadi sesuatu dengan Iqbaal.

Tak henti hentinya kamu terus menghubungi Iqbaal. Namun, selalu sama tak ada respon positif yang Iqbaal berikan kepadanya. Kamu kembali melirik jam, sudah tengah malam. Kemana Iqbaal?

Pria Manja (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang