Part 33

4.3K 334 24
                                    

"Radhika Fatir Dhiafakhri, Kak (namakamu) yang kasih nama itu." Ucap Diva.

"Dhiafakhri? (namakamu) kasih nama aku dibelakang namanya?" Tanya Iqbaal.

Diva mengangguk. "Kak (namakamu) itu masih sayang sama kakak, aku yakin kak Iqbaal bisa milikin kak (namakamu) lagi."

Iqbaal tersenyum. "Semoga aja, anyway ruangan nya masih jauh?"

"Bentar lagi juga sampe."

Iqbaal dan Diva berjalan beriringan menuju kamar rawat (namakamu),  Iqbaal terlihat gelisah antara senang dan takut.

Iqbaal senang karena akan berjumpa lagi dengan istri dan anaknya namun ada rasa takut jika (namakamu) tidak menerimanya dengan baik.

Langkah Diva berhenti di depan pintu yang bertuliskan VVIP. Iqbaal menghela napas panjang, jujur Iqbaal sangat gugup.

"Santai aja kak." Ucap Diva.

Clek.

Semua mata tertuju pada Diva.

Diva tersenyum lebar. "Wiss biasa aja kali ngeliatin nya, berasa ikutan the voice kid, oh ya kita kedatangan tamu spesial."

"Siapa?" Tanya Hadi -Ayah(namakamu)-

Iqbaal memasuki ruangan, terlihat semua orang terbelalak kaget termasuk (namakamu).

"Hai semua." Sapa Iqbaal.

Iqbaal mencium punggung tangan ibu dan ayah mertuanya.

Iqbaal tersenyum kepada Devan seraya mengulurkan tangannya. "Hai bro."

Namun Devan malah melengos pergi keluar ruangan tanpa memperdulikan Iqbaal.

"Mending kita keluar aja ayo mah, Div." Ajak ayah.

Hanya ada Iqbaal dan (namakamu) di dalam ruangan, keduanya terlihat canggung.

"Hai (nam-"

"Mau apa lo kesini?" sambar (namakamu).

"Aku mau minta maaf sama kamu." Ucap Iqbaal.

"Gak ada yang perlu dimaafin, sekarang lo pergi." Usir (namakamu).

"(namakamu) aku mohon kasih aku kesempatan buat dapetin maaf dari kamu." Mohon Iqbaal.

Iqbaal memandang wajah pucat mu. "Aku mohon maafin aku (namakamu), aku tau aku cowok terbego terbodoh yang pernah ada."

"Oke gue maafin lo, sekarang lo puas kan? Jadi lo sekarang pergi dari sini." ucap (namakamu).

"Aku mau kita balik kayak dulu (nam.. Aku mau kita menjalin hubungan kayak dulu lagi, ayo kita pulang (namakamu)." 

"Apa lo bilang? Kayak dulu? Bitch please, kalo ngomong otaknya dipake! Lo pikir gua mau jatuh ke lubang yang sama?" Ucapan (namakamu) naik beberapa oktav diakhir kalimat.

"Enggak Baal enggak! Lo pikir gue sampah yang lo buang saat lo gak butuh dan lo pungut saat lo butuh!" Bentak (namakamu).

"Aku mohon (nam... Aku mau memperbaiki kesalahan aku." Mohon Iqbaal.

"Gue bilang enggak ya enggak! Emang nya cewek yang lo bangga banggain di depan gue kemana? Cewek yang lo bilang lebih baik dari gue kemana? Sekarang lo pergi dari sini!" Usir (namakamu).

"Gak, aku gak akan pergi dari sini sampe kamu mau ikut aku balik ke rumah kita." Tolak Iqbaal.

"Kita? Rumah lo bukan rumah kita!" Tegas (namakamu).

"(namakamu) aku mo-"

"Pergi Baal." Pekik (namakamu).

"(nam-"

"GUE BILANG PERGI YA PERGI!" Bentak mu.

Iqbaal mendekap mu erat. "Aku mohon maafin aku (namakamu)."

Tangan (namakamu) berusaha untuk melepas pelukan yang Iqbaal berikan. Namun, tenaga Iqbaal lebih besar membuat (namakamu) menghentikan gerakannya.

"Pergi baal hiks."

Iqbaal melepas pelukannya dan menatap mata mu. "(namakamu) aku mohonnn banget sama kamu, maafin aku, kamu boleh pukul aku kamu boleh tampar aku kamu boleh tonjokin aku sampe aku bonyok sekalipun aku gak peduli, tapi tolong jangan pergi,"

"Aku bego aku tolol aku bodoh udah ninggalin kamu cuma buat cewek gak tau diuntung kayak dia, dia cuma manfaatin aku, dia cuma mau harta aku, dan disitu aku baru sadar kalau cuma kamu perempuan yang bener bener sayang sama aku,"

"Aku cuma pengen nebus kesalahan aku sama kamu dan mulai semua dari awal, aku hancur aku- aku bukan apa apa tanpa kamu, hiks aku ngerasa jadi cowok terburuk yang pernah ada,"

"Aku mohon kamu pulang yaa, aku janji gak akan pernah sakitin kamu lagi hiks."

Air mata terus menerus mengalir dari dua pasang mata yang saling menatap. Tak ada kata yang dapat keluar dari bibir mu, entah apa yang harus kamu lakukan.

"kamu mau ya pulang dan bantu aku perbaiki semuanya? Mau ya." tanya Iqbaal lembut.

"Mau ya?" Ulang Iqbaal.

(namakamu) masih terdiam, dirinya masih sangat bingung keputusan apa yang akan ia ambil.

"(Namakamu) aku mohon..."

(Namakamu) menunduk. "Luka yang kamu buat terlalu sempurna Baal, walaupun aku maafin kamu dan balik sama kamu luka itu akan membekas sampai kapan pun."

"Aku bakal jadi obat penghilang bekas luka kamu (namakamu)."

"Gak mudah untuk menghilangkan bekas luka itu Baal." Ucap (namakamu).

"Pergi dari sini baal, aku butuh waktu." Ucap (namakamu) sembari menunduk.

"Aku akan tunggu sampe kamu mau maafin aku (namakamu), aku pergi dulu dahh." pamit Iqbaal.

Iqbaal melangkahkan kakinya keluar ruangan, apa yang Iqbaal takutkan benar benar terjadi, (namakamu) tak menerimanya kembali.

"Kak Iqbaal."

Diva berlari kearah Iqbaal. "Huhhh, Gimana kak?"

Iqbaal menunduk dan menggeleng pelan.

"Sabar ya kak, aku yakin kak (namakamu) bakal maafin kak Iqbaal." Ucap Diva memberi semangat.

Ujung bibir Iqbaal sedikit terangkat. "Makasih ya Div, Oh ya kamu udah makan belum?"

"Belum." Jawab Diva.

"Pas banget, makan yuk." Ajak Iqbaal.

"Yaudah deh kalo kak Iqbaal maksa mah ayo." Ucap Diva.

"Perasaan aku belum maksa deh." Ucap Iqbaal.

"Hehehe iya ya."

"Yaudah ayok." Ajak Iqbaal.

To Be Continued.
Winasyaidaa.
Slow update banget yaa? Haha. Sorry otak buntu banget, sabar yaa kelen semua.

Pria Manja (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang